Chapter 12

47.7K 1.6K 23
                                    

"Silahkan dinikmati, den, non." ujar Bu Ani-suami Pak Ujang-setelah selesai meletakkan seluruh menu ke atas meja.

"Terimakasih, bu." sopan Celline.

"Sama-sama, non."

Setelahnya Bu Ani berpamitan ke belakang untuk makan bersama sang suami. Celline terus meresponsnya dengan sopan. Beda dengan Kenzie yang membisu. Ia sibuk menuangkan makanan ke atas piringnya.

"Masih marah, Ken?" tanya Celline dengan pelan.

Tidak ada jawaban. Laki-laki itu sudah asik menyantap masakan Bu Ani yang terlihat sangat menggiurkan.

"Ngambekan banget, sih." cibir Celline.

Hening. Kenzie masih saja bungkam seribu bahasa. Sejujurnya Celline lumayan takut juga. Bagaimana jika tiba-tiba Kenzie membalik meja makan ini? Bisa serangan jantung mendadak Celline.

"Aku nggak suka cowok ngambekan, lho." goda Celline.

Kenzie langsung menatap Celline dengan tajam.

"Jangan ngambek, sayang."

Kenzie kembali melanjutkan makannya. Sementar celline bahkan tidak menyentuh piring kosong pun.

Ada jeda cukup panjang.

"Aku nggak jadi beli mobil kalau emang kamu nggak suka."

Kenzie meletakkan garpu dan sendoknya ke atas piring, lalu menyingkirkan piring itu.

"Meskipun sebenarnya aku butuh banget." lanjut Celline.

"Terserah kamu. Itu hak kamu, aku nggak punya hak untuk melarang." balas Kenzie sesudah meneguk air mineral dari gelas.

"Aku tau kamu marah dan nggak suka."

"Beli aja, Cel. Aku nggak akan menghalangi. Lagian itu uang kamu. Aku bukan siapa-siapa, jadi nggak ada hak untuk ikut campur."

"Kamu kok ngomong gitu, sih?! Kamu udah nggak sayang aku?"

"Nggak usah nanya aku sayang atau enggak sama kamu. Satu dunia pun tau jawabannya. Tapi kamu sendiri yang bilang nggak mau bergantung sama aku, yang secara nggak langsung kamu mengatakan kalau kamu nggak mau aku ikut campur urusan hidup kamu."

"Kamu tau 'kan dihari ulang tahunku, waktu kamu nggak bisa jemput, aku sangat amat membutuhkan kendaraan pribadi. Aku kesulitan cari kendaraan umum di keadaan urgent begitu, dan aku berakhir ketemu Raka. Kamu mau itu terulang lagi?"

"Terserah." Kenzie menyandarkan punggungnya ke kepala kursi.

"Kamu tau 'kan setiap weekend aku selalu mengujungi orang tua aku. Dan kamu tau rumah orang tua aku nggak dekat. Aku nggak enak kalau kamu harus nganterin aku terus menerus."

"Bilang aja kalau kamu nggak mau ngakuin aku sebagai kekasih kamu dihadapan dunia, 'kan?"

Celline menghela napas. "Aku nggak akan beli mobil."

Kenzie kembali menegakkan duduknya. "Beli aja kalau kamu mau."

"Tapi kamu nggak suka."

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang