Chapter 8

6.5K 206 5
                                    

Typo moof dimaafkeun kalau bisa di mention,pleaseee..

Yaudah, Happy reading..

Sudah satu minggu sejak meninggalnya Ibu April, selama itu juga ia tidak bekerja. Sebenarnya bukan ia yang meminta, hanya saja Alan yang melarang nya. Dan hari ini daia harus mulai bekerja.

Dengan Alasan Alan masih mengkhawatirkan keadaannya.Memang April jadi lebih sering melamun dan berdiam diri namun pikirnya dengan bekerja bisa menghilangkan semua itu.

Namun beda hal nya dengan Alan, ia mengatakan tudak mau April malah menjadi banyak pikiran akibat pekerjaan di kantor maka ia memutuskan agar April istirahat dulu di rumah, untuk menenangkan pikirannya.

Dan selama itu pula Alan memperlihatkan keperduliannya kepada April, dari mulai setiap hari berkunjung—saat hendak pergi kerja maupun sepulang kerja. Datang dengan tangan kosong bukan tipe nya ia selalu membawa beberapa makanan kesukaan April, hal kecil namun begitu membuat April senang, ke-resekan lelaki itu hilang sementara.

Entahlah lelaki itu benar benar berbeda untuk saat itu,ia lebih banyak bercanda dan bisa membuat April tertawa jauh dari sifatnya yang biasanya menyebalkan, selalu membuat April kesal.

Bahkan hampir setiap malam Alan mengajak nya keluar walau hanya sekedar mengutari padatnya kota Jakarta. Namun cukup membuatnya bisa mengurangi penat pikirannya serta mencoba mengikhlaskan semuanya. April benar benar menjadi sang ekspresif,meluapkan apa yang tak bisa ia luapkan di kesendiriannya,tapi bersama Alan ia bisa.

“Kesenangan mu adalah kesenangan ku untuk saat ini, membahagiakan mu adalah prioritas ku untuk saat ini, setelah badai ataupun hujan pasti akan ada pelangi yang menghiasi.”Di gelapnya malam di atas rooftoop yang di hiasi bulan dan bintang membuat suasana romantisme kental terasa.Dengan percaya Alan mengatakan itu pada April,begitu manis.

April tertegun dengan kata perkata yang di lontarkan Alan untuk nya seulas senyum terbit di sudut bibirnya“intinya?”

“Semua akan Indah pada waktunya.”Jawab mereka bersamaan. Setelahnya tawa lepas menggema disana,beban dari keduanya seolah terbang bersama angin yang berseliweran.

Mengingat momen itu membuat April menjadi orang yang benar benar mempunyai arti, tidak kan mungkin momen itu bisa ia lupakan, Yang bahkan hanya itu dapat membuatnya tersenyum setiap detik sekarang.

April beranjak saat ojek online yang ia pesan telah sampai tepat di depan rumah. “tujuan sesuai ya di aplikasi ya Pak.”April mengarahkan dan di angguku oleh bang ojek.

Memakan waktu hiampir tiga puluh menit akhirnya April pun sampai di kantor. Ia pun memasuki gedung menjulang tinggi itu dengan langkah sedikit cepat, ia memikirkan entah bagaimana nasib pekerjaannya.

“Aaaaaaa...April akhirnya lo kerja, ya ampun gue kangen bangettttt seminggu serasa setahun tau ga sih gue ga jumpa lo.”begitu April sampai begitu pula Anis langsung berlari ke arah dan memeluknya.
“Gue juga kangen sama loooooo.”pun April membalas pelukan Anis. “eh.Btw gue ngangenin ya ternyata?”
“Mulai deh mulai tengil nya, tau gini ga usah bilang kangen tadi.”
“ihhh kok gitu sih,tadi katanya kangen.”
“udah engga udah engga.”Anis melengos memutar bola matanya.
“uluh uluh sayang.”April mecubit pipi Anis membuat perempuan itu meringis.
“Btw lo makin deket aja ye sama si ntu? “
“sama siapa?,ga usah yang aneh aneh deh.” jawab April.
“to the point deh, sama pak bos!”dengan gaya menggoda Anis berkata pada April sambil mesem mesem.
“Apaansih, siapa juga.”April menglihkan pandangannya,ia merasakan pipi nya memanas.
“Yaudah deh ga pa-pa semoga kalian cepet jadian ya,bye bye gue mau ke ruangan dulu.”

<<<<<<<>>>>>>>

Sudah hampir satu jam April berada di kantor tapi sedari tadi ia tak melihat tanda tanda keberadaan bos nya itu.

#MY BASTARD BOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang