Chapter 7

7.6K 214 6
                                    

Typo mohon di maafkeun kalau bisa di mention,please:))

Yaudah, Happy reading..

Perlahan April membuka matanya lalu mengucek pelan, usai ia pun berdiri dan merenggangkan otot otot nya yang kaku. Ia masih di depan ruangan ICU mulai saat ibu nya di pindah kan kesana.

Ia melihat Alan yang juga terlelap dengan damai di kursi dengan tangan bersedekap di dada, ia tak menyangka lelaki itu rela menemaninya ia pun tersenyum, mengingat karena semalam tante vina dan om Halim pamit untuk kembali ke rumah dan datang kembali siang nanti.

Terkadang seseorang mempunyai cara masing masing untuk berbuat baik.

Pukul menunjukkan pukul 04:30 wib, adzan bersautan berkumandang dari segala penjuru mata angin. “Ya Allah entah sudah berapa lama aku meninggalkan mu.”April menutup wajah dengan telapak tangan lalu membuka mendunga ke atas dengan air mata yang hampir tumpah.

Ia pun melangkah menuju lift, ia hendak pergi ke musholla yang ada di rumah sakit.

Setelahnya ia pun melangkah menuju tempat wudhu lalu langsung melakukannya ia membasuh mulai dari tangan hingga kaki nya.

Mukena, entah sudah berapa lama ia tidak memakai pakaian ini, terakhir ia memakai saat hari raya idul adha lalu, miris terdengar.

Ia pun memulai solat. Seusai solat ia berdzikir lalu berdoa. “Ya Allah yang maha rohman yang maha rahim tiada kekuatan selain dari mu, tiada kekuasaan melainkan karena kehendak mu dan tidak ada cobaan selain karena kau tahu hamba mu mampu melewatinya, Ya Allah tabahkan lah hati hamba, kuatkan lah hati hamba menerima semua cobaan dari mu,angkat lah penyakit ibu hamba, jika tidak ampunkan lah segala dosa dosanya yang Allah.Hanya kau lah tempat sebaik baik meminta.Rabbana atina fi dunya hasana wa fil akhirati hasanah wakina azabannar, aamiin aamiin ya rabbal alamin.” April pun menyapu wajahnya yang basah karena air mata.
Lalu ia pun beranjak ingin kembali..

<<<<<<<>>>>>>>

Sesampai di depan ruangan April melihat Alan yang sudah terbangun dan duduk, lalu mengikuti arah gerak nya dengan mata khas bangun tidur.

April yang di lihat seperti itu merasa risih “muka aku belekan ya?” untuk mencair kan suasana terpaksa April mengeluarkan kata kata frontal.Yang membuat Alan sedikit tergelak.

“hooh, tapi tetap cantik kok.”blush... April yakin pipinya sudah merah sempurna sekarang, gombalan receh Alan berhasil membuat ia berdesir.Ia langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.
“Darimana?”selidik Alan, karena saat bangun tadi ia tak langsung melihat April malah meninggalkannya disini.
“Oh..itu, aku habis sholat subuh, maaf ya ninggalin sendiri.”lantas Alan pun mengangguk.
Sudah memang seperti itu pantasnya, melakukan kewajiban di saat susah atau pun senang, Alan merasa tersindir karena ia pun tak dapat mengira sudah berapa lama ia tak melakukannya.
“Hm. Waktu nya belum habiskan?”April mengangguk mengiyakan pertanyaan Alan. “Kalau gitu. Aku solat dulu, kamu tunggu disini. Kabarin kalau ada apa apa okey!”
“Iya pasti.”April pun tersenyum Alan pun beranjak.

Selesai salat Alan tak langsung kembali ke ruang ICU. Ia pergi ke kantin rumah sakit membelikan beberapa makanan dan minuman untuk April juga dirinya. Ia tahu kemarin malam April belum ada makan sedikitpun.

Di pesta itu pun ia hanya meminum jus jeruk yang alan bawakan. Setelah mendengar Ibu nya sakit tentu ia sedih dan membuat nya tak bernafsu makan meski tante Vina, Om Halim,dr.Dika bahkan Alan memaksanya untuk makan. Pada akhirnya mereka pun pasrah.
<<<<<<<>>>>>>>
April melihat layar yang ada di gawai nya,pukuk 08:00 wib matahari pun mulai terlihat tinggi, namun kemana pergi nya Alan?

#MY BASTARD BOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang