Mimpi

69 16 5
                                    

"Maafin gue zee." ucap seorang cowok yang tampak tak asing oleh Dista.

"Nama gue Dista, bukan zee." jawab Dista sarkas.

"Lo itu zee. Zee nya gue. Mine." ucap seseorang tersebut yang hampir mendekati Dista.

"Gak! Zee itu udah mati!" Dista semakin mundur ketika seseorang itu semakin mendekat.

"Zee masih hidup!" Teriak seseorang tersebut membuat Dista tersentak.

Seseorang tersebut mendekati Dista, Dista tak bisa mundur lagi karena dia sudah menempel ke tembok.

"Jangan takut sayang, disini ada aku. Kamu aman selama ada aku." ucap orang tersebut mengusap lembut pipi Dista.

"Pergi." Teriak Dista.

Seseorang itu pun perlahan menjauh, lalu hilang.

Dista terengah-engah, mimpi yang membuat Dista semakin takut. Takut dia kembali lagi.

Ternyata hari sudah pagi, jam dinding di kamar Dista sudah menunjukkan pukul 06.00, itu artinya Dista harus mandi sekarang.

Ia bergegas mandi, lalu setelah itu bersiap untuk berangkat menuju sekolah.

Dista turun dari lantai dua, dan disambut dengan keadaan keluarga yang dingin.

Dista melewati mereka tanpa menyapa salah seorang pun dari keluarganya.

Langkah Dista berhenti saat mamanya berbicara.

"Gak makan lagi kamu?" Mamanya bertanya dengan nada yang ketus.

"Dista kenyang." Ia menjawab tanpa berbalik arah dan langsung melanjutkan langkahnya.

Dista mengeluarkan kunci mobil nya dan mengendarai mobil nya dengan kecepatan sedang. Jam digital bermerk di pergelangan tangan nya telah menunjukkan pukul 06.15. Itu artinya, dia masih sempat untuk sarapan di kantin sekolah.

Tak perlu waktu lama, pukul 06.30 dia sudah sampai di sekolah dan langsung memarkirkan mobilnya.

Dista langsung bergegas ke kantin tanpa ke kelas dahulu, perutnya sudah berbunyi dari tadi.

"Mbak Yaya, Dista pesan nasi uduk 1 porsi ya."
"Iya, siap."

Dista duduk di kursi yang telah di sediakan.

Dista membuka handphone nya, dan mengecek line nya. Ada pesan yang masuk disana.

DirgaAxelio: Add back, zee.

Adista: Sebenernya mau lo apasi?

DirgaAxelio: Cuma pengen kenal Lo lebih deket.

Adista: Gak lucu.

DirgaAxelio: Lo yang lucu, cantik.
Read.

Dista memasukkan handphone nya ke dalam tas. Lagi lagi dirga mengingatkannya kepada sosok dia.

"Mbak, ini nasi uduk nya spesil buat orang cantik." ucap Mbak Yaya.

"Makasih ya mbak, btw special kali mbak, bukan spesil." Dista terkekeh kecil membuat bulan sabit tercetak di wajahnya.

"Ah, itu deh namanya. Saya kan gak tau, bahasa Inggris."
"Yaudah, permisi ke belakang ya neng." Lanjut nya.

Dibalas anggukan dan senyuman oleh Dista.

Setelah selesai makan, dia langsung membayar dan pergi menuju kelas nya X IPA 1.

Dista masuk ke kelasnya dengan kesal, karena Dirga tadi. Terlebih, Dirga sudah duduk di bangku sebelahnya membuat dia ingin menerkam wajah Dirga.

Dista melempar tasnya tepat di depan wajah Dirga yang sedang asik dengan game online di handphone nya.

"Weshh, santuy dong mbaknya." Ucap Dirga.

"Kalo lo mau gue santuy, jangan ganggu." Ucap Dista lalu duduk di bangku samping Dirga.

"Ya gimana ya, ini udah tugas gue buat ngejagain lo. Ini amanah yang harus dijaga, kalo nggak ntar--" Dirga sontak menutup mulutnya. Dia keceplosan.

"Ntar apa hah?" Tanya Dista mengguncang kedua bahu Dirga.

"Enggak kok, gue tadi lagi ngelantur. Jadinya ngomong yang enggak enggak." ucap Dirga mengalihkan.

"Oke. Gue mau tanya sama Lo. Tapi Lo jawab dengan seorang jujur jujurnya."  ucap Dista serius, tanpa sedikit ekspresi diberikannya. Hanya wajah datar.

"Oke, apa pertanyaannya."
"Ada 3 pertanyaannya. Yang pertama, sebenernya lo siapa?"

"Gue? Gue Dirga Axelio."
"Bukan. Lo bukan Dirga." ucap Dista membuat Dirga bingung.

"Pertanyaan kedua, kenapa lo manggil gue zee pas kemaren kita kenalan dan pas di parkiran?"
"Ya gimana ya, bagus aja kalo lo itu dipanggil zee."

"Okay, mulai hari ini, berhenti manggil gue zee. Gue gak suka"
"Terserah gue dong." Jawab Dirga

Dista memutar bola matanya malas.

"Pertanyaan ketiga." Dista sudah tak bisa membendung air matanya dan emosi yang sudah memuncak.

"LO SEBENERNYA SIAPA HA?! LO BUKAN DER--" Dista berteriak.

"Der siapa? Deretan mantan lo? Bukan lah." Dirga masih santai melihat Dista yang sudah menangis tersedu sedu.

Dista menungkup wajahnya dengan kedua tangannya, masih dengan tangisan. "Lo siapa Dirga?"

"Udah ah Ta, malu diliatin temen temen." Dirga berbisik kepada Dista.

"SORRY YA GAES, TADI TU KITA MAEN MAEN DOANG. INI DISTA JUGA GA BENERAN NANGIS KOK." Dirga berteriak kepada teman-teman nya agar tidak memperhatikan mereka.

"Kenapa Dirga mirip banget sama dia." Batin Dista.


Kalian suka gak sama part ini? Sorry pendek, gua lagi g dpt ide:v Part nya absurd pasti! Kira² part selanjutnya kalian team siapa?

#DistaDefran?
#DistaDirga?

Jangan lupa vote and comment okey:)

TBC.

Memories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang