Kenzie dan Celline baru saja turun dari pesawat. Mereka mengikuti penerbangan awal sekitar pukul 5 pagi dari kota mereka. Sekarang sudah pukul 8 dan mereka sudah tiba di Nusa Penida.
Supir alias penjaga villa milik Kenzie yang ada di daerah ini melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Di jok belakang, Celline tertidur dengan bersandar di pundak Kenzie. Sudah sejak di pesawat tadi, gadis itu mengeluhkan kantuknya. Kenzie jadi tidak tega, harusnya ia mengambil penerbangan agak siang saja, toh bertemu Pak Hartanto masih pukul 2 siang. Tak beberapa lama, mobil pun berhenti di parkiran yang ada di villa.
"Pak Ujang tolong turunin koper-kopernya, ya." ujar Kenzie.
"Iya, den."
Orang yang tadi menyetir itu, kini mulai menurunkan koper Celline dan koper Kenzie, lalu dibawanya memasuki villa. Saat sudah tersisa berdua dimobil, barulah Kenzie membangunkan Celline.
"Sayang..." gumam Kenzie sambil mengusap pipi Celline. "Kita udah sampai."
"Hmmm..." Celline hanya berdehem.
"Atau mau aku gendong aja?" Kenzie menawari karena rupanya Celline tidak ingin bangun dari mimpi indahnya.
Tidak ada jawab dari Celline, Kenzie pun langsung berinisiatif menggendong tubuh Celline a la bridal style. Membawa gadis itu masuk ke dalam villa menuju lantai dua, kamar yang sudah disediakan untuk Celline. Kenzie meletakkan tubuh Celline di atas tempat tidur, setelah itu menarik selimut untuk menutupi tubuh Celline sebatas dada. Sebelum keluar, Kenzie menyempatkan untuk mengecup kening Celline.
"Selamat istirahat, sayang."
Kenzie hendak beranjak, namun tiba-tiba Celline menarik tangan Kenzie hingga laki-laki itu jatuh menindih tubuh Celline karena posisinya tadi dalam keadaan tidak siap.
"Cel," tegur Kenzie.
Tidak ada jawaban dari Celline, namun tubuh Kenzie semakin dipeluk erat.
"Astaga, Cel, jangan begini." panik Kenzie. Bagain-bagian ditubuhnya langsung menegang karena merasakan tubuh Celline dibawahnya seperti ini.
Celline merasakan beban cukup berat menimpa tubuh mungilnya. Perlahan ia membuka mata dan langsung kaget mendapati Kenzie diatas tubuhnya.
"AAAAAHHH!!" Celline langsung mendorong Kenzie dan duduk menutupi tubuhnya dengan selimut.
Kenzie membekap mulut Celline sebelum Pak Ujang dan istrinya datang ke kamar dan berpikir yang tidak-tidak.
"Jangan teriak, Cel. Aku nggak apa-apain kamu." ujar Kenzie sambil menurunkan tangannya.
"Mesum!" Celline memukul-mukul lengan Kenzie.
"Ahhh... Sakit, Cel. Dengerin dulu," Kenzie menahan tangan Celline.
"Dengerin apa?! Dengerin cerita kamu yang melecehkan aku?!"
"Tadi kamu ketiduran di mobil, aku udah coba bangunin tapi kamu nggak bangun. Yaudah, aku bawa ke kamar. Sampai sini kamu malah narik aku dan peluk aku, makanya posisi kita begitu."
"Bohong?!" selidik Celline.
"Sumpah, Cel. Demi Tuhan."
"Awas aja!!" ancam Celline. "Pokoknya kalau aku hamil, itu anak kamu."
"Enak aja! Aku nggak apa-apain kamu, gimana ceritanya jadi anak aku."
"Karena kamu tidurin aku!!" kesal Celline.
"Nggak aku apa-apain, Cel."
"Mana ada jaminannya kamu jujur."
Kenzie merebahkan tubuh Celline, kemudian Kenzie menindihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE
Romance[COMPLETED] cover by kkenzobt Limerence (n): sebuah kondisi saat kita sedang tergila-gila dengan seseorang. A Toxic Relationship Tangan Kenzie turun ke leher Celline. Merobohkan tubuh wanita itu dengan cara mencekiknya. Lalu Kenzie berada di atas tu...