Why, Am I? [DONE]

Love Scenario

Hai! Lama gak jumpa wkwk

Mian, kalo gaje. Soalnya ngetik sambil ngantuk. Hehe,

Semoga suka ♥️

cuma selingan, yaa.. update yg lainnya ttp minggu depan hehe

Selese jam 23.20 WIB haduuh begadang kan jadinya 😅

Padahal jadwal UAS besok basing 😂

HAPPY READING!

.

02.32 KST

Dance room itu terisi oleh suara musik yang memutar lagu milik boygroup iKON yang berjudul Love Scenario.

Irama yang menyenangkan membuat siapapun yang mendengar, ingin menari. Begitu pula yang kini dilakukan seorang member gadis dari GirlGroup BLACKPINK. Disela kegiatannya sebagai seorang idol, ia senang menghabiskan waktu di room dance dan menari seharian kalau bisa. Terlebih jika pikirannya sedang bimbang, kacau, atau bahkan bahagia dan gembira.

Semua ia salurkan dengan tariannya.

Dan kali ini, musik milik sunbae-nya itu memenuhi ruangan. Yeah, lagu itu sangat bagus.

Lalisa.

Ia menarikan koreografi lagu tersebut dengan mata terpejam. Tetap menghadap cermin besar walau netranya tak terbuka untuk melihat setiap gerakan. Ia membiarkan tubuhnya bergerak mengikuti irama. Mengalir begitu saja, bersama alunan nada.

Oh, sekali lagi ku ucapkan. Lagu ini sangat bagus.

Tentang apa, ya?

Ah, iya. Perpisahan? Humm, kurasa boygroup yang satu itu banyak memiliki lagu tentang perpisahan. Atau, ketidakbersamaan. Ahaha, bahasa macam apa itu? Intinya, tak bersama.

Dan Lalisa, ia menyukai lagu-lagu mereka. Dari segi musik; nada, irama, beat, lirik, juga... maknanya?

“Huuhh,” nafas berat itu berhembus dari gadis yang masih melakukan tariannya hingga bait terakhir. Setia dengan mata terpejamnya, ia kembali memosisikan dirinya untuk lagu yang sama. Love Scenario. Ini sudah putaran keempat, ia masih tak bosan untuk mendengar dan menarikan gerakan yang sama.

Ia terlihat seperti seorang idol yang mempersiapkan comeback dengan banyak berlatih pada lagu yang sama.

Sayangnya, bukan.

Lalisa bukan tengah mempersiapkan comeback, apalagi itu adalah lagu sunbae-nya. Ia hanya, merasa redup. Ia kehilangan sesuatu dalam dirinya.

Ia paham. Lalisa paham makna lagu tersebut, maka dari itu ia terus saja memutarnya. Hingga sebuah suara pintu dibuka tertangkap pendengarannya, disusul suara seorang yeoja.

“Tak bosan, huh?”

“Pergilah, Jenn. Aku ingin sendiri.” Ini pertama kalinya, gadis itu bersikap demikian. Dingin dan tak memikirkan apa yang diucapkan.

“Jangan seperti ini, Lisa.”

“Seperti apa.” balas gadis Thailand itu, cepat. Ia menoleh seketika pada Jennie untuk beberapa sekon. Lalu kembali menatap pantulan dirinya pada cermin besar. Kini ia terduduk. Sepasang kakinya menekuk dan tangan bertumpu pada kedua lutut.

“Aku sedang tak ingin bicara dengan siapapun. Jangan ganggu aku,”

“Lisa,”

“Biarkan aku mengembalikan mood-ku, Jenn. Ku mohon.”