chapter 10

67 27 5
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Bismillahirrahmanirrahim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


10

_

~Musuh sesungguhnya adalah teman yang terlihat peduli tapi mengkhianati.

_

"Plis Khanza! Tolong ngertiin juga posisi aku, Qinthara itu sahabat kita, gak seharusnya kita merahasiakan ini darinya, kalau Qinthara tau dia pasti akan mengira kita mengkhianatinya." Anum berucap dengan dada yang sedikit sesak. Emosinya seakan mencuat saat kedatangan Khanza yang memintanya untuk melakukan sesuatu.

Khanza mengerlingkan kedua matanya, kornea cokelatnya kembali tertuju kepada Anum yang tengah berdiri membelakanginya. "Sudah terlanjur Num! Kamu udah terlalu basah dalam permainan ini, gak ada hal yang lebih baik jika lo memilih mundur ataupun maju, jadi lebih baik lo terus membantu gue, supaya hasil kerja lo bisa gue kenang sebagai bentuk bantuan sebagai sahabat gue juga." Khanza ikut berdiri mendekati Anum.

"Gue tunggu besok sore, kita akan berangkat sama kak Naju, dan dia. Assalamu'alaikum." Setelah mengatakan itu Khanza pergi dari sana, meninggalkan Anum yang masih bergeming di tempat.

Maafin aku Qin...kamu kehilangan senjamu..batin Anum merasa bersalah.

_.._

Hari ini adalah hari perayaan kelulusan siswa-siswi kelas dua belas yang telah menerima tanda kelulusan beberapa hari yang lalu. Acara di gelar begitu meriah karena para guru merasa siswa-siswi angkatan ini adalah angkatan paling baik dari sebelumnya, karena selain berhasil mencapai nilai UN tertinggi di beberapa kota tersebut, mereka juga banyak sekali memberikan penghargaan untuk sekolah dengan prestasi yang mereka raih masing-masing.

Acara pembukaan sudah berlangsung beberapa menit yang lalu, semua para tamu undangan yang berasal dari orang tua para siswa dua belas sudah duduk di tepatnya masing-masing.

Seorang gadis bergamis putih dengan kerudung bewarna kuning kunyit, menatap sendu kumpulan para tamu tersebut, harusnya diantara mereka ada ayahnya, harusnya dia juga akan ikut bahagia karena nanti akan ada acara sungkeman kepada orang tua, tapi dia tidak akan bisa melakukannya karena ayahnya masih belum pulang.

"Qin?!" Sahut Fatimah dari jauh, Qinthara melambaikan tangannya ke arah gadis itu yang hendak menghampirinya saat ini.

"Kemana aja sih gue cariin dari tadi juga!" Dengus cewek itu setibanya di dekat Qinthara.

Qinthara terkekeh pelan, "Nyari kemana Fat? Orang gue dari tadi disini aja."

"Ya seluruh penjuru gue arungi tapi kagak ada, lagian ngapain disini sih, tempat khusus siswa kan udah disiapin."

Tangisan Senja ; Asyura's DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang