Chapter 28

37.3K 1.5K 158
                                    

Part ini mengandung unsur 21+ dan mengandung unsur kekerasan. Demi kenyamanan bersama, tolong yang merasa tidak suka atau terganggu, silahkan di skip aja.

----------

"Aahh..." Celline meringis kesakitan karena cengkraman di lengannya. Ia sangat kesal dengan orang yang menariknya berdiri dengan cara kasar seperti ini.

"Kamu bohongin aku?" tanya Kenzie dengan suara tenang, namun dalam dan mematikan.

Celline yang menyadari suara itu, segera menoleh dan sangat ketakutan melihat Kenzie lah yang datang dan mencengkramnya.

"Kenzie..." lirih Celline.

"Tolong jangan kasar sama perempuan." cicit Raka.

Kenzie melepaskan cengkraman tangannya pada lengan Celline, lalu—

Brugh!

Dugh!

Dugh!

Dugh!

Kenzie baru saja mendorong Raka menabrak meja kaca hingga pecah dan menghujani tinjuan dengan keras.

Chaous.

Mereka jadi perhatian pengunjung yang lain. Raka sama sekali tidak melawan, sementara Kenzie tidak henti-hentinya menghajar pria itu.

"Kenzie, berhenti!!" Celline sudah berulang kali menghalangi pria itu, namun Kenzie menulikan pendengarannya.

Brugh!

"Kenzie, stop! Raka bisa meninggal!!" pekik Celline.

Tetap saja Kenzie belum puas memukuli Raka. Pria brengsek yang berani-beraninya makan malam dengan kekasihnya.

Celline memeluk erat lengan Kenzie yang lagi-lagi ingin mematahkan tulang hidung Raka.

Brugh!

Bokong Celline mendarat mulus di lantai. Perutnya yang baru saja terkena siku Kenzie, terasa sangat nyeri.

"Aaakkhhh..." rintih Celline.

Kenzie melepaskan cengkraman pada kerah baju Raka, ia menatap Celline yang mengaduh kesakitan.

Kali ini Kenzie tidak mau terlihat lemah. Dengan kasar, Kenzie menarik Celline agar berdiri kemudian menyeretnya keluar dari tempat itu.

"Kenzie, kita harus tolongin Raka dulu!!" seru Celline. Tentu saja tidak digubris oleh Kenzie.

----------

Sesudah memarkirkan mobil di basement, Kenzie kembali menyeret Celline.

Brak!

Pintu kamar laki-laki itu tertutup rapat. Terkunci. Lalu Kenzie mendorong tubuh Celline ke tempat tidur.

"Kenapa, Cel?!" bentak Kenzie.

Celline tersentak kaget dengan bentakan yang Kenzie lontarkan. Bercampur rasa takut dan kaget, akhirnya pertahanan yang Celline bangun untuk tidak menangis langsung runtuh seketika.

"Aku kurang apa sama kamu, sampai-sampai kamu tega bohongin aku cuma untuk ketemu laki-laki brengsek itu?!"

Celline tertunduk. Menangisi kebodohannya dan memikirkan nasibnya setelah ini.

Kesabaran Kenzie untuk tidak main tangan langsung hilang karena tak kunjung di respons. Kenzie berdiri di depan Celline yang masih terduduk lesu. Lalu Kenzie mencengkram kuat rahang Celline.

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang