Play mulmed🎶
Happy reading 🤗
Dista duduk di meja belajarnya dan mengeluarkan sesuatu dari lacinya.
Diary.
Ia menggoreskan sesuatu disana dengan tinta hitam itu.
“Kukira kau benar benar ada, ternyata kau hanya imajinasi ku saja. Aku rindu kamu, lebih tepatnya kita:)”
-Zee.
Dista menutup diary nya, memasukkannya kembali kedalam laci. Ia menaiki tempat tidurnya, dan berbaring disana.
Saat Dista menutup matanya sebentar,
Krukk.. Krukk..
"Anjir, ganggu aja nih suara cacing gue. Mana mager lagi mau keluar." ucapnya.
Sebenarnya dirumah Dista ada makanan, hanya dia saja yang malas ketika makan dirumah. Takut orang tuanya sudah pulang. Ia sangat menghindari itu.
"Laper banget sih, keluar aja lah." ucapnya.
Ia hanya memakai hoodie hitam dipadukan dengan celana jeans selutut nya.
Dista segera mengambil handphone dan dompetnya. Hari ini dia akan jalan kaki saja, toh supermarket yang akan dikunjungi nya juga dekat dengan kompleknya.
"Serem banget aura nih komplek. Ya gitu lah, kebanyakan orang kaya. Sepi rumah." Dista bergumam sendiri.
Saat sudah sampai di tempat tujuan, Dista langsung mengambil keranjang yang telah disediakan. Hari ini dia tak ingin belanja banyak, karena ia tak membawa kendaraan.
Ia hanya mengambil mie dan beberapa cemilan untuk malam ini. Jangan lupakan cimory. Itu adalah minuman favorite Dista. Saat cewek lain kebanyakan suka eskrim, Dista juga suka tetapi ia lebih suka Cimory. CIMORY TETAP NOMOR 1, kata Dista.
Ia langsung menuju kasir untuk membayar.
"Totalnya Rp.63.000,00 mbak." ucap sang kasir.
Dista mengambil dompetnya, dan ternyata-- KOSONG!
"Shit. Gue salah bawa dompet. Ini kan dompet gue yang lama." Dista merutuki dirinya sendiri didalam hati. Ia berharap ada seorang pahlawan datang membantunya membayar semua ini.
"Bentar ya mbak." Dista membuat muka kasir itu semakin tidak bersahabat.
"Punya dia, saya yang bayar." ucap seseorang.
Saat Dista menoleh
"Kak Defran!"
Defran hanya menaikan satu alisnya.
"Jangan kak, biar gue bayar sendiri aja." Dista terkekeh.
"Gue tau lo salah bawa dompet, jadi terima aja." Defran menyerahkan kantong belanjaan Dista yang telah Defran bayar.
Jangan tanyakan keadaan Dista, sekarang wajahnya sudah merah padam menahan malu.
Dista mengambil kantong belanjaan nya "Makasih kak, besok gue ganti kok." Iya tersenyum tipis kearah Defran.
"Gak usah bayar pake duit, lo bayar pake permintaan gue. Gimana?"
"Ah gak usah kak, gue bisa bayar kok." Dista mengelak dari Defran. Kan ceritanya Dista sedang menjauhi Defran."Harus mau." Defran menarik tangan Dista kearah motornya.
"Pulang sama gue." Lanjutnya."Tapi kak--"
"Udah diem. Naik aja." Defran memotong ucapan Dista.

KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
Teen FictionAku adalah orang yang masih terjebak di dalam masa lalu, sulit untuk keluar. Hati pun sudah membeku, untuk saat ini tak ingin mengenal apa arti cinta lagi. -Adista Alzee