Ya, Ian.
Pemuda tinggi yang selalu mengambil satu keranjang susu di waktu yang sama denganku. Itulah mengapa aku sering melihatnya. Dan, juga, setiap para penyanyi itu berada di tepi ladang. Sesekali aku juga melihatnya.
"Ian!" yang dipanggil, menoleh. Dan aku refleks melakukan hal yang sama. Satu pemuda datang padanya dan -sepertinya-pamit pergi, setelah mengumpulkan beberapa tomat.
Uh, dan aku masih belum beranjak dari tempatku. Padahal frater sudah ke rumah dan memerintahku untuk memetik tomat dengan segera sebelum senja datang, dan ladang akan lebih ramai.
Jadi, aku harus ke sana sekarang.
Aku beranjak. Untuk pulang dan mengambil keranjang rotan berukuran kecil. Lalu menuju ladang. Kulihat, Ian dan satu orang pemuda lainnya sudah tak ada di ladang.
"Ah, syukurlah mereka sudah pergi." aku tersenyum girang lalu berlari kecil ke arah ladang. Tak lama kemudian, seorang gadis datang dari arah kanan dan menggandeng lenganku secara tiba-tiba. Membuatku terkejut namun terkekeh kemudian.
"Jissey, kau mengejutkanku."
"Oh? Maaf, hihi. Kau mau memetik tomat? Bersama, ya?" aku mengangguk sebagai jawaban.
"Kira-kira, apa sudah banyak yang bisa dipanen?"
Dan kini aku mengedikan bahu.
"Entahlah, tapi kulihat tadi Victory, Jimm, dan... Ian. Mereka mendapatkan beberapa." jawabku, mengucap nama Ian perlahan.
"Victory, Jimm?"
"Iya, mereka."
"Bukankah hanya Jimm dan Ian yang merupakan penyanyi dalam familia Bang?"
Aku mengangguk lagi. "Yang kutahu dari frater, Seokjin Bang adalah pengrajin, bersama Victory. Kemudian Jimme dan Ian, penyanyi, sedangkan Hoseok Bang, sama sepertiku. Penari." ucapku, setelah mengingat-ingat.
"Kau benar! Ah, sudahlah. Mengapa pikirkan itu? Ayo, kita petik tomat sebelum ladang menjadi ramai."
Aku mengangguk lalu kami berjalan menuju ladang. Memetik tomat-tomat yang mulai tumbuh. Harus hati-hati karena kita tak boleh menyentuh yang belum matang. Atau itu akan mengganggu proses pematangan tanaman itu sendiri.
"Jissey! Mengapa jauh sekali, disana?" aku meneriakki Jissey yang nampak berada dalam jarak yang lumayan jaug dariku. Dia ada di sisi utara. Sedangkan aku berada di sisi selatan.
"Aku ingin melihat apa ada tanaman lain yang tumbuh juga!" balas Jissey, berseru juga.
Aku menghela nafas.
Biarlah, pikirku.
Lantas melirik keranjang rotanku yang berisi tiga buah tomat.
"Hhh, belum banyak yang matang." gumamku.
"Carilah sebelah timur, di sana banyak yang sudah bisa dipanen." namun sahutan itu membuat aku menyadari bahwa aku tak sendiri.
"...Ian?"
Aku bersumpah, aku mengucapkan namanya dengan sangat lirih. Tapi dia mendengarnya. Terbukti dia menjawabku.
"Ya, ini aku, Laliesa."
Aku mengedarkan pandangan perlahan. "Kukira kau sudah pergi,"
Dia menaikkan kedua alisnya. "Kau sedari tadi memerhatikan ladang?"
"Uh, iya. Sebenarnya, aku ada di sisi ladang, melihat kalian... menyanyi."
Aku mampu melihat, dia tersenyum tipis. "Frater-mu juga penyanyi, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Why, Am I? [DONE]
ФанфикAku tak tahu, kenapa semua terjadi tanpa bisa aku pahami. Ini hidupku, tapi aku bahkan tak memahaminya. Why? Note : kumpulan ONESHOOT dengan tokoh perempuannya adalah LISA BLACKPINK. Silahkan baca yuup! 👻 R+ Salam.. @Moilulu_