12. My First and Last

328 51 43
                                    

Seharusnya di hari libur ini Jina bisa menghabiskan waktu untuk tidur hingga siang dan menikmati me time-nya meski hanya sekedar streaming youtube atau menonton film. Tapi sejak fajar tadi--begitu Jina mengecek ponselnya--ia terkesiap membaca pesan Taeyong. Dengan gamblang lelaki itu bilang ingin mengajak Jina pergi? Yang benar saja!

LINE
Jina
Maaf, aku sibuk.
05.45 am

Sudah jelas Jina pasti menolaknya, lagipula kenapa pria itu tiba-tiba mengajaknya pergi? Seakan-akan hubungan mereka saat ini semakin dekat saja. Tak butuh waktu lama, ponsel Jina kembali berdering. Entah kenapa Jina membuka pesan itu sedikit gugup karena penasaran.

LINE
Taeyong
Kalau begitu aku akan datang ke apartemenmu dan memelukmu lagi supaya kau mau.
05.50 am

Anak setan, bisa-bisanya dia membahas itu lagi? Jina mendelik kaget, tanpa sadar pipinya memanas mengingat kejadian itu lagi.

LINE
Jina
Sinting!
06.00 am

Taeyong
Baiklah, sampai bertemu nanti~
06.02 am


Jina memutar bola matanya kesal. Seharusnya ia abaikan saja pesan laki-laki gila itu, tapi yang terjadi justru Jina kini berdiri didepan lemari pakaiannya. Memindai baju-baju yang sekiranya belum sering ia pakai akhir-akhir ini, dan yah, sudah jelas sekarang kamar Jina penuh dengan baju-baju yang berserakan.

Setelahnya ia bergegas mandi dan mengenakan pakaian casual, tidak perlu mengenakan dress juga kan? Jina tidak begitu suka jika dirinya tampak mencolok. Lima belas menit lagi sebelum pukul delapan tepat, tapi tunggu--kenapa Jina jadi memperhatikan jam sejak tadi?

Ddrrrttt... drrrttt...

Oh gawat, Jaehyun menelpon. Jina pikir itu Taeyong. Haruskah gadis itu bepamitan dengan Jaehyun?

"Selamat pagi, Jinaku."

Jina mengulum senyum, "Kau sudah bangun?"

"Tentu saja, apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Jaehyun dari seberang sambungan.

"Hmm, masih bersantai." Terdengar suara kekehan singkat dari sana.

"Cepat bangun dan bersihkan dirimu."

"Eh, memangnya kenapa?" Jina was-was, entah mengapa takut jika Jaehyun tiba-tiba juga mengajaknya pergi.

"Tidak apa, aku hanya tidak suka pacarku bermalas-malasan."

Jina terkekeh, "Baiklah."

"Hmm, tiba-tiba aku kehilangan kata-kata."

Jina terdiam, rasanya ia ingin mengatakan pada Jaehyun bahwa Taeyong mengajaknya pergi tapi entah mengapa lidahnya kelu untuk berkata.

"Jina..."

"Hm?"

"Aku tutup ya? Aku akan bersiap ke panti," final Jaehyun. Anehnya, Jina merasa lega pria itu mengakhiri teleponnya.

"Take care, Jae."

"You too, Jina. Remember, you are mine."

Jina tersenyum getir di balik ponselnya. Biasanya ia akan tersanjung mendengar Jaehyun yang mengakui dia sebagai miliknya, tapi sekarang ini, seolah kalimat itu justru terdengar seperti sebuah peringatan. Eh memangnya kenapa? Toh Jina juga tidak berselingkuh kan?

Jina mengibaskan kepalanya untuk mengusir pikiran-pikiran aneh, sesaat kemudian suara bel pintu berbunyi. Langsung saja Jina membuka pintu dan mendapati Taeyong yang sudah bersiap dihadapannya.



SWEET SORROW | Lee Taeyong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang