Sepertinya kehidupan Jimin jauh lebih baik akhir-akhir ini. Entah memang hanya perasaannya saja atau memang benar sejak tiga minggu terakhir Namjoon dkk tidak pernah mengusiknya lagi, tidak menyuruhnya untuk mengerjakan tugas mereka.
Jimin jadi sedikit lega sebab dirinya tidak akan merasa kerepotan lagi untuk mengerjakan tugas mereka, dan juga tidak lagi mendengar dan mendapatkan hinaan dan cacian dari mereka semua.Jimin jadi sedikit bersyukur karena ada Taehyung semuanya menjadi berubah, mungkin memang Taehyung membawa begitu banyak pengaruh besar dalam hidup Jimin. Entah apa yang dilakukan Taehyung sebab berhasil membuat Namjoon dkk tidak mengganggunya lagi.
Jimin berpikir, mungkin ini adalah awal dari ketenangan hidupnya.
Tapi apakah kamu pernah mendengar bahwa datangnya badai yang luar biasa diawali dengan hari yang tenang?
---'---
Hari ini sepertinya menjadi hari yang sangat melelahkan bagi Jimin, sepulang sekolah tadi dirinya dan Taehyung sudah sibuk berkutat dengan berbagai macam buku tebal di hadapannya. Ulangan akhir semester akan diadakan satu minggu lagi jadi mereka berdua sedang gencar-gencarnya untuk belajar.
Sebenarnya bukan mereka berdua, hanya Taehyung saja yang gencar terlalu bersemangat untuk belajar karena Taehyung ingin mendapatkan peringkat atas dikelasnya seperti yang dikatakannya.
"Jimin, jika aku bisa mendapat peringkat satu apa yang akan kamu lakukan?" tanya Taehyung.
Jimin yang sedang membaca bukunya menoleh lalu membuat gestur sedang berpikir "Memberimu ucapan selamat?"
"Hanya itu saja?"
"Lalu apa?"
Taehyung berdecak, "Tidak seru sekali!" dan Jimin hanya menghendikkan bahunya acuh.
"Kamu harus memberiku hadiah"
"Kenapa harus?"
"Kenapa ya? Karena kamu adalah temanku!"
"Kalau aku tidak memberi hadiah memangnya kenapa?"
Taehyung terdiam sejenak, "Tidak kenapa sih, tapi kan aku ingin kamu memberiku hadiah. Ya sebagai wujud rasa banggamu padaku!" ucap Taehyung sambil menaik turunkan alisnya.
"Baiklah, aku akan mentraktirmu jika kamu mendapatkan peringkat pertama"
Taehyung terkejut, "Benarkan?" pekiknya membuat Jimin tersentak.
"Hu'um"
Taehyung terkikik, lalu kembali membaca bukunya.
"Lihat saja, aku akan mendapat peringkat satu nanti" ucap Taehyung yang mana hanya dijawab dengusan malas oleh Jimin.
Memang hubungan antara Taehyung dan Jimin akhir-akhir ini semakin dekat. Terbukti dari beberapa kali Taehyung yang akan menginap di rumah Jimin, atau sekedar ikut membantu Jimin untuk berjualan kue di kedai Bibi Lee.
Mereka berdua juga sering menghabiskan waktunya di rumah pohon dekat perumahan Taehyung, seperti saat ini. Mereka belajar di rumah pohon.Jika sedang merasa bosan, mereka berdua akan bermain basket atau hanya sekedar bercerita random.
Jimin sepertinya berhasil keluar dari kehidupannya yang monoton.
"Taehyung" panggil Jimin.
Pemilik nama hanya menoleh sebagai respon.
"Aku rasa Namjoon akhir-akhir ini tidak pernah menggangguku lagi"
"Bukankah itu terdengar bagus?"
"Iya, tapi aku hanya bingung. Kenapa ya?"
Taehyung juga berpikir demikian, akhir-akhir ini Namjoon tidak pernah mengganggu Jimin. Setiap mereka disekolah dan berpapasan dengan Namjoon ddk mereka hanya melewati Taehyung dan Jimin begitu saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Memory (VMin)
Fanfiction[SLOW UPDATE!] [Friendship Fanfiction] Hanya sebuah kisah dimana Park Jimin bertemu dengan manusia aneh bernama Kim Taehyung.