"Tenang bibi, Yeri pasti akan baik-baik saja." Taeyong sudah berulang kali menenangkan Ny.Kim yang terus-terusan menangis di depan pintu UGD. Wanita paruh baya itu berulang kali menyebutkan nama Yeri yang sedang berjuang untuk bertahan hidup di dalam sana.
"Taeyong, bagaimana ini bisa terjadi. Harusnya, bibi bisa lebih baik dalam memantaunya. Yerimmie, bertahanlah. Eomma mohon," Ny.Kim kembali menangis melihat kondisi anaknya yang membuat hatinya merasakan kekhawatiran yang tiada duanya. Inilah kasih sayang seorang ibu sebenarnya.
Tak lama kemudian, dokter yang memeriksa keadaan Yeri pun keluar. Menurunkan maskernya dan berjalan mendekati Ny.Kim
Untuk saat ini, Tn.Kim tidak bisa datang ke New York karena harus sibuk mengurus masalah perusahaannya yang ada di London. Meski raganya sibuk mengurus masalah perusahaan, namun hatinya sangat cemas dengan keadaan putri semata wayangnya itu.
"Apa anda ibu dari pasien?"
Ny.Kim mengangguk cepat, ia mengelap bekas air matanya yang masih terus membanjiri wajah setengah keriputnya.
"Bagaimana dengan kondisi putri saya, dok? Apa dia baik-baik saja? Apa tidak ada luka serius dari kecelakaan tersebut? Dokter, cepat jawab saya!"
Taeyong kembali menenangkan Ny.Kim yang tampaknya frustasi dengan apa yang ia hadapi sekarang.
"Saya harap anda bisa lebih tenang. Sebelumnya saya hanya ingin memberitahukan kepada keluarga pasien, bahwasanya pasien memiliki benturan yang hebat di daerah kepalanya. Hal itu sangat berdampak buruk dengan masa depannya, terlebih lagi, ia mengalami amnesia ringan dan gagar otak. Memar-memar di tubuhnya memang sedikit banyak, namun itu lebih mudah disembuhkan daripada gagar otak yang ia alami sekarang." jelas sang dokter yang sebelumnya sudah memeriksa keadaan lemah Yeri.
"Pasien sudah lebih baik sekarang. Namun ia kehilangan banyak darah, untung saja pria yang di sebelah anda membawa pasien ke rumah sakit tepat waktu. Mungkin kalau tidak, hal itu akan membuat kondisi pasien lebih parah dari sekarang." tambahnya.
"Terimakasih infonya, maafkan saya yang tadi sempat berperilaku tidak sopan dengan anda. Mengenai apa yang dokter jelaskan tadi, putri saya mengalami amnesia? Apa amnesianya sangat parah hingga membuatnya melupakan saya?" tanya Ny.Kim dengan ekspresi seriusnya.
"Saya belum tahu pasti. Tetapi, dia hanya melupakan beberapa orang yang pernah dekat denganya. Kita hanya bisa berdoa saja, agar pasien tidak melupakan orangtuanya dan pacarnya yang sudah membawanya kemari. Kalau begitu saya pamit dulu, kalau ada hal yang ingin ditanyakan, silahkan temui saya di ruangan kerja saya." Ny.Kim dan Taehyung hanya mengangguk singkat, lalu keduanya saling bertatapan aneh.
"Pacar? Kau namja chingunya Yeri?? Taeyong-ah! Dia sudah memiliki suami! Jangan mengganggu hubungan mereka!" Ny.Kim mencubit lengan Taeyong kuat. Sang empu meringis kesakitan dan mencoba melepaskan cubitan eomma Yeri.
"Bibi! Aku tidak mungkin menjadi orang ketiga!! Aku tidak pernah menyukai Yeri sekalipun!"
Bohong. Yah ali-ali mencoba meyakinkan Ny.Kim agar ia tidak salah faham dengan hubungan mereka.
Dan benar, Ny.Kim mulai melepaskan cubitannya dari lengan Taeyong. "Benarkah?"
"Tentu saja benar. Mana mungkin aku merusak hubungan teman masa kecilku sendiri?"
Ny.Kim mengangguk pelan, lalu berjalan memasuki ruang UGD yang berada di hadapannya.
"Eomma dan anaknya sama. Sama-sama kasar. I'm not like this, but I like her. Ash shit, sungguh perasaan yang merepotkan."
.
.
.
.
.
"Jungkook-ah. Yeri kecelakaan, dan aku tidak tau siapa yang sengaja menabraknya. Orangku tidak melaporkan mengenai plat mobil tersebut. Jadi, aku sama sekali tidak mengetahui siapa yang dengan sengaja ingin mencelakai Yeri."
Jungkook menatap Taehyung tajam, "Kenapa kau tidak menyuruh suruhanmu untuk memantau Yeri 24 jam? Bukankah aku sudah mengatakan hal itu sebelumnya?"
"Tidak bisa, aku sudah melakukan perjanjian padanya. Tidak boleh bekerja di atas jam 9 malam,"
"Berarti, Yeri mengalami kecelakaan jam 9 ke atas?"
"Iya,"
"Chakkaman, sepertinya ada hal yang tidak beres disini."
"Wae?"
"Beri aku data-data orangmu. Aku akan menyuruh orangku untuk memata-matai orang suruhanmu itu. Kau tidak perlu ikut campur, aku tidak akan menyalahkanmu kalau orang suruhanmu adalah orang yang sengaja menabrak Yeri."
"Jungkook, kau jangan gegabah. Aku bisa membantumu,"
"Tidak usah Taehyung-ah. Aku bisa mengatasi hal ini sendiri, toh aku sudah banyak berhutang budi padamu."
"Baiklah, jika kau membutuhkan bantuanku lagi. Hubungi aku kapan saja. Dan jika kau sudah mengetahui rahasia orangku, cepat hubungi aku, aku akan memecatnya tanpa memberi gaji."
"Tenang saja, aku akan segera memberitahumu setelah mengetahui yang sebenarnya."
***
"Yeri, apa kau mengingatku?" Ny.Kim berdiri di sebelah bangkar. Menatap Yeri dengan tatapan cemas.
"Apa kau juga mengingatku?" kali ini Taeyong yang bertanya. Rasa cemas masih menyelimuti hatinya sebelum Yeri benar-benar masih mengingat dirinya.
Gadis lemah itu mengangguk pelan, ia menatap kesekeliling seperti mencari keberadaan seseorang.
"Kau mencari siapa? Suamimu Jungkook? Ia berada di Korea, kami tidak akan memberitahu keluarganya mengenai kecelakaan yang terjadi padamu, makanya kami tidak menyuruh Jungkook datang kesini." seperti tau apa yang dicari Yeri, Ny.Kim langsung menjelaskan semuanya.
"Jungkook? Suami? Tunggu dulu, aku sudah pernah menikah? Dan.. siapa Jungkook?" tanyanya.
Kali ini, giliran Ny.Kim dan Taeyong terdiam dan saling menatap satu sama lain.
"Ka-kau melupakan Jungkook? Yang benar saja Kim Yerim. Jangan coba membohongiku,"
Yeri menggeleng, "Aku sama sekali tidak berbohong. Seumur hidupku, aku sepertinya tidak pernah mengenal nama itu."
"Yang kucari tadi adalah appa. Bukan nama pria asing yang eomma sebutkan tadi. Dimana appa? Apa ia tidak ikut menjengukku?" tambah Yeri. Ia benar-benar tidak mengingat mantan suaminya itu. Apa itu kebetulan? Atau hanya sebuah ilusi?
"Appamu sedang mengurus masalah di perusahaannya yang berada di London," ucap Taeyong sembari berjalan dan duduk di sofa ruang inap Yeri.
"Oh,"
"Yer, setelah kau keluar dari rumah sakit, kau harus pulang ke Korea dulu. Agar Jungkook tidak mencurigaimu. Kalau semisal kau bertemu dengannya, bersikap layaknya istri. Arasseo?" Ny.Kim menggenggam erat tangan putri semata wayangnya itu untuk mencoba meyakinkannya.
"Eomma, aku belum menikah. Berhenti mengatakan kalau aku sudah mempunyai suami. Menjijikkan sekali," Ny.Kim mendengus, kemudian mengangguk pasrah.
Aku akan membuatmu mengingat Jungkook lagi Yerimmie-nyk
tbc
hng, ni chpt gj bgt lol
gmood buat ngbuat soalny:'v
anjai mbr
ydh ah, silhkn vomment ges
makasii
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Did You Choose Me? •Jungri√ [s.2]
Fanfiction[Completed] Apa aku bisa memutar waktu? Aku ingin kembali ke masa-masa dulu. Menghapus perasaanku yang mulai timbul karena perhatian-perhatianmu. Kumohon, tinggalkan aku. Biarkan aku hidup tenang dengan orang lain. Tinggalkan aku Jeon Jungkook. Kumo...