Typo mohon di maafkeun, kalau bisa mention please..
Yaudah, happy reading..
April POV
Dengan senyum mengembang ku langkahkan kaki keluar dari dalam taxi sambil menenteng bekal yang baru aku masak, bahkan masih terasa hangat. Sekarang aku berada di depan rumah Alan, mengingat ini hari minggu aku berinisiatif untuk berkunjung.
Namun, saat aku berada tepat di depan pagar rumah itu langkah ku harus terhenti. Rasa sesak menghinggapi dada sekujur tubuh ku menjadi panas dingin, lalu ku gigit bibir, sakit terasa berarti ini nyata. Senyum sumringah pun hilang tanpa di pinta.
Ku lihat seorang perempuan melingkarkan lengannya pada pinggang Alan dan mencium mesra pipi lelaki itu. Alan pun tanpa canggung juga melakukannya. Dengan senyum bahagia ia merangkul pinggang ramping perempuan itu masuk ke dalam rumah.
Langsung ku balikkan badan ku langkahkan kaki menjauh dari pelataran, tak kuasa melihat semua itu tak ku sangka kepercayaan ku kini di khianati di depan mata kepala ku sendiri menyaksikan orang baru yang menghiasi hati kini menghancurkan seperti ini.
Masih terekam jelas saat beberapa waktu lalu ia mengucapkan kata-kata manis serta merta perlakuan romantis yang membuat ku melayang layang serasa terbang, kini di jatuhkan dengan tanpa perasaan. Menimbulkan luka baru nan segar yang tak berdarah.
Apakah semua itu hanya pengelabu semata? Entahlah..
Ku hapus air mata yang mulai berjatuhan membasahi pipi, ku coba untuk tak menangis namun kejadian tadi terus mengantui tanpa henti membuat hati ku kembali meratapi. Mencoba untuk kuat namun aku terlalu lemah untuk melakukannya.
Ku panggil taxi dan melaju entah kemana “jalan aja dulu Pak.” Sang sopir pun mengangguk.
Rasa sesak kian bertambah di dalam dada saat raga mulai menjauh dari sana, namun hati yang hancur berkeping serasa di tikam belati dengan kerasnya.
Haruskah seperti ini? Ketika aku kembali mulai percaya akan cinta, yang katanya dapat memberi bahagia namun yang ku rasa hanya sementara sekarang sudah memberi luka.
<<<<<<<>>>>>>>>
“Lo yakin kalau itu pacarnya?” April sekarang berada di Mall bersama Anis, setelah kejadian tadi ia pun memutuskan untuk mengajak Anis bertemu.
“Gimana enggak, perlakuan dia itu udah nunjukin Nis kalau mereka itu punya hubungan spesial.” Jawab nya dengan yakin.
Anis menggigit jari, melihat April yang kekeh dan yakin bahwa perempuan yang bersama Alan tadi pagi adalah salah satu pacar nya.
“Gini aja deh, lo udah coba hubungin dia?” Anis mendengus lalu mencoba bertanya pada April.
“Belum, gue nggak mau harus kena darah tinggi Cuma gara-gara cowok.”
“Mending lo coba hubungin deh, nggak ada salah nya juga April. Demi hubungan kalian, ada kala nya manis itu pergi di gantikan dengan pahit tapi lo harus ingat kalau hidup itu juga ada roda nya April.” Mencoba memberi sedikit pengertian mungkin menjadi pilihan untuk Anis, yang ia harap bisa meringankan sedikit beban sahabatnya itu.
Akhirnya April pun mengkuti saran dari Anis, mencoba menghubungi Alan. Tapi sudah ketiga kali ia hubungi tidak ada tanda-tanda bahwa Alan mengangkat telepon darinya.
“Lo liat sendiri kan, dia nggak angkat.” Setengah mati April menahan sesak di dada, ia teramat kesal membayangkan sedang apa dan apa yang di lakukan Alan bersama perempuan itu.
Anis mengelus tangan April, mencoba menenangkan “Yaudah, kita jalan-jalan aja yuk, baru gajian kan ya? Belanja donggg.” Anis memainkan alis nya mencoba menghibur April, April pun tersenyum lalu mengangguk.
<<<<<<<>>>>>>>
Kini aku dan Anis menjadi heboh sendiri memilih dan memilah baju-bahu yang ada.
Kami histeris saat melihat ada diskon besar-besaran dari mulai baju, celana, tas , sepatu dan masih banyak lagi yang lainnya.
Ku lihat tas belanja Anis yang mulai penuh dengan baju dan barang lainnya, ia bahkan tak perduli lagi atau mungkin lupa bahwa ia sedang bersama ku, karena keasyikan memilih aku jadi di abaikan.
“Sebanyak ini Nis, perasaan terakhir kali gue ke apartemen lo, dan liat isi lemarin lo banyak banget baju baru dan sekarang loe mau beli baju lagi sebanyak ini?”
“hehe..mumpung diskon April, kan ntar kalau nggak di pakek bisa gue jual lagi, gampangkan?” April di buat geleng kepala dengan ucapan Anis.
“Okey, gue nggak terima utangan ya.” April melipat tangan di dada laku memutar badannya.
“Dasar lo ya, main ngancem-ngancem.”
<<<<<<<>>>>>>>
Sekarang mereka berdua berada di toko perhiasan, April meneliti banyak sekali pilihan terbaru disana ia ingin membeli salah satu cincin emas untuk simpanannya.
Dulu ibunya pernah bilang, beli lah perhiasan berharga seperti emas agar suatu saat bisa kembali di jual di saat terdesak membutuhkan uang. April sudah melakukannya dan cukup menbantunya di waktu genting.
“Lo mau beli apa Nis?”
“Gue mau beli cincin perak aja, kayak nya bagus. Kalau cincin emas ntar aja deh kalau udah ada yang lamar.” Keduanya pun terbahak.
Lalu ia kembali meneliti dan meminta dua cincin emas yang ia menarik perhatiannya sebagai perbandingan.
“Lebih bagus yang mana ya Nis? Yang kanan atau yang kiri?” Tanya April meminta pendapat Anis.
“Keduanya bagus, tapi kalau gue pribadi sih lebih suka yang kanan ini, lebih simple.” Ucapan Anis terhenti melihat April yang diam menatap lurus kedepan dengam mata membesar. “April, lo kenapa?”
“April.”Anis menoleh ke belakang melihat sumber suara yang menyebut nama April.
Disana terlihat Alan dengan seorang perempuan sedang memilih perhiasan.
Kedua nya terlihat begitu akrab, sesekali mereka tertawa saat memilih.
Bercanda tawa tanpa tahu bahwa April disana menahan sakit nya melihat mereka berdua.
April beranjak dari tempat duduk nya, ia berlari sekencang mungkin, ia tak mau Alan melihat air mata nya yang akan segera jatuh April tak mau terlihat lemah.
Terlihat Alan yang juga berlari mengejar nya dengan menyebut nyebut namanya mencoba meminta April untuk berhenti.
“April aku bisa jelasin, tolong berhenti dulu. Apa yang kamu lihat nggak seperti apa yang kamu pikirkan April.”April tak membalas ia tetap berlari.
Air mata yang ia coba tahan pun telah luruh membasahi pipi.
Setengah hati nya seolah terbang entah kemana terasa kosong dan begitu hampa, pecah dan tak bisa di satukan kembali.
Jika ia tahu akan seperti ini, lebih baik ia menepi.
Namun langkah nya mulai goyah dan tertatih sehingga Alan berhasil menyamai langkah mereka, mengikis jarak mendekap April sekuatnya.
April mencoba meronta, tetapi dekapan itu terlalu kuat membuatnya tak bisa bergerak.
“Jangan nangis!”
“Kamu yang buat aku nangis.”
“okey, aku minta maaf aku mohon kamu dengerin dulu penjelasan aku.”
“Apa lagi yang mau di jelasin semua nya udah jelas aku ikhlas kok.”
“April, nggak semua yang kamu lihat itu sama dengan yang kamu pikirkan, please dengerin aku dulu. Ayo.”
Alan merangkul bahu April, lalu menuntun nya ke sebuah kursi yang disana juga sudah ada Anis dan perempuan yang tadi bersama Alan.
“April dia Clara, adik angkat aku dia baru datang dari Yogyakarta. Clara kenalin dia pacar kakak.”pipi April memanas saat Alan memperkenalkan ia sebagai pacar, ada rasa senang di hatinya mendengar itu.
Namun sedikit rasa bersalah menelusup di dalam hatinya, karena sudah berprasangka buruk terhadap Alan dan Clara.
Clara pun menjabat tangan April ia tersenyum “Clara kak, maaf loh udah bikin kakak cemburu.” Ah, sepertinya Alan dan Clara mempunyai kesamaan, sama-sama menyebalkan jika berbicara.
“Terus tadi kalian ngapain ke toko perhiasan?” Alan dan Clara di buat saling pandang oleh pertanyaan April.
“Harus aku jawab sekarang, sayang?” April mengangguk Alan pun menyerah.
“Aku berencana beli sebuah cincin untuk seseorang yang saat ini sangat berharga buat aku, yaitu kamu April.” April tersipu malu lalu ia memandang Anis perempuan itu manampilkan senyum termanisnya dan mengangguk.
“Aku ajak Clara karena aku butuh pendapat dia buat pilih salah satu cincin disana dan buat surprise buat kamu eh malah runyam begini.”
“Jadi tadi pagi itu aku liat kalian pelukan di depan rumah, jadi aku simpulin kalau kamu selingkuh maaf ya aku udah berpikiran macem-macem sama kamu, kakak minta maaf ya Clara?”
“Santai kak.”jawab Clara.
“April, Will You Marry Me?”
Deg!
Aku ucapin terima kasih banyak, banyak terima kasih buat yang udah baca
Kira-kira jawaban April apa yaw?
Iya or enggak?
Di tunggu di part selanjutnya ya!
See you next part....
Jangan lupa Vote and coment! Share juga buat temen-temen kalian imut baca yuhu...!!
KAMU SEDANG MEMBACA
#MY BASTARD BOS
General FictionKisah cinta Alan dan April memang begitu rumit, dan memang itu semua adalah perjalan hidup. Benci bisa menjadi cinta dan begitupun sebaliknya. Alan, siapa yang tak mengenalnya pria tampan dengan seluruh kekayaannya membuat ia dinkelilingi seluruh w...