1. Awal Baru

1.9K 161 163
                                    

Los Angeles, 9.30 p.m

Korea Selatan.

Negara unik yang memiliki banyak pesona dalam memancing para wisatawan mancanegara ini nampaknya tidak membuat pria bertubuh jangkung yang tengah menatap pemandangan luar jendela kamarnya tertarik untuk tinggal disana. Sorot sendu kedua manik laki-laki itu memindai hamparan laut yang luas di depannya, berdiri dengan tangan bersedekap dan sesekali menyisir rambut halusnya yang berjatuhan dikening ke belakang.

Satu-satunya negara yang paling tidak ingin dikunjungi oleh pria berdarah Korea itu rupanya akan menjadi tempat tinggalnya nanti. Selalu ada rasa sesak yang mendesak dari relung hatinya begitu mengingatnya, terutama jika itu menyangkut Pulau Jeju. Meskipun lelaki itu tidak akan tinggal di Jeju. Jika bukan karena hutang budi sialan ini, ia tidak akan sudi menginjakkan kakinya di negara itu lagi. Padahal sejak awal ia juga tidak ingin dipungut, Barrans si angkuh itulah yang terus membujuknya. Memanfaatkan ketidakberdayaan anak kecil polos yang baru saja kehilangan kedua orang tuanya secara tragis.

"Talon," panggil pria angkuh yang baru saja ia bicarakan tadi.

Sang empunya pun menoleh dengan malas. Menatap pria yang memasuki kamarnya dengan sebotol bourbon yang sudah habis setengahnya. Tangan kanannya yang menggenggam botol itu terulur didepan Talon. Talon menerima uluran itu, kemudian menenggaknya dengan kasar.

"Sudah siap?" tanya pria itu dengan senyum smirknya.

"Memang aku boleh berkata tidak?" jawab Talon sarkas.

Pria itu terkekeh, "Kau tidak punya pilihan lain, Talon."

"Kau menipuku sejak awal, Barrans."

"Bisakah kau sedikit menghargaiku?-"

"Aku bahkan tidak menikah demi merawatmu, kau seharusnya memanggilku Ayah." Talon menirukan kalimat yang dilontarkan Barrans dengan nada mengejek. Ia sangat hapal pria itu akan mengatakannya. Seolah kalimat itu sudah berputar berulang-ulang acap kali mereka terlibat sedikit pertikaian.

"Auch!" pekik Talon begitu tulang keringnya disepak oleh Barrans.

"Berhenti menirukanku, bodoh!"

Barrans kemudian duduk di kursi meja belajar Talon, meraih salah satu buku milik pria itu yang berjajar rapi dipojok meja dan membuka tiap lembarannya dengan singkat menggunakan jempol kanannya.

"Pikirkan sisi baiknya, kau bahkan bisa melanjutkan studimu disana. Jika kau terus-terusan disini, aku yakin kau hanya akan berakhir menjadi kasir café di pinggir jalan!" tegasnya.

Talon tercenung, ia memang memiliki keinginan untuk melanjutkan studinya. Namun apakah ia harus menempuh jalan seperti ini?

Talon adalah laki-laki berdarah Korea yang lahir di Los Angeles. Kedua orang tuanya memutuskan untuk pindah karena saat itu Ibunya, Lee Eun Jung, mendapatkan beasiswa Bachelor Degree di Universitas California. Tujuh tahun setelah kelahiran Talon, pasangan suami istri itu kemudian kembali ke Korea. Menetap di salah satu desa kecil di Pulau Jeju. Talon tidak pernah tahu alasannya, Ibunya selalu berkata bahwa sesukses apapun kita, kembali ke rumah [negara asal] adalah yang terbaik.

Tidak banyak yang terjadi, ayah dan ibu Talon sibuk bekerja di pusat pemerintahan. Sedangkan Talon menghabiskan hari-harinya sepulang sekolah di laut Jeju, mengamati betapa tangguhnya para haenyeo [perempuan laut] menangkap hewan-hewan laut. Talon begitu tertarik, ia mahir dalam berenang dan bahkan belajar menyelam sedikit demi sedikit di perairan bersama Kang Ok-Ja, seorang nenek yang di usianya yang sudah lanjut namun masih dengan semangat menggeluti profesinya sebagai haenyeo.

SWEET SORROW | Lee Taeyong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang