Chapter 37

30.9K 1.4K 118
                                    

semoga chapter ini bisa mengobati sedikit rasa kecewa kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


semoga chapter ini bisa mengobati sedikit rasa kecewa kalian.

----------

Wanita itu terbiasa menyetir dengan kecepatan tinggi. Bahkan tidak segan menyelip di jalanan padat. Tapi berhubung ini sudah malam dan jalanan lengang, Celline jadi merasa bebas. Bak pembalap profesional.

Mobil berbelok di tikungan tajam. Dari arah berlawanan ada truk besar yang Celline hindari ke arah kiri, namun di saat itu Celline tidak menyadari ada mobil yang juga sama lajunya dari arah berlawanan dari belakang truk tersebut.

Posisi Celline tidak siap menghadapi mobil yang tiba-tiba muncul itu, dan dalam sepersekian detik-

"AAAHHHH!!" teriak histeris Celline.

Perempuan itu bersyukur luar biasa masih sempat menginjak rem.

Dengan perlahan Celline mengangkat kepalanya yang sempat terbentur stir. Menghela napas lega saat tahu mobil adiknya tidak menabrak apapun. Ia menetralkan degup jantungnya dan juga napasnya yang terengah karena terlalu panik dan kaget.

"Thank God." lirihnya.

Lalu dia teringat satu hal yang membuatnya kembali panik; si bayi.

Celline mengusap perutnya dengan khawatir. "Kamu nggak apa-apa, 'kan? Duh, please banget... kamu yang kuat. Aku bisa bener-bener dibunuh papa kamu kalau sampai kamu kenapa-kenapa."

Tok! Tok! Tok!

Celline terlonjak kaget mendengar ketukan di kaca jendelanya. Sudah pasti itu orang yang hampir bertabrakan dengannya. Dari ketukan yang menggebu, bisa Celline pastikan bahwa orang itu akan marah-marah dan memakinya habis-habisan.

Celline mempersiapkan segala kemungkinan yang akan terjadi. Lalu memberanikan keluar mobil dengan tertunduk takut.

"Celline,"

Wanita yang namanya dipanggil pun mendongak.

"Kenzie," katanya.

Entah mengapa dunia ini begitu sempit.

Celline mencoba mencaritahu kenapa Kenzie ada disini. Dilihat dari kondisi terkini yang hanya ada dirinya dan Kenzie-juga mobil mereka-akhirnya Celline tahu bahwa mereka lah yang tadi hampir bertabrakan.

Kenzie melirik jam tangannya sesaat. "Ini udah malam, Celline, ngapain kamu keluyuran?!" bentaknya.

Celline kembali tertunduk. Kenzie sudah pasti jauh lebih menyeramkan daripada orang lain yang mungkin saja harusnya Celline hadapi.

"Ingat, 'kan, kalau kamu lagi hamil? Oh, atau sengaja mau kecelakaan supaya anak aku gugur?"

Memberanikan diri, Celline menatap Kenzie sambil menggeleng mantap.

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang