Jimin rasa hari ini dia datang kesekolah terlalu pagi, terlihat dari sedikitnya siswa yang berlalu lalang di setiap koridor sekolah. Jimin memilih untuk berjalan seraya mengibaskan rambutnya guna merapikannya, yang mana pemandangan itu membuat beberapa gadis yang kebetulan lewat memekik senang. Karena hell, Jimin sangat tampan asal kalian tau.
Jimin berjalan menuju loker, mengambil beberapa buku yang dia perlukan. Jimin kembali berjalan menuju kelasnya oh jangan lupakan earphone yang selalu bertengger apik di kedua telinganya.
Jimin tiba-tiba memekik kaget saat earphonenya di tarik paksa oleh seseorang membuat Jimin sedikit meringis akibat sentakan yang tak main-main.
"Apa maumu?" Jimin bertanya pada sosok pemuda yang berdiri di depannya sambil menyilangkan tangan di depan dadanya.
"Kerjakan tugasku" pemuda bername tag Kim Namjoon itu tanpa ada beban sedikitpun mengatakan itu pada Jimin.
"Uh, kenapa tidak kamu kerjakan sendiri?"
Namjoon terkekeh, mendekatkan tubuhnya lantas mencengkram kerah kemeja Jimin. Membuat tubuh Jimin sedikit terangkat karena tenaga yang di pakai Namjoon tidak main-main.
"Kamu tidak mau menuruti perintahku? Oke mungkin sedikit bermain dengan anak buahku bisa membuatmu patuh?" Namjoon mengangkat sudut bibirmya meremehkan Jimin.
"Baiklah"
Jimin bukan tipikal pemuda urakan, bajingan atau berandal seperti kebanyakan anak remaja seusianya. Jimin terlalu malas dan juga dirinya tidak suka mencari masalah, dirinya tidak akan membuat Bibi Lee kerepotan jika tau bahwa Jimin bertengkar di sekolahnya.
Jadi seperti inilah Jimin selama ini, menjadi budak Kim Namjoon dan anak buahnya.Namjoon tersenyum miring sambil melepas cengkraman pada kerah kemeja Jimin, mendorongnya sedikit kasar membuat tubuh Jimin oleng dan jatuh terduduk. Namjoon lantas melempar buku tugasnya dan tepat mengenai wajah Jimin. Jimin hanya bisa menunduk sembari meremas ujung blazernya menahan amarah.
Namjoon dan anak buahnya akhirnya pergi dari sana meninggalkan Jimin sambil terus menahan emosi.
---'---
Jimin duduk di bangkunya sembari mengerjakan tugas milik Namjoon, well mereka sekelas dan tak ada seorang pun yang berani melawan Namjoon.
"Teman-teman, aku sudah mengirim catatan lengkap untuk ulangan minggu depan. Tolong dipelajari"
Ketua kelas mereka -Jeon Jungkook- sekaligus murid terpintar dikelas memberikan informasi yang mana langsung membuat teman-temannya mengecek ponsel mereka guna melihat cacatan lengkap yang dikirim Jungkook.
Jungkook duduk di depan Jimin, meletakkan tas gendong yang di bawanya. Melirik kebelakang mendapati Jimin sedang sibuk menulis.
"Jadi budak lagi eoh?" tanyanya, yang mana tidak di gubris sama sekali oleh Jimin, Jungkook hanya terkekeh dan lantas membaca buku seraya menunggu guru datang.
Selang beberapa menit Jimin telah selesai menyelesaikan tugas Namjoon dan langsung memberikannya pada Namjoon yang duduk di kursi paling belakang. Yang mana membuat Namjoon tersenyum puas sambil menepuk kencang pundak Jimin sambil bergumam, kerja bagus anak buah.
"Hallo, selamat pagi anak-anak" Oh ssaem datang membuat siswa dikelas buru-buru mendudukkan dirinya pada bangku masing-masing.
"Selamat pagi Oh Ssaem"
"Sebelum memulai pelajaran, bapak akan mengenalkan murid baru di kelas ini" sontak semua murid heboh menebak kira-kira seperti apa teman baru mereka kelak.
"Ayo nak silahkan masuk"
Dan saat itulah sosok pemuda jangkung memasuki kelasnya, hanya menggunakan kemeja tanpa blazernya.
"Selamat pagi, perkenalkan namaku Kim Taehyung"
Jimin yang awalnya menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangan sontak mengangkat wajahnya, matanya memicing menatap teman barunya itu. Jimin sedikit berpikir sepertinya dirinya pernah bertemu dengan pemuda tersebut tapi--AH IYA DIA PEMUDA ANEH KEMARIN
"Nah Taehyung kamu bisa duduk di sebelah Jimin"
Jimin terkejut, kenapa harus duduk di bangkunya padahal ada bangku lain--oke lupakan karena memang hanya ada satu bangku yang kosong dan itu tepat disampingnya.
Taehyung berjalan mendekati Jimin, meletakkan tasnya pada kolong meja dan mengambil buku tulis beserta alat-alat belajar lainnya. Taehyung menoleh dan mendapati Jimin menatapnya horror.
"Hey, matamu hampir copot" yang mana membuat Jimin mendengus lalu mengalihkan pandangannya.
"Jadi namamu Jimin ya? Hm" Taehyung tampak melakukan gestur berpikir. Jimin masih enggan menatap Taehyung, karena pemuda itu sangat aneh
"Can we be friend?"
Pertanyaan yang sama seperti apa yang kemarin Taehyung tulis pada suratnya.
Seseorang tolong jauhkan Jimin dari pemuda aneh bernama Kim Taehyung ini.
---'---
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
A Memory (VMin)
Hayran Kurgu[SLOW UPDATE!] [Friendship Fanfiction] Hanya sebuah kisah dimana Park Jimin bertemu dengan manusia aneh bernama Kim Taehyung.