You?! - (2)

1.7K 256 30
                                    

안녕!
Nii, yang katanya lanjut :v
Hope u like it! 💕




Happy Reading!
.
.

Lisa duduk dengan gelisah di ruangan gadis itu sendiri. Bekerja dengan tak fokus hingga beberapa lembar kerja bercecer tak karuan di meja. Saat mengetik di komputer pun ia sering salah dan membuatnya terus mengeluarkan decakan kesal.

Ck!” decakan kesekian kali.

“Kenapa, Lily?  Kau tampak tak fokus.” inilah, ini! Hal yang membuat pekerjaan Lisa berantakan.

Jungkook berada di ruangannya; mengawasinya bekerja dan selalu menggodanya yang berujung hingga Lisa kehilangan fokusnya. Hahh! Lelaki itu memiliki pekerjaan namun lebih memilih membawa berkas-berkas yang akan ditangani, ke ruangan Lisa. Dan mengerjakan pekerjaannya bersama diruangan gadis itu.

“Aku hanya kurang bisa fokus.” jawab Lisa, asal.

“Padahal ini masih pagi. Ah, mungkin karena kau belum sarapan? Kau bisa memesan makanan dulu untuk mengisi perutmu, lalu bekerja kembali dengan fokus.” Jungkook menyarankan.

“Kau belum sarapan?”

Lalisa menggeleng, tanpa menatap Jungkook. “Belum.”

Lalu Jungkook kembali berucap, “Sudah kuduga.”

Ingin sekali membalas, namun Lisa tak sedang tidak fokus kali ini. Takutnya nanti ia bicara tanpa berpikir; yang berujung pada dirinya kehilangan pekerjaan.

Ia kembali pada pekerjaannya. Mencoba fokus walau kenyataanya yang Jungkook katakan, benar. Ia tak bisa fokus karena perutnya kosong.

Tak lama kemudian, ketukan terdengar. Lisa hendak beranjak dan melihat siapa yang mengetuk pintu. Namun seruan Jungkook menghentikannya.

“Masuk!” setelah jawaban dari Jungkook, seorang pegawai kantin muncul dari balik pintu. Dengan paper bag di tangan, ia masuk dan membungkuk pada keduanya.

“Permisi, Tuan, Nona. Saya mengantar pesanan anda.”

“Pesanan? Siapa—”

“Silakan letakkan di sana.” Jungkook menunjuk meja Lisa dan pegawai itu menuruti perintahnya. Lalu pergi setelah pamit.

“Anda yang memesannya, Sajangnim?” Lisa menanyakannya dengan sopan. Dia masih ingat bahwa lelaki menyebalkan yang kini berjalan kearahnya itu masihlah atasannya. Ia harus menghormati.

“Untukmu, sayang.” ucap Jungkook, sembari membuka bingkisan dan mengeluarkan isinya.

“Maaf, sajangnim. Anda tidak perlu repot-rep—”

“Repot bagaimana sih, 'kan aku tinggal telpon dan seseorang akan mengantar. Aku bahkan tak beranjak dari kursiku untuk memesan makanan itu.”

Memang sih, tapikan.. “Saya bisa beli sendiri, sajangnim.”

“Berhenti begitu, sayang. Aku mengenalmu. Kau takkan mengisi perut sebelum matahari terik menyorotmu. Kau selalu lupa waktu.” cerocos Jungkook, kesal karena Lisa masih saja keras kepala seperti dulu.

Why, Am I? [DONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang