Epiphany ❄ 2

2.1K 290 10
                                    

아녕!
Selamat Malam minggu :)


Happy baca!

❄❄❄



Jennie benar.

Ah, lagipula kenapa dia harus berbohong ya 'kan? Tahu sendiri bagaimana blak-blakan'nya seorang Kim Jennie.

Aku melihat Taehyung duduk diatas motornya, sedang berbincang dengan seorang namja yang kutahu namanya adalah Baekhyun.

“Pelan pelan, Lisa. Tubuh kecilku tak bisa memapahmu lebih cepat.” kata Jennie. Yang sungguh sebenarnya membuatky ingin terkekeh. Ia mengakui kalau tubuhnya mungil.

“Tak usah menahan tawa, aku tahu kau mau meledekku.” celetuknya lagi, yang memang benar adanya. Woah?! Apa dia memiliki indra keenam? Membaca kata hati, mungkin?

“Aku tidak meledekmu.” elakku.

Terdengar hembusan nafas jengah dari gadis yang tengah memapahku ini. “Hah, terserah.”

Setelahnya, kami berjalan dalam hening. Sesekali erangan sakit keluar dari bibirku. Serius, ini benar-benar sakit! Efek obatnya sedang bekerja, kurasa.

Aku menunduk, menatap kakiku yang diperban dengan malang. Ah, kalau begini aku tak bisa menari untuk waktu yang lama.

Disaat aku meratapi kakiku yang pincang satu, suara pekikan seseorang mengejutkan aku.

“Lalisa! Kau kenapa, euh? Kakimu.. ” suara lantang penuh khawatir itu keluar dari bibir Baekhyun. Dasar laki-laki ini, heboh sekali.

Tak lama kemudian, Taehyung mendekat dengan raut khawatir yang begitu kentara. Bukannya aku sok tahu, tapi gurat di dahinya menunjukkan itu.

“Kenapa, Lice?”

“Aku baik-baik saja.” jawabku, pada keduanya.

Baru saja aku ingin melanjutkan perkataan agar mereka tak khawatir, Jennie sudah menyela. “Kakinya terkilir saat menari, lalu tak makan lagi setelah menari. Lalu bilang baik-baik saja? Hey, jangan percaya.” oceh Jennie. Seolah tak terima jika aku berbohong tentang keadaanku.

“Kau menari? Jungkook tahu?” ini Baekhyun yang bertanya. Raut serius yang sangat jarang kulihat, kini ia tunjukkan.

Aku menggeleng.

Hey, kenapa dia butuh ijin dari laki-laki itu? Dia saja tak butuh ijin dari Lisa untuk makan dengan gadis lain.” aku menoleh cepat padanya.

Lalu menyikut lengannya sebagai tanda protes. “Jenn.” gumamku, tegas.

“Aku benar.” ya, aku tahu. Dan itu menyakitiku.

Kenyataan terlalu banyak melukaiku hari ini.

“Lupakan, sekarang lebih baik kalian pulang. Tae, aku titip Lisa padamu ya. Antarkan dia hingga bertemu adiknya.” lalu Jennie mengusap lenganku. Disinilah, aku merasakan kelembutannya. Dia tersenyum ringan, lalu memelukku.

Aku membalas pelukannya.

Hembusan nafas panjang, terhembus berkali-kali. Aku paham, sedari tadi Jennie tersulut emosi. Dia gemas sendiri pada aku yang tetap bersikukuh mempertahankan Jungkook.

“Lisa, kau punya aku. I'll there for you, always. Don't worry,” aku mengangguk dalam pelukan.

Tiga puluh detik berlalu, kami melepas pelukan. Ia memberi lambaian tangan pada Taehyung dan Baekhyun, lalu pergi.

Why, Am I? [DONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang