19. Orang Ketiga Dari Cerita Kita

432 29 6
                                    

"Dia memang orang ketiga dari cerita kita. Kita yang tak seharusnya sadar akan dunia ini, semuanya berubah ketika dia datang pada kita. Terutama padamu. Dan itu membuat ceritaku terlihat lebih menyedihkan. Lagi-lagi harus kutelan sendiri, kecewa yang sebabnya masih itu-itu saja. Patah hati berulang kali, patah hati yang harus kurawat sendiri, dan kau tidak akan pernah mengerti apa yang kurasakan...."

Klik(stage)

Sebuah rak sudah berjejer di ruang sempit ini. Sebuah bunda bulat terbuat dari keramik sudah mengisi tiap kotak kotak rak. Bahkan, bunga bunga cantik sesekali menghiasi tiap rak. Ya, tidak salah lagi ini adalah rumah abu.

"Kenapa? Kenapa kau membawaku ke tempat ini." Tanya Baek Kyung kesal.

"Ayah hanya ingin membuat kesalahpahaman ini selesai. Baek Kyung-a, ayah tak sejahat yang kau pikirkan. Ayah melakukan semua itu karena permintaan terakhir ibumu. Membuat dirimu menderita, ibumu meminta Ayah untuk mengakhiri hidupmu. Saat itu, tidak ada yang bisa dilakukan. Ayah meminta dokter Oh untuk melakukan eutanasia. Namun, tidak ada yang berhasil. Itu semua bertentangan dengan aturan. Satu satunya cara, ayah mencoba obat baru yang sedang diuji saat itu. Berharap ada keajaiban akan ibumu, tapi kenyataannya gagal. Dan keputusan Ayah sudah bulat."

"Tapi kau, itu sama saja kau membunuh ibuku. Pembunuh tetap pembunuh!" Teriak Baek Kyung seraya mencengkram kerah Ayahnya.

"Baek Kyung. Ayah tau, Ayah sangat bodoh. Melihat dan mendengar ibumu meringisi kesakitan, membuat ayah gila. Sering kali, matamu sembab karena terus menangisi ibumu. Ayah tak kuat melihatnya, dan sesekali ibumu hanya mengatakan tentang kepergiannya. Bahkan, ia hanya berharap satu, ia ingin mati lebih cepat. Melihatmu terus dilanda rasa harapan yang tak pasti, membuatnya hanya semakin menderita. Baek Kyung, ini semua sudah terjadi." Tuan Baek Kini mulai terisak menangis. Baek Kyung yang melihatnya kini tak tau dengan perasaan apa yang ia rasakan.

"Yeoboo.... Mianhe... Mianhe Yeobo. Aku sudah gila saat itu. Aku kehilangan akalku. Aku hanya mencoba untuk melakukan apa yang membuat kita bahagia. Namun nyatanya, uri Kyung, semakin menderita setelah kehilanganmu. Andaikan saja aku tak melakukannya, kau akan mendapatkan perpisahan yang lebih indah. Maafkan aku Ye Jin-a..." Ayah Baek Kyung berlutut menghadap makam mendiang istrinya itu.

"Kau memikirkan kebahagianku? Tapi kenapa kau terus memaksaku untuk selalu menikahi Dan Oh. Kenapa?"

"Ayah mana yang tak tau kebahagiaan putranya. Baek Kyung-a, kau tidak bisa menyembunyikan kebahagianmu. Sedari kecil, kau terus disisinya. Dan hanya saat itulah Ayah dapat melihat senyumanmu. Kau selalu terus merengek untuk pergi ke rumah Dan Oh. Tapi kini, ayah mengerti. Kau mencintainya tapi kini kau hanya takut kehilangannya. Kau tau apa yang ayah rasakan dulu akan ibumu? Jangan pernah mengulangi kesalahan yang sama. Tetaplah disisinya Baek Kyung. Berbahagialah, hentikan penderitaanmu sendiri. Ibumu selalu menginginkan itu darimu."

Baek Kyung tak bisa berkutik. Ia hanya tertegun memandang foto mendiang ibunya.

"Eomma, benarkah itu? Selama ini kau sangat menderita? Mianhe Oemma. Aku hanya membuatmu semakin terpuruk. Dan kini, aku hanya membuatnya semakin buruk. Mianhe" air mata mulai berjatuhan dari matanya.

"Yeoboo..." Panggil ibu tiri Baek Kyung yang sudah menangis memperhatikan mereka berdua.

"Kau sudah disini?" Tanya Tuan Baek dengan terkejut.

"Baek Kyung-a. Mianhe, aku lancang mengganggu kalian. Mari kita luruskan ini. Tanyakan padaku apa yang kau ingin tanyakan. Aku akan menjawabnya dengan terus terang." Ibu tirinya menatap Baek Kyung dengan penuh rasa kasih dan bersalah.

"Kau tidak salah yeobo.. Aku yang salah. Andai saja, hubungan kita baik baik saat itu, mungkin aku tidak akan menyakitimu. Baek Kyung-a, Ayah tidak berselingkuh dari ibumu. Itu terjadi begitu saja. Ayah dan ibumu hanya ditakdirkan melalui perjodohan. Tapi, Ayah terus berterima kasih mempunyai dirimu. Dan ayah memutuskan untuk mencari sosok ibu untukmu. Dan ayah bertemu dengannya lagi. Ayah hanya ingin melihatmu tidak berlarut larut dalam kehilangan. Mengertilah." Ibu tiri Baek Kyung kini memeluknya dengan erat. Baek Kyung tak berontak. Tubuhnya kini seakan telah menerima semuanya. Ia sudah mengerti dengan apa yang terjadi.

Extraordinary You (Fanfiction, Team Baekyung Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang