Chapter 2

16.6K 311 6
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND COMENT

Setiap permainan mempunyai keseruan dan keasyikan masing-masing,bahkan membuat mu lupa dan tak bisa berhenti...
Hanya ingin menang...
Tak pernah ingin kalah?!
Mungkin sekarang kau sedang berada di posisi itu...

---MBB--

Alan terus saja mengekori April yang berjalan dengan cepat bahkan hampir menyerupai lari,sangat cepat!

Alan tak tahu apa alasan April datang kerumah sakit,karena sedari tadi April terus saja bungkam begitupun dengan Alan---saling mendiami tak satupun membuka percakapan.

Bukannya Alan tak mau membuka percakapan dengan April,tapi ia merasa percuma bicara dengan perempuan itu,Yang ada hanya di jawab 'Hmm' atau pun hanya 'diam'.

Saat di mobil tadi saja April terus saja memandang ke arah luar melalui jendela tak sedikitpun menoleh atau melirik ke arah Alan.

Hingga mereka sampai dan berada di sini pun April enggan berbicara dengannya bahkan ia meninggal kan Alan dengan berjalan duluan ke arah rumah sakit.

"April!"

"Hm."

"Pelan pelan kenapa sih jalannya ga usah kayak di kejar kejar setan gitu!"

"Memang."

Alan mengernyitka kening nya,tak mengerti maksud perempuan itu.

"Maksudnya?Mana setannya?"

April pun berhenti dan membalikkan badannya untuk berhadapan dengan Alan.

"Nih setannya."ucap April begitu berbalik dan mengacungkan jari telunjuknya ke wajah Alan,membuat Alan berhenti dari langkah besarnya.

Alan mengernyit kan kening nya melihat satu jari April yang berada tepat di depan wajah nya--sangat dekat,hampir menyentuh.Bahkan telunjuk itu hingga kabur saking dekatnya dengan wajah Alan.

"April?"

"Apa"jawab April dengan wajah yang di buat garang,dengan mata nyalang serta bibir manyun yang tak sedikitpun membuat Alan takut yang ada ia gemas melihat April menunjukkan wajah seperti itu.

"Setan nya saya ya?"

"Iya,emank nya kenapa?"jawab nya sarkas.

"Kalau gitu berarti kamu curang donk!"

"Ha?"kaluar deh kebiasaan nya bertanya dengan cara berkata 'Ha?'

"Iya.Coba deh kamu lihat jari kamu."

April pun menurunkan pandangannya ke arah jari jarinya,yang masih setia menunjukan ke wajah Alan.

"Jari yang nunjukin saya ada berapa?"

"Satu!"

"Tuh kan berarti kamu curang donk."

"Apaan sih,ga jelas banget sih."

"Coba kamu lihat jari jempol,tengah,manis sama kelingking kamu"April mengarahkan lagi matanya ke arah jari jari nya"ada empat dan keempatnya nunjukin ke kamu, lebih banyak yang nunjuk kamu,berarti kamu setannya bukan saya,kamu curang tadi."

#MY BASTARD BOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang