Chapter 02

225 40 6
                                    

Ig;_swllaaaa

Ig;_swllaaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__

02

-Jika jatuh cinta jangan bercerita pada senja, nanti kenangan akan senantiasa membasahinya


🕊

Langit sudah mulai menampakan senyumannya dengan memaparkan cahaya merona disudut bumi. Qinthara menatap ceria pantulan orange itu, seraya merentangkan kedua tangannya.

Senja namanya. Kalau kata orang senja itu adalah waktu yang romantis untuk menikmati keindahan yang melankolis. Senja juga saluran yang mampu memutar kembali kenangan yang ada dikepala.

"Tatak!!" oceh seorang bocah ikut berlonjak riang disampingnya.

"Iya kenapa Aaez?" gadis berkerudung hazelnut itu membungkukkan badannya mendekati wajah balita lucu itu.

"Ayah mana? Tok beyum puyang?" ucapnya dengan lucu mengatakan kalimat itu.

Qinthara tersenyum lembut seraya mencubit gemas pipi gembul adiknya. "Kita jemput Ayah, yuk?" tawarnya langsung diangguki oleh Aaez.

Keduanya berangkat menggunakan sepeda Onthel yang menjadi kendaraan daruratnya ketika ada keperluan keluar.

"Aaaaaaaaa," teriak Aaez merentangkan tangannya saat deru angin menyerbu tubuhnya.

"Aaez nyanyi dong, biar asyik!" suruh Qinthara tersenyum.

"Lihat kebunku.. Penuh dengan bunga.. Ada yang putih.. Dan ada yang merah.. Setiap hari kusiram semua, mawar melati semuanya indah.." lantunan lagu anak-anak itu dinyanyikan oleh gadis itu, diiringi oleh suara gagap laki-laki imut didepannya.

"Ihat ebuncu, nuh nyan unga.." ulangnya membuat Qinthara terkekeh keras.

Aaez Habbab, di usia tiga tahun dia termasuk salah satu anak yang memiliki pertumbuhan yang sangat baik, sangat lincah dan pintar, bahkan cara berfikir anak kecil itu sangat lah dewasa untuk anak seumurannya.

Diperjalanan, Qinthara tidak sengaja bertemu dengan seorang pemuda, ia adalah anak dari majikan ayahnya, yang tak lain adalah RT di kampung ini.

Basma Isyraq, laki-laki dua tahun lebih tua dari Qinthara, ia tampan, sholeh yang saat ini tengah berkuliah di salah satu kampus ternama di kota Bandung. Dia, juga laki-laki yang diam-diam memiliki perasaan kepada gadis yang saat ini tengah mendekat kearahnya menggunakan sepeda.

Basma selalu berdoa jika cinta dalam diamnya bisa berakhir seperti cinta Ali dan Fatimah.

"Assalamu'alaikum a Ama." sapa Qinthara sopan.

Tangisan Senja ; Asyura's DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang