Why, Am I? [DONE]

누나 (Noona) // 3

안녕, 친구 ♥️
Kangen tak?
btw, besok aku Uprak OR jadi sekarang bisa nulis agak rileks karena ga begitu kepikiran sama teori :"

Okoke. Gatanya.

Skip ae, fine.

Mian, gajenya kumat.

Warning: 2k words lebih.

- HAPPY READING 💋-

Lalisa menatap keduanya, lama.

Mereka masuk ke dalam mobil kemudian. Sama-sama memasuki pintu bagian belakang. Jok penumpang.

Lisa tebak pasti sopir yang akan membawa keduanya pulang. Eh, pulang?

Gadis itu baru sadar. Jungkook bersama dengan istrinya, memasuki mobil yang sama. Bahkan sebelumnya mereka berlaku layaknya pasangan sesungguhnya.

Dimana hal itu sedikit mengejutkan Lisa, namun tak juga dipermasalahkannya.

Sepasang netra bulatnya tetap menatap. Memerhatikan lekat, tanpa mengalihkan sedikitpun. Sampai mobil milik Jungkook menjauh, tatapannya masih mengikutinya.

Sampai kendaraan roda empat yang membawa Jungkook beserta istrinya pergi itu menghilang dari pandangan, Lisa masih mengunci tatapannya.

Bahkan tak menyadari jika seseorang datang dan menepuk pelan bahunya. Membuat dirinya mau tak mau menoleh untuk melihat siapa pelakunya.

Seorang wanita dengan dress berwarna merah maroon tanpa lengan—namun sebuah jas tersampir menutupi lengan terbukanya—dan juga tas tangan berwarna senada. Surai panjanganya yang lurus dibiarkan tergerai hingga beberapa kali angin membuatnya berantakan—walau takkan bisa mengurangi kecantikannya sama sekali.

“Eonni,” Lalisa tersenyum disana. Senyuman tulus, tak pura-pura.

“Kau Ratu hari ini, kenapa malah menghilang dari pestamu sendiri?” wanita itu memegangi kedua lengan Lisa. Bertanya, namun belum mendapat respon dari si lawan bicara. Hingga akhirnya pertanyaannya kembali mengudara.

“Kau tak kedinginan? Harusnya pakailah sesuatu untuk melindungi tubuhm—” baru saja si wanita akan mengalihkan jas dari tubuhnya dan mengenakannya pada Lisa, Lisa menolak.

“Kau pakai saja, Jennie eonni. Aku baik-baik saja.”

Wanita yang merupakan Jennie itu menggelengkan kepala, tak setuju dengan penolakan Lisa.

“Kau bisa sakit,”

Lisa menatapnya redup, “Aku sudah sakit.”

Dan Jennie memahami itu. Sorotnya, suaranya, kerapuhannya. Yang bahkan tak pernah lagi ia lihat setelah satu minggu terakhir mereka bertemu.

Jennie memahaminya.

“Kau kuat, Lisa.”

“Bagaimana bisa? Aku bukan dirimu. Yang bisa menerima semuanya seiring waktu berjalan.” Lisa menghembuskan nafas, lelah.

Hening menguasai. Hingga dua menit berlalu.

“Bagaimana kau bisa menerima Yoongi oppa?” pertanyaan Lalisa menarik atensi Jennie.

Wanita yang menyandang status sebagai istri dari Yoongi Min itu menatap Lisa sembari melengkungkan senyum.

“Kau mencintainya?”

“Entahlah, yang jelas aku terbiasa. Dan.. Aku eungg.. — mungkin terdengar berlebihan, namun aku sungguh tidak bisa jika sehari saja tak melihatnya.”