"Gadis itu kenapa lama sekali," erang Jungkook menatap pintu kamar mandi yang sedari tadi tidak terbuka sedikitpun.
"Kim Yerim, kau itu lama sekali!"
Jungkook terus-terusan mengetuk pintu kamar mandi, menunggu Yeri membuka pintu kamar mandi tersebut.
"Tidak bisakah kau bersabar sebentar? Aku ini sedang memakai handuk," jawab Yeri dari dalam sana.
"Kalau begitu, cepatlah! Kita hampir telat!"
Karena kesal, Yeri segera membuka pintu kamar mandi dan menghampiri lemari pakaiannya. Memilih pakaian yang pas untuk makan malam nanti.
"Pakai saja pakaian hangatmu," saran Jungkook sembari menatap punggung Yeri yang terbalut handuk putihnya.
"Benar juga,"
Tak butuh waktu lama bagi Yeri memakai pakaian hangatnya. Kini, bagian Yeri untuk menata rambut panjangnya.
"Aku akan membantumu menyisir rambut," Jungkook mengambil sofa kecil dan duduk di belakang Yeri.
"Waw, kau baik sekali." kekeh Yeri.
"Aku selalu baik padamu,"
Jungkook mengambil sisir Yeri dan mulai menyisir surai lembut istrinya itu. Ia meletakkan rambut Yeri ke salah satu bahunya, dan menatap cermin.
"Aku ingin sekali menyentuhmu,"
Yeri mendecih. Ia sudah memperkirakan hal ini sebelumnya.
"Bisakah kau menahan nafsumu itu?"
"Kalau begitu, kita akan melakukannya kapan? Appa dan eomma terus saja mendesakku," Jungkook mengerang frustasi.
"Nanti malam,"
Jungkook menatap Yeri tak percaya, "Pakai pengaman?"
Yeri menghembuskan nafasnya panjang, "Tanpa pengaman,"
"Heii, kau serius? Apa kau sudah siap melakukannya denganku?"
"Sudah," balas Yeri datar.
"Baiklah, ayo kita makan malam. Aku sudah tidak sabar melakukannya denganmu,"
"Dasar lelaki penafsu,"
Jungkook terkekeh kecil, lalu menggenggam tangan Yeri dan berjalan beriringan keluar kamar.
"Eomma, Jungkook dan Yeri berangkat dulu, ne? Sepertinya nanti malam kita tidak akan pulang, kita akan memesan satu kamar hotel. Kalian pasti sudah ingin menimang cucu! Kami akan melakukannya nanti malam!"
Yeri menatap tajam Jungkook, lalu mengalihkan pandangannya ke arah kedua eommanya.
"Jangan hiraukan Jungkook, eomma."
"Kalian cepat-cepatlah melakukannya! Kalau perlu lakukan saja setiap hari, agar hasilnya cepat terlihat." Ny.Jeon mendorong sepasang kekasih itu keluar dari apartement. Menutup pintu, dan mengunci pintu apartement dengan senang.
"Kita akan menimang cucu!!"
Mendengar teriakan kedua eomma mereka, Yeri dan Jungkook tertawa keras. Entahlah, ini sangat lucu.
"Kalau begitu, ayo kita berangkat."
.
.
.
.
.
"Hei, kenapa kau menutup mataku segala?" Yeri meraba kain yang menutupi kedua matanya.
"Agar lebih meriah," Jungkook mencium pipi Yeri sekilas. Ia menggenggam tangan Yeri dan membawanya ke pinggir pantai.
"Kau membawaku kemana, Tuan Jeon!"
"Diam saja dan perhatikan,"
Yeri mengerang kesal, "Bagaimana caraku memperhatikan? Mataku saja kau tutup,"
Jungkook terkekeh kecil, lalu membuka pengait kain tersebut. Jungkook memetikkan jarinya, detik kemudian, kembang api itu menyapa penglihatan Yeri. Membuat gadis kecil itu termenung sebentar.
Jungkook berjongkok di hadapan Yeri, membuka box kecil itu dan tatapannya beralih ke arah Yeri.
"Will you marry me? Untuk kedua kalinya mungkin? Haha," tatapan Jungkook menunggu balasan Yeri. Tapi Yeri menatap cincin permata dengan tatapan datar. Sama sekali tidak memberi respond apapun.
"Kau tidak mau?"
Yeri menatap Jungkook, "Aku masih ingat dengan kejadian waktu itu. Dan aku tidak ingin merasakan sakit hati lagi,"
Jungkook tersenyum kecil, "Aku tidak akan mengkhianatimu lagi, ok? Aku berjanji,"
"Bagaimana kalau di kemudian hari kau mengkhianatiku?"
"Tidak mungkin. Kau akan menjadi satu-satunya wanita yang akan hidup bersamaku sampai kita tua nanti,"
"Benarkah?"
"Tentu saja,"
"Baiklah. Aku akan menyetujui lamaranmu ini,"
Jungkook tersenyum senang, ia berdiri dan segera memasangkan cincin itu pada jari manis Yeri.
"Tunggu, bukankah ini cincin yang kubuang di kebun belakang mansion? Apa kau mengambilnya lagi?"
Jungkook memiringkan kepalanya, "Sepertinya kau tahu jawabannya."
Tak terasa, Yeri menitikkan air mata kebahagiaannya. Ia segera memeluk Jungkook, menuangkan rasa kebahagiaan itu melalui pelukan mereka.
Jungkook membalas pelukan Yeri, "Gomawo, chagi-ah."
"Untuk apa?"
"Semuanya. Kau sudah bisa mengajarkanku apa itu kehidupan. Kau mengajarkanku makna dari sebuah cinta. Kau mengajarkanku segalanya. Kau berhasil mengubahku, dan mampu membuatku takut kehilanganmu. Terimakasih," Jungkook semakin mengeratkan pelukannya.
"Bukan aku yang mengajarkanmu tentang semua itu. Tapi hatimu sendiri yang tergerak untuk melakukannya," Yeri mendongak. Menatap wajah suaminya yang terlihat tampan.
"Baiklah, lupakan saja. Yang penting, aku mencintaimu."
"Jangan tinggalkan aku lagi, Jeon Jungkook. Aku tidak akan mempercayaimu lagi kalau kau meninggalkanmu."
"Aku tidak akan meninggalkanmu. Untuk selamanya,"
-The End-
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Did You Choose Me? •Jungri√ [s.2]
Fanfiction[Completed] Apa aku bisa memutar waktu? Aku ingin kembali ke masa-masa dulu. Menghapus perasaanku yang mulai timbul karena perhatian-perhatianmu. Kumohon, tinggalkan aku. Biarkan aku hidup tenang dengan orang lain. Tinggalkan aku Jeon Jungkook. Kumo...