Chapter 13

47.4K 1.6K 26
                                    

21+ ALERT!

ADEGAN DEWASA

TOLONG YANG BELUM BERUSIA 21+ UNTUK SEGERA MENYINGKIR!

----------

Celline sudah membongkar kopernya sebanyak dua kali, tetap saja bathrobe yang ia cari sejak kemarin sore tidak ada. Maka terpaksa setelah mandi tadi Celline hanya membalut tubuhnya dengan handuk putih. Handuk itu sepertinya terlalu kecil untuk Celline sehingga setengah pahanya saja yang tertutup serta bagian dadanya begitu tampak, tidak menutupi sepenuhnya. Celline duduk di depan meja rias, kemudian mengeringkan rambut menggunakan hairdryer.

Sementara Kenzie yang entah sejak kapan shirtless itu masih nyenyak dengn tidurnya.

Celline mempercepat gerakkannya agar simesum Kenzie tidak bangun saat Celline masih mengenakan handuk laknat itu.

Setelah rambut Celline kering dan sudah tertata rapi, suara gumaman-gumaman tidak jelas mulai terdengar. Celline melirik dari cermin besar dihadapannya dan langsung dapat melihat Kenzie yang mulai bergerak tak nyaman ditempat tidur.

"Kamu udah bangun da-" Kenzie mendudukkan tubuhnya dengan kalimat yang masih menggantung.

Kenzie menelan salivanya sendiri. Wanitanya tampak sangat sexy dengan balutan handuk super mini. Sungguh, Celline membangkitkan libido Kenzie sebagai laki-laki normal. Kenzie yang sudah ereksi sejak bangun tidur tadi, langsung mendekati Celline.

"Kamu buruan mandi, sana!!" Celline menahan handuknya disekitar dada agar tidak terlalu nampak.

Bukannya menjawab atau menuruti ucapan kekasihnya, Kenzie justru membawa Celline berdiri dihadapannya. Kenzie langsung melumat bibir manis Celline dengan sangat lembut. Membuat Celline ikut terbuai. Kenzie menekan tengkuk Celline, memperdalam ciumannya. Tangan Celline dengan refleks mengalung pada leher Kenzie.

"Hmmm..." desahan Celline tertahan.

Bibir Kenzie turun ke leher Celline. Mengecup, lalu melumat, meninggalkan banyak tanda merah sebagai bukti kepemilikan disana.

Celline dengan kesadaran yang sudah berkurang seperempat langsung menghentikan ciuman mereka.

"Aku mau siap-siap dulu, Ken."

"Masih pagi, Cel, kita nikmatin waktu berdua dulu."

"Yaudah, aku ganti baju dulu. Nanti kita gobrol lagi."

Celline berbalik badan, berjalan menuju kopernya. Baru beberapa langkah, namun Kenzie menahan pergelangan tangan gadis itu. Kembali mencium Celline.

Nafsu Kenzie sedang berada di puncak kali ini. Laki-laki itu akan melakukannya.

Celline mulai tidak nyaman dengan ciuman Kenzie. Ciuman laki-laki itu terkesan penuh nafsu dan menggebu-gebu.

Lagi, Celline memutuskan ciuman mereka.

"Kenzie, pagi ini udah cukup cium-ciumnya."

Kenzie menatap Celline dengan tatapan sendu. "Please..." pintanya memohon dan mendamba.

"No, Kenzie. Kita udah terlalu jauh. Kamu keluar sekarang karena aku mau ganti baju."

Celline mendorong tubuh Kenzie ke arah pintu, tetapi dengan mudahnya Kenzie membalik keadaan. Kenzie mendorong tubuh Celline ke ranjang.

Kenzie memberikan ciuman yang memabukkan untuk Celline hingga wanita itu mulai terbuai.

Ciuman Kenzie turun ke leher hingga pundak. Tangannya mengambil andil memainkan kedua payudara Celline yang masih terbungkus handuk.

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang