Rival 2

43 13 4
                                    

Play mulmed ☺️

Happy reading guys 🤗

—————————————————————
Defran berpura-pura batuk "Ekhm."

Dista dan dirga yang awalnya sedang bercanda, terdiam melihat Defran.

"Kenapa kak?" Tanya Dista.
"Gapapa, Ta." jawab Defran.
"Perlu minum lo?" Tanya Dirga.

Defran menggeleng.

Hening beberapa saat diantara mereka bertiga dan Defran membuka suara duluan.

"Oh iya Ta, maaf soal beberapa hari lalu. Udah diapain sama Gebby?" Tanya Defran.
"Ga di apa-apain kok kak." jawabnya dengan senyuman sangat tipis.

"Gue minta maaf Ta, gara-gara gue lo jadi sakit gini." Ucap Defran.
"Sadar diri juga lo." Celetuk Dirga.

"Iya gapapa kak, udah gue maafin."

Dista mencubit pelan lengan Dirga, agar cowok itu diam.

"Awh, sakit tau yang." ucap Dirga sok-sok ngambek.
Defran yang melihat Dirga bergidik geli.

"Yang yang, pala lo peyang." Dista menjitak kepala Dirga.

Dirga pun pura-pura ngambek.

"Oh iya Ta, anak cowo kelas gue sama kelas lo ada collab dalam pelajaran seni budaya. Kita disuruh nyanyi." Ucap Defran menjelaskan.

"Oh ya? Seru dong kalo gitu, kakak se kelompok sama siapa?" Tanya Dista.
"Tuh, rival gue." Defran menunjuk Dirga.

Yang ditunjuk pun menolehkan wajahnya kearah Defran "Apa lo nunjuk-nunjuk gue? Fans lo?"

"Rival dalam apa ya kak?" Tanya Dista.
"Dalam ngerebutin lo." Jawab Dirga.

Defran memutar bola matanya, "Jadi gue mau nanya sama lo, tadi kita bingung nyari lagu apa buat nampil nanti. Kira-kira yang bagus lagu apa ya, Ta? Biar adil gitu nanya nya sama lo."

Dista tampak berpikir sebentar.

"Lagu tanpa tergesa, aja." Ucap Dista sambil memandang langit-langit kamarnya.

Defran dan Dirga terdiam, lalu berpandangan sebentar.

"Ngewakilin hati banget ya, Ta." batin Dirga.
"Anjir, di kode sama Dista buat ngejauh." batin Defran.

Mereka bertiga sibuk bergelut dengan pikiran masing-masing.

"Gimana? Boleh kan?" Dista membuka suara.
"Boleh." Ucap keduanya bersamaan.

"Jadi kapan kalian mau latihan." Tanya Dista.
"Belum tau." Ucap Defran.
"Besok." Ucap Dirga.

"Yang mana yang bener?" Tanya Dista bingung.
"Yaudah, besok kalian latihan. Gue ikut." lanjut Dista.

"Lo kan masih sakit." Ucap mereka berdua bersamaan lagi.
"Gue udah gapapa kok." Dista mencoba turun dari tempat tidurnya tapi kepalanya pusing sehingga ia hampir saja terjatuh jika tidak sigap Defran menopang nya.

"Sok romantis." Batin Dirga.

"Tuh kan lo masih sakit. Besok jangan ke sekolah dulu. Gue khawatir sama kesehatan lo. Gue panggilin dokter lo ya?" Defran tampak khawatir.

Dista menggeleng, lalu melepaskan tangan Defran dari bahunya. Ia kembali duduk diatas tempat tidurnya lagi.

"Kalian berdua pulang aja, gue mau tidur." Ucap Dista.

"Engga. Gue mau temenin lo." ucap Dirga.
"Enak aja lo, gue dateng duluan jadinya gue yang nemenin Dista." balas Defran.

"No! Kalian berdua pulang sekarang." Ucap Dista datar.

Memories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang