"Shhh"
Taehyung meringis saat dengan tidak berperikemanusiaan Jimin menekan luka di sudut bibirnya. Akibat insiden baku hantam tadi pagi membuat Taehyung mendapat luka di sudut bibirnya, untung saja ada anak yang langsung melerai mereka jika tidak mungkin saja mereka sudah terbujur kaku di rumah sakit.
"ADUH, SAKIT JIMIN!" Pekik Taehyung, sambil meringis saat Jimin lagi-lagi menekan lukanya saat Jimin mengobatinya.
"Kan aku sudah bilang, tidak usah diladeni. Jadi seperti ini kan?" Ucap Jimin setelahnya dia berlalu untuk mengembalikan kota P3K yang dia ambil di lemari. Mereka berdua sekarang sedang berada di UKS.
"Mana mungkin aku diam saja saat temanku diperlakukan seperti itu!" jawab Taehyung kesal. "Memangnya kenapa sih? Kenapa kamu mau saja di perintah seperti itu?" tanya Taehyung.
Jimin berjalan mendekat lalu duduk di samping Taehyung. "Aku tidak mau mencari masalah" jawab Jimin asal.
Taehyung tertawa, sebab merasa sangat lucu membuat Jimin menatapnya heran.
"Tidak mau mencari masalah katamu? Lalu membiarkan mereka menginjak harga dirimu seperti itu?" tukas Taehyung sambil tertawa sinis "Lucu sekali" sambungnya.
"Ya mau bagaimana lagi? Aku juga tidak punya teman jadi walaupun aku melawan tidak mungkin aku bisa menang" Ucap Jimin "Dan aku juga sendiri"
Taehyung memperhatikan bagaimana raut wajah Jimin perlahan berubah. Sepertinya perkataan Taehyung sudah menyakiti hati Jimin.
"Maaf" kata Taehyung akhirnya, Jimin mengalihkan pandangannya menatap tepat pada mata Taehyung.
"Untuk?" tanya Jimin, bingung.
"Maaf mungkin kata-kataku menyakiti hatimu. Sungguh aku tidak bermaksud untuk itu, aku hanya emosi. Aku tidak suka kamu diperlakukan seperti itu" jelas Taehyung.
Jimin tertawa jenaka "Hey, santai saja. Aku tidak seperti itu kok. Lagipula itu memang benar. Kamu hanya mengkhawatirkanku, iya kan?" tanya Jimin.
"Khawatir?" Taehyung menoleh ke arah Jimin "Tentu saja, kita adalah teman. Tentu saja aku akan mengkhawatirkan temanku" sambung Taehyung.
Jimin tertegun, cara Taehyung memperlakukan dirinya begitu tulus. Mereka baru kenal namun betapa tulusnya Taehyung saat mengatakan itu. Jimin jadi terharu sebab sebelumnya belum ada seseorang yang memperhatikan dan mengkhawatirkan dirinya seperti yang Taehyung lakukan.
"Jimin, sekarang kan ada aku. Kamu tidak sendiri lagi" kata Taehyung akhirnya yang mana membuat Jimin tersentuh, entah dia seperti merasa ada gelenyar aneh yang merasuki raganya. Rasanya seperti terlindungi.
---'---
Hari ini mungkin menjadi hari sial bagi Jimin. Bagaimana tidak setelah memasuki kelas dirinya dihadapkan dengan kuis dadakan yang di adakan oleh wali kelas mereka. Bukan apa-apa hanya saja Jimin belum belajar, ya bukan masalah besar sebenarnya karena Jimin bukan murid pandai di sekolahnya.
30 menit sudah berlalu dan semua murid telah mengumpulkan jawaban mereka dan langsung di koreksi oleh gurunya.
Jimin hanya bisa pasrah, sudah di pastikan nilainya pasti pas-pasan. Jimin melirik ke samping di dapati Taehyung yang meremat jemarinya gelisah. Jimin berpikir mungkin Taehyung penasaran akan hasil kuisnya hari ini."Oke, anak-anak kuis kalian sudah saya koreksi. Dan untuk nilai terbesar kali ini--"
Anak-anak mulai ricuh, sebab mereka sudah yakin siapa yang akan mendapatkan nilai terbesar di kelasnya.
"Sudah pasti Jeon Jungkook yang akan mendapatkan nilai tertinggi"
"Aku yakin kali ini pasti Jungkook"

KAMU SEDANG MEMBACA
A Memory (VMin)
Fiksi Penggemar[SLOW UPDATE!] [Friendship Fanfiction] Hanya sebuah kisah dimana Park Jimin bertemu dengan manusia aneh bernama Kim Taehyung.