Chapter 3

96.7K 2.6K 5
                                    

Tidak peduli bagaimana pertengkaran semalam, yang jelas pagi ini Kenzie dan Celline sudah biasa saja. Seperti biasa, sebelum berangkat ke kantor Kenzie selalu menjemput Celline terlebih dahulu. Ya, Celline memang tidak memiliki kendaraan pribadi. Sebenarnya dia berniat untuk membeli, tapi Kenzie melarangnya.

Kenzie dan Celline berjalan beriringan memasuki ruang kerja. Beberapa karyawan menyapa dengan sopan. Baik kepada Kenzie ataupun Celline. Namun beberapa karyawati juga menatap sinis ke arah Celline. Mungkin iri.

"Aku ke ruanganku, Ken." ucap Celline ketika mereka sudah berada di depan pintu ruang kerja Kenzie.

"Semangat kerjanya, sayang." Kenzie mengusap rambut Celline dengan halus. Membuat beberapa karyawan yang tak sengaja melihat jadi baper sendiri.

"Kamu juga."

"I love you."

Celline tersenyum, "I love you too."

Setelah itu keduanya berpencar, memasuki ruang kerja masing-masing. Menenggelamkan diri kepada banyaknya pekerjaan.

----------

Tania duduk di depan meja Celline. Sejak tadi Tania meminta bantuan tetapi Celline belum menyetujuinya.

"Ayolah, Cel. Lo cuma harus temenin gue nemuin Raka."

"Emang lo nggak bisa sendiri, Tan?"

"Lo tau siapa Raka kan, Cel?"

"Iya, gue tau. Dia client baru lo yang usianya sama kayak lo, dan lo malah jadi salah tingkah kalau ketemu sama orang itu."

"Makanya lo temenin gue. Emang lo mau kalau gue gagal mempresentasikan dan harus kehilangan proyek ini? Lo nggak mau kan perusahaan pacar lo ini mengalami penurunan?"

Perusahaan Kenzie, lebih tepatnya milik ayahnya yang sudah turun tangan kepada Kenzie; bergerak dibidang property.

"Kenapa lo nggak minta temenin Lily aja sih?"

"Lily lagi di lapangan. Dia lagi banyak pekerjaan."

"Gue juga lagi banyak kerjaan." polos Celline.

"I know, tapi Kenzie nggak mungkin pecat lo." Tania memasang wajah memelas.

Celline mengangguk ragu, "Boleh, deh."

"Yeay! Gitu dong."

"Kapan?"

"Sekarang Cel, di cafe depan sini doang. Jadi lo cuma perlu duduk manis di sebelah gue, gue sendiri yang akan presentasi ke Raka."

"Sekarang banget?"

"Sepuluh menit lagi dia on the way, tapi sebaiknya kita kesana sekarang. Nggak enak 'kan bikin client nunggu?"

"Yaudah, ayo."

"Gue ambil laptop sama berkas di ruangan gue dulu."

"Gue izin ke Kenzie bentar. Kita ketemuan di lobby."

"Oke." Tania beranjak dari ruangan Celline.

Tania sangat bersemangat dalam pekerjaan ini karena mendapati clientnya tampan dan seusianya. Lumayan, refresh mata biar nggak liat Felix mulu.

Celline merapikan meja kerjanya, lalu segera ke ruangan Kenzie untuk memberitaunya. Sesampainya disana, terlihat Kenzie yang sedang sibuk menatap layar komputernya.

"Excusme, sir."

Kenzie langsung melihat sumber suara, dirinya sangat mengenali suara itu. "Cel, ada apa?"

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang