Chapter 14

6.3K 183 14
                                    


Nafas April tersengal-sengal akibat berlari dari luar rumah sakit dan masuk mulai menapaki dari lorong demi lorong. Raganya terlihat begitu sempurna memijak dengan tungkai kaki yang sudah terasa kian lemas, sedikit lagi mungkin 'tak akan mampu menopang berat tubuhnya. Namun jiwa nya melayang bagai terbang jauh pada Alan yang terbaring lemah yang hingga sekarang ia ta'k tahu bagaimana kondisi orang yang saat ini teramat sangat ia cintai itu.

Di sapunya air mata yang kembali luruh satu-satu dengan baju tunik yang ia kenakan. Tangannya bergetar kian hebat semakin ia jauh menapaki lorong rumah sakit sekujur tubuhnya terasa kian lemah bahkan untuk menyandang tas yang ia bawa begitu ringan kini terasa berat.

Detak jantungnya terasa tak normal semakin cepat dan semakin cepat berpacu seakan tak mampu menerima takdir yang akan ia hadapi. Tenggorok kan pun terasa kian mencekik dan tercekat berkali-kali April mencoba menelan air liur namun tak cukup untuk membasahi kerongkongannya.

Bagaimana tidak? Baru kemarin ia merasakan lembutnya sikap dan perlakuan Alan yang begitu memuja dan memanjakannya sebagai kekasih. Menggenggam erat tangannya, mengiringi setiap langkahnya dan menikmati hari-hari bersama berdua namun hari ini harus menghadapi kenyataan yang teramat pahit.

Di depan ruangan dimana Alan dirawat. April melihat seorang gadis yang menunduk dengan tangan yang menangkup wajah piasnya. Seda sedu nya terdengar ke indra pendengaran April dengan sangat baik, menandakan gadis itu begitu lemah dan bersedih, sama sepertinya.

"Clara." Perempuan itu pun mengangkat kepalanya yang menunduk perlahan. Tak ada kata-kata namun kaki jenjang nya langsung berdiri dan memeluk April dengan sangat erat.

Tangisnya terdengar semakin kencang, mendominasi lor9ng rumah sakit yang masih sunyi karena pagi hari. Semilir angin pagi pun tak mampu mengeringkan air mata keduanya matahari pun sepertinya merunduk seperti ikut merasakan kesedihan keduanya.

April mengusap punggung itu dengan sayang. Beberapa minggu mengenal Clara perempuan itu memperlakukannya dengan sangat baik seperti kakaknya sendiri.

"Jangan tanyakan aku Kak. Bahkan aku sangat ingin kalian nikah secepatnya. Biar aku juga bisa secepatnya gendong ponakan ." Seperti itulah respon Clara saat Alan mengatakan apa ia setuju jika Alan menikahi April.

April hanya tersenyum ke arah Clara namun begitu berang melihat Alan yang tersenyum mesum saat itu, ingin saja ia menjambak rambut kekasihnya itu.

****

"Maaf kan kakak Clara. Ini semua salah kakak. Coba aja tadi malam kakak nggak suruh Alan pulang pasti ini nggak bakal terjadi." Clara menggenggam tangan April erat. Sedari tadi April terus saja menyalahkan dirinya atas kecelakaan Alan.

Keduanya kini berada di kantin rumah sakit. Karena keduanya sama-sama belum sarapan, Clara pun memutuskan mengajak April kesana.

Sup buntut pesanan keduanya telah datang. April menghidu dalam-dalam meresapi betapa menggodanya wangi sup buntut yang di suguhkan benar-benar menggugah selera makannya, perutnya pun terasa semakin keroncongan.

"Nggak Kak. Ini bukan salah kakak. Lagi pula menurut keterangan para saksi kak Alan nggak melakukan kesalahan, dia korban disini.
Jadi kakak jangan terus salahin diri kakak, ini semua takdir dari tuhan. Lagi pula nggak ada luka serius yang harus ditangani sedemikian rupa kan. Kak Alan hanya perlu istirahat banyak dan doa dari kita," jelas Clara mencoba memberi pengertian agar April 'tak melulu menyalahkan dirinya.

April tersenyum mendengar itu. Sedikit energi menjalar ke dalam tubuhnya mendengar penuturan Clara. Semoga saja benar tidak ada luka serius yang dialami Alan, harapnya.

April pun mulai menyendok sup yang berada tepat di hadapannya . Memakannya perlahan, merasakan nikmatnya sup hangat itu namun pikirannya belum juga bisa terlepas dari Alan yang masih terbaring lemah.

"Clara kelihatannya kamu lelah banget. Habis ini kamu pulang dulu ya! Mandi sama tolong nanti bawain beberpa baju ganti buat Alan siapa tahu sebentar lagi dia sadar. Biar kakak yang gantiin kamu buat jaga disini." Clara hanya mengangguk.

Memang dari semalam ia belum mandi dan berganti pakaian. Semalam sepulangnya ia dari rumah temannya ia bermaksud untuk mandi dan langsung tidur.

Namun baru sempat ia mendaratkan bokongnya di atas sofa panggilan masuk ke gawai nya dan orang yang ada di seberang mengatakan bahwa Alan kecelakaan.

****

April memasuki ruangan dimana Alan dirawat. Setelah sebelumnya ia menanyakan pada para perawat apakah sudah masuk jam besuk. Selang infus masih terpasang di lengan lelaki itu.

Di kepalanya terdapat kasa yang melilit, mungkin ada sedikit luka disana. Kemarin wajah itu masih cerah menampakkan sinar ceria tapi kini pucat sinar itu telah pergi di ganti mendung nan kelam.

April menyisir rambut Alan yang berantakan. Tangannya sedikit bergetar mengharap lelaki itu segara bangkit dari tidurnya. Tapi sepertinya mata itu masih ingin berlama-lama di dalam mimpi indahnya.

April mendaratkan bokongnya di kursi besi di samping pembaringan. Di genggamnya tangan kekar yang terasa amat dingin lalu mencium nya sambil menahan air mata yang ingin luruh.

Senyuman nya hilang, canda dan tawanya hari ini tak bisa lagi April saksikan. Tak ada lagi tatapan tajam penuh cinta untuknya, ukir senyum itu musnah oleh bibir yang membiru.

Tangan April menyisir rambut Alan yang berantakan. Mencoba mencari sisir yang biasa ia bawa di dalan tas namun sepertinya tertinggal dirumah, tak teringat lagi saking panik nya.

Namun sedetik kemudian senyum April berkembang. Air matanya terhenti, hanya menyisakan bercak di pipi saat jari-jari lelaki itu bergerak dengan sangat lambat.

Mungkin doanya telah di ijabah oleh Tuhan.

Bersambung ....

Masih adakah yang setia sama Alan dan April? Absen sini 😁

Buat yang sudah baca dan terus stay aku ucapkan banyak terimakasih.

Dan ... untuk selanjutnya bakal sangat lama, why? Karena cerita ini mau aku revisi. Supaya kalian lebih enak buat baca, dan aku harap nanti kalian mau baca dari pertama.

Cerita ini benar-benar sudah sangat jauh lari dari outline yang sudah aku siap kan, jadi mohon maklum dan kalian sabar menunggu:).

14 februari 2020

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

#MY BASTARD BOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang