" apa yang kamu ceritakan ini benar sha?. Aku mengenal baik sosok Zafran. Ia tak mungkin melakukan perbuatan sehina itu." Protes Ayana tak percaya
" Ayana kamu tak berada disitu saat kejadian itu berlangsung, jadi tolong diam lah." Tegur Hana-umi Ailsha
" Iya mi,...Ayana tau, tapi Ayana kenal siapa Zafran itu. Dia lelaki yang baik, pemahaman agamanya juga lumayan. Tak ada yang diragukan lagi dari pribadi Zafran." Balas Ayana tak terima. Hana pun juga tak mau kalah, akhirnya terjadi perdebatan kecil diantara Ayana dan Hana. Keduanya sama-sama mempertahankan pendapatnya masing- masing. Ayman yang mulai geram akhirnya bangkit dan angkat bicara.
" Umi, Ayana diam lah!. Ayana dimana kesopanan mu, jaga biacara mu didepan umi. Sudah mi, biar Abi yang selesaikan ini semua. Kasihan Ailsha, kita harus segera mengambil tindakan. Abi apapun keputusan Abi nanti, Insya Allah Ailsha siap menerimanya. Benarkah itu Ailsha.? "
"Ailsha selalu siap menjalankan apapun keputusan Abi nantinya." Jelas Ailsha dengan hati yang mantap.
" Baiklah, kalau begitu abi ingin kamu keluar dari kantor itu dan mengasingkan diri ke pondok kyai Agus yang ada di Banten. Disana kamu akan belajar lebih dalam lagi mengenai Al- Qur'an dan Abi rasa kamu memang harus lebih memperdalam ilmu Al-Qur'an Ailsha. Bagaimana apa ada yang keberatan?"
" Demi Allah bi, Ailsha akan menuruti perintah Abi dengan senang hati."
" mondok saja tidak cukup bi...Ayman ingin Ailsha juga mengenakan cadar, agar nantinya tak ada satupun lelaki yang berani menyakitinya lagi." Tegas Ayman. Meski sempat tercengang dengan pendapat yang dilontarkan Ayman, akhirnya semua pun setuju. Dan rencana nya lusa Ailsha akan segera diantar ke pondok Kyai Agus yang berada di Banten.
Lusa pun tiba....
" Ailsha apa kamu sudah siap nak." Tanya Hana ketika telah sampai digerbang pondok.
" Iya mi, Ailsha sudah siap kok. Lagian ini semua juga salah ku, aku selalu siap menerima apapun itu keputusan abi." ucap Ailsha dengan mantap. Pandangannya pun diedarkan ke seantero pondok, tampak para santriwati berlalu-lalang dengan kitab Al-Qur'an di dekapan mereka. Ya Allah semoga ditempat inilah aku akan mnjadi lebih baik nantinya, bantu aku berubah meski aku tahu aku bukanlah seorang wanita ahli syurga tapi percayalah aku takut dengan jahim-MU, Ya Allah. pinta Ailsha ketika menuruni mobil. Suara lantunan ayat suci yang bersahutan, menyambut kedatangan Ailsha dan sekeluarga sore ini. Hawa sejuk dan pemandangan latar belakang pondok yang natural, menambah suasana tenang di hati Ailsha. Segaris lengkung indah pun merekah di bibir Ailsha. Hatinya tak berhenti menggemakan 99 Asma-Nya.
" Ailsha,... ayo kita ke Bu Nyai nak, beliau sudah menunggu di depan." Ajak Hana sembari menunjuk seorang wanita bergamis hijau toska yang tengah berdiri tepat di depan pintu kantor.
" Assalammualaikum, Bu Nyai Rukmini ya?" tanya Hana memastikan.
" eh... Wa alaikum salam bu, Njih, ini dengan saya. njenengan Bu Hana dan ini putrinya Ailsha kah?"
" Njih bu, ini anak saya Ailsha."
" oh.. mari saya antar ke kamarnya Ailsha. Saya sudah tunggu dari tadi. Alhamdulillah akhirnya datang juga. semoga kamu kerasan disini ya nduk."
" iya bu." balas Ailsha kalem
Ailsha dan Hana pun segera berjalan mengekori Bu Nyai menyusuri lorong menuju kamar Ailsha.
" nah... ini kamar kamu nak Ailsha. gimana apa kamu merasa nyaman disini?" Tanya Bu Nyai memastikan.
" Ehh... Insya Allah Ailsha selalu nyaman kok Bu Nyai." Jawab Ailsha sekenanya.
" Baiklah kalau begitu, tata semua barang-barangmu dengan rapi ya nak. Jaga kesehatanmu, belajarlah dengan sungguh-sungguh di pondok ini, cari ilmu akherat sebanyak mungkin nak, banggakanlah umi dan abi mu kelak di akhirat. Kami menyayangimu Ailsha." Petuah Hana penuh kasih sayang, sebelum akhirnya mendaratkan kecupan hangat di kening Ailsha. Semangat Ailsha pun menyeruak seketika, memenuhi qalbunya tanpa ada celah sedikitpun. Seulas senyum mengembang pada bibir Ailsha.
" Iya mi." jawab Ailsha penuh keikhlasan.
Hana dan Bu Nyai pun perlahan melangkahkan kaki meninggalkan kamar Ailsha. kini tinggal Ailsha yang ada didalam ruangan minimalis tersebut. Segera Ailsha mengeluarkan seluruh barang-barang yang ada di dalam kopernya. Kemudian menata semuanya dengan rapi pada tempatnya masing-masing.
Satu jam sudah Ailsha membereskan seluruh barang-barang bawaannya. kini Ailsha pun memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum akhirnya bergabung pada kegiatan yang ada di pondok ini. Tiba-tiba...
" Heee... sok-sok an banget yaaa. Mentang-mentang anak baru, malah enak-enak an tidur di sini, mohon maaf ya neng ini tuh pondok bukan hotel bintang 5. Ngerti!!!" suara melengking seorang wanita membangunkan Ailsha dari tidur lelapnya. Ailsha pun segera bangkit dan mendapati seorang wanita bergamis hitam dengan kerudung pink tengah berdiri di ambang pintu dengan melipat tangan dan menatap tajam ke arah Ailsha.
" Astaghfirullah, maaf mbak. Tapi saya baru saja sampai di pondok ini." Jawab Ailsha seraya mengucek matanya, berusaha mengumpulkan separuh nyawanya.
" Helehh..., banyak alasan. Bangun.., bangun. Tugas kamu di dapur itu banyak. gak usah manja deh. Kamu gak punya pembantu ya disini. kalau gak mau susah ya nggak disini tempatnya. Gak ada tempat buat orang kayak kamu disini. kerjanya cuman mau yang enak. Dasar wanita lemah." ketus wanita itu sarkartis.
Deggg
" iya, saya akan menyusul." Balas Ailsha sambil menghelas nafas panjang.
"Yaudah, bagus. Buruan. Nggak pakek lama." Wanita itu pun segera beranjak meninggal kamar Ailsha seraya membanting pintu kamar Ailsha. Membuat Ailsha hanya terdiam ditempat, Tertegun menyaksikan perlakuan wanita tersebut. Ingin rasanya Ailsha lenyap dari tempat ini. Sungguh semua ini berada diluar ekspektasi Ailsha. Matanya mulai memanas mendengar pernyataan barusan. Apa salahnya saat ini,? ia adalah anak baru ditempat ini yang tak tahu menahu mengenai apapun itu. Kalimat istighfar berkali-kali Ailsha sebut alam batinnya, berusaha menahan berbagai rasa yang bergejolak di dadanya kala ini. ya Allah kuatkan hamba-Mu ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Khimar Ailsha
Kısa Hikayekarna pada intinya, sejauh apa aku melangkah, takdir Allah masih berkuasa diatas segala-Nya. @Ailsha