⚫Nerium Fiorella.

1.9K 161 5
                                    

'Berhati-hatilah! Coba lihat atas, bawah, samping, depan, dan belakang apakah ada yang berniat membunuhmu?'

Pernah mendengar nama ini?

Nerium Fiorella. Itulah namaku.

Menurutmu apa arti nama ini dan apa yang pertama kamu bayangkan saat menyebut nama tersebut?

Nerium Fiorella, adalah julukan untuk diriku sendiri yang katanya, kepribadian tanpa belas kasih, tatapan sinis, wajah dingin bak Ratu Es di Antartika dan perkataan yang terlalu sarkas bahkan julukan ini diberikan oleh salah-satu korbanku sendiri lucu 'kan? Diriku dengan julukan Nerium Fiorella adalah gadis yang tak mengerti arti cinta. Terlebih cinta dengan hasrat mencuat dari jiwa. Aku sulit untuk disentuh apalagi dimiliki.

Ada racun dan duri yang siap membunuhmu jika kau berani menyentuhku!

Darah berceceran di lantai, bau amis menusuk indra penciuman, gedung dengan dua lantai adalah tempat target yang harus dihabisi tuntas. Suara sepatu menggema satu ruangan, lampu sengaja dimatikan agar terlihat jika ini memang terjadi karena bunuh diri bukan dibunuh. Satu orang pria terkapar di atas lantai tubuhnya mulai membusuk, darah-nya mulai menghitam, dan ... fajar mulai terbit. Artinya, misi harus segera diselesaikan.

Seperti biasa aku menjalankan misiku bersama dua orang pria berpakaian ninja serba hitam, aku berjalan perlahan. Aku dan mereka saling memainkan kode lewat mata. Aku  memelotot melihat mayat yang terkapar di lantai, tatapanku langsung menatap dua pria di hadapan yang kini juga ikut menatapku.

"Sudah saya bilang jangan dibunuh!" kataku membentak.

"Tapi Nona, ini perintah Nyonya." Ck, siapa yang berani memerintah anak buahku.

Aku mendesis menatap dua pria itu.
"Saya pemimpin kalian bukan dia!"

"Nona, jika saya tidak melakukan keinginannya maka, nyawa saya yang menjadi taruhan." Salah-satu pria itu menjawab dengan wajah tertunduk membuatku ingin menghajarnya.

"Ck, wanita itu! Seenaknya saja!" Aku tahu siapa yang dia maksud, wanita tua setengah abad yang fisiknya masih mampu bertarung.

Aku melirik ke arah ventilasi, sinar matahari mulai tampak ke permukaan. Wajah lelah bercampur amarah, aku melepas sarung tangan kemudian dilempar asal. Kembali menatap dua orang pria di hadapanku tegas.

"Bereskan semuanya!" Setelah mengatakan hal itu, aku segera melenggang pergi meloncat dari jendela lantai dua kemudian berlari ke arah pagar, memasuki mobil dan pergi menjauh dari area tempat tersebut.

Sesekali aku menggerutu mencium bau amis dari diriku sendiri, aku bertekad setelah tiba di mansion aku harus mandi seratus kembang terharum di dunia.

* * *

Keluar dari kamar, dalam keadaan bersih dan harum tidak ada lagi bau amis dan darah yang melekat pada tubuh, rambutku sengaja digerai, pakaianku sudah berubah menjadi gaun hitam panjang lurus dengan tali yang agak tipis. Kakiku melangkah menuju ruang makan di sana sudah ada wanita berusia 50-tahunan, jangan salah walau usia sudah setengah abad namun, kekuatan fisiknya seperti anak muda.

Wanita itu menoleh mendengar suara derap sepatu milikku, ia agak tersenyum tipis.
"Bagaimana misimu?"

"Bisakah di ruang makan kita tidak membicarakan itu? Saya muak mendengarnya." Aku paling tidak suka jika waktu makanku digunakan untuk membahas hal yang tidak penting.

 Nerium Fiorella.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang