Chapter 9

51.9K 2K 64
                                    

"Brengsek lo!" seorang pria membogem pria lain dengan sangat keras.

"Ngapain lo datangin cewek gue mulu?!" satu tendangan menyentak orang yang sudah jatuh tersungkur itu.

"Stop, Fel! Stop!" teriak seorang perempuan yang berusaha melerai sejak tadi.

"Minggir, Tania!"

"Felix, stop atau kita putus?!"

Ya, sedang terjadi perkelahian antara Felix dan Raka. Dan Tania baru saja berhasil meredam emosi Felix. Ketiganya kini menjadi tontonan para karyawan di lobby.

Felix menunjuk Raka yang sedang tersungkur di lantai. "Kalau lo berani temuin cewek gue lagi, abis lo sama gue!"

"Ada apa?" Kenzie datang memecah kerumunan, para karyawan memberi akses pada Kenzie dan Celline-yang mengekor di belakangnya.

"Sebaiknya lo suruh security untuk melarang manusia ini masuk kesini, Ken." saran Felix.

Kenzie menoleh ka arah yang dimaksud Felix. "Lo?! Sebenarnya tujuan lo kesini apa sih?"

Celline merapalkan doa, semoga saja Raka tidak buka suara tentang dirinya. Bisa habis mereka.

"Lo ada dendam pribadi sama perusahaan gue?!" tegas Kenzie.

Celline sebaiknya pergi, sebelum semakin kacau. Celline berbalik badan, melangkahkan kaki lalu-

"Gue nyari Celline."

Deg!

Tamat sudah riwayat Celline.

Celline tidak jadi melangkah. Raka sudah menyebut namanya, perlahan Celline membalikkan kembali tubuhnya. Memandang ke arah Raka dan Kenzie secara bergantin.

Raka bangkit dari posisinya, "Gue nggak tertarik sama Tania, jadi lo nggak usah kepedean kalau gue mau ganggu cewek lo!" tajamnya kepada Felix.

"Baik-baik ya mulut lo kalau bicara! Ingat posisi lo sekarang, gue bisa aja bikin lo kehilangan nyawa!" Tania menggenggam tangan Felix yang sedang emosi.

Raka menyeringai, "Gue ada urusan sama Celline."

Kenzie melayangkan satu pukulan yang berhasil menumbangkan tubuh Raka kembali.

"Semua balik ke pekerjaan masing-masing." perintah Kenzie kepada kerumunan karyawan yang menonton kejadian tersebut.

Lobby sudah lengang, tersisa Kenzie cs dan Raka.

"Kalau lo ada urusan sama Celline, itu tandanya lo ada urusan sama gue."

Raka kembali bangkit dan kini mendekati Celline, hendak meraih tangan Celline tapi gagal. Kenzie sudah lebih dulu mendorong Raka secara kasar.

Celline takut. Tapi Lily mencoba memberi kekuatan untuk Celline dengan menggenggam tangannya.

"Udah, hajar aja, Ken!" sorak Felix yang masih kesal karena Raka secara tidak langsung sudah merendahkan Tania.

"Gue nggak ada urusan sama lo berdua, urusan gue sama Celline. Gue perlu bicara sama dia."

"Sejengkal aja lo mendekati Celline, gue pastikan batang leher lo patah!" ancam Kenzie penuh penekanan.

Raka tidak ada pilihan. Ia pun memilih pergi meninggalkan Kenzie, Celline, Felix, Tania, Alvian dan Lily. Raka masih cukup waras untuk tidak mati konyol.

"Al, ntar lo briefing ke seluruh security untuk nggak membiarkan orang tadi masuk ke kantor ini." seru Kenzie untuk Alvian.

"Siap, bos. Ntar gue sampaikan."

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang