14. Talon

272 50 28
                                    

"Aku pernah melihatmu bersamanya."



Kalimat Bibi Shin rupanya terus terngiang-ngiang di pikiran Taeyong. Siapa kah oknum '-nya' yang dimaksud? Apakah salah satu mafia itu, atau... siapa?

Kilas memori Taeyong secara otomatis berputar ulang, mengingat-ingat dengan siapa dirinya menghabiskan waktu akhir-akhir ini.

Doyoung, Ten, Jaehyun, Mark, Jina, Kun, Jisub...

Tidak ada satupun orang asing yang memiliki potensi sebagai penjahat disini. Tidak mungkin salah satu diantara mereka.

"Yong, kenapa kau masih berada disini?" Sapa Jaehyun yang kini duduk menyebelahi Taeyong.

"Aku baru saja hendak beranjak dan kau justru ikut duduk disini sekarang," sahut Taeyong ringan.

"Ah, masalah kemarin, aku minta maaf. Aku tidak bermaksud ingin mencampuri urusan pribadimu." Jaehyun menyenggol lengan Taeyong pelan.

"Kau tidak melakukan kesalahan apapun," tukas Taeyong tersenyum. Jaehyun ikut membalas senyumnya, menampilkan lesung pipinya.

"Kau tidak bersama Jina?" Tanya Taeyong kemudian.

Jaehyun menggeleng, "Jina akan pergi ke membeli kebutuhan bulanannya dan aku sedang tidak dalam mood untuk menemaninya berbelanja."

"Kenapa?" Taeyong melirik Jaehyun tidak suka, tentu saja karena Jaehyun dengan mudahnya seakan mengabaikan gadis itu.

"Aku bercanda, Yong. Aku harus ke panti asuhan," kilah Jaehyun.

"Apa kau harus kesana setiap hari?"

Jaehyun mengedarkan pandangannya sekilas ke sekitar taman kampus sebelum menjawab pertanyaan itu, "Tidak selalu, urusan mendesak yang memaksaku untuk kesana."

"Urusan mendesak seperti apa?" Selidik Taeyong penuh curiga.

"Kenapa kau bertanya, Yong?" Jaehyun terkekeh sebentar.

"Ada orang tua yang hendak mengasuh salah satu anakku. Tentu saja aku harus memastikan mereka berada di tangan yang tepat," jelasnya gamblang.

"Apa pertanyaanku barusan membuatmu tidak nyaman?"

"Sama sekali tidak, Yong. Bagaimana jika kita pergi bersama? Akan lebih menyenangkan jika aku memiliki teman mengobrol," ajak Jaehyun ramah.

Taeyong menggeleng pelan, "Tidak perlu, aku punya urusan lain setelah ini."

"Ah, kalau begitu sampai jumpa lagi." Jaehyun kemudian beranjak dan berjalan menjauh sesaat sebelum memberikan senyum perpisahannya pada Taeyong.

Yang dimaksud Taeyong dengan urusannya adalah, pria itu hanya ingin mengawasi Jaehyun secara sembunyi-sembunyi. Menurutnya, jika ia harus berdampingan dengan Jaehyun akan membuatnya kurang fokus. Tentu saja itu karena Jaehyun yang akan terus mengajaknya berbicara.

Taeyong lebih senang melakukan pekerjaannya sendiri tanpa ada rekan yang menemani. Seperti saat ini, pria itu tengah memperhatikan Jaehyun yang baru saja turun dari mobilnya dan hendak memasuki minimarket. Taeyong tetap dalam posisinya di kursi kemudi sembari mengamati Jaehyun, mobilnya ia parkirkan beberapa meter dari seberang minimarket.

Beberapa menit kemudian Jaehyun keluar dari minimarket. Laki-laki itu berjalan santai menenteng satu kantong plastik di tangan kanannya, sementara tangan kirinya sesekali ia gunakan untuk membenarkan posisi handsfreenya.

Di saat itu juga, Taeyong menaruh curiga pada sosok lelaki berpakaian serba hitam yang berjalan dari jarak beberapa meter dari Jaehyun. Seketika itu Taeyong melepas sabuk pengamannya, lalu keluar dari mobil dengan gerakan gesit.

SWEET SORROW | Lee Taeyong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang