Saat ayla sampai di rak novel, matanya melihat sebuah novel yang sedang di incar olehnya dan alea.
Dengan semangat ia mengambil novel itu dan berniat memberitakukannya kepada alea.
"al, novel yang kita incer ada di toko buku ini al" ucap ayla sambil melihat cover dari buku tersebut, namun, ayla tak mendapat jawaban, saat ia menoleh ke samping kanan rupanya alea masih asik bercengkrama dengan indy dan mengapaikan ia juga rahma.
Ayla menghela nafas pelan, perlahan ia menyimpan novel tersebut ke tempat semula, ia sudah tidak mood untuk berbicara.
Hatinya seolah-olah menyesal telah menerima ajakan indy.
Kalo aja gue gak peduli sama rahma, gua udah pulang duluan kali-batinnya berkata
Ayla merasakan usapan lembut di bahunya, ia menoleh ke samping kirinya, melihat wajah rahma yang sedang tersenyum
"sabar ay, mereka emang suka begitu" ucap rahma, apa rahma juga merasakannya?, pertanyaan itu lantas muncul setelah rahma berkata seperti itu.
Sedangkan ayla menaggapinya hanya tersenyum,
Waktu terus bergulir, hingga mereka memutuskan untuk pulang, lagipula, senja sudah menampakan rupanya.
Untuk menuju ke stasiun saat mereka turun tadi, mereka harus menyebrang jalan terlebih dahulu, sedangkan tadi saat ia ke toko buku, ia menaiki flyover, yaa, memang toko bukunya terpisah dari mall yang mereka kunjungi tadi.
Kenapa tidak naik flyover lagi? Karena jaraknya yang terlalu jauh, jadilah mereka menyebrang menggunakan zebracross, walau menggunakan itu, ayla tetaplah ayla yang sangat takut menyebrang.
Air muka ayla sudah pucat, peluh terus keluar dari wajahnya, tangannya pun sudah dingin, sedangkan alea dan indy sudah hampir selesai menyebrang.
Ayla merasakan genggaman tangan, hal itu dilakukan oleh rahma yang menuntunnya untuk menyebrang hingga akhirnya mereka bisa menyebrang, dan kembali berjalan menuju stasiun yang mereka turun tadi.
Saat sampai di stasiun, mereka harus menunggu keretanya terlebih dahulu, netra alea menangkap wajah ayla yang masih tercetak jelas pucatnya.
"lo kenapa ay? Kok pucet gitu mukanya" tanya alea yang dijawab gelengan lemah oleh ayla, merasa tak percaya dengan jawaban ayla, alea terus berfikir apa yang terjadi pada ayla.
Ingatannya kembali saat mereka menyebrang jalan tadi, mata alea membulat, ia memaki dirinya karena telah mengabaikan ayla.
Oh god, apa yang lo lakuin alea, kenapa lo gak inget kalo ayla itu gak bisa nyebrang-batin alea
Kereta yang mereka tunggupun tiba, dengan segera mereka menaiki kereta tersebut, sepanjang perjalanan di kereta, ayla masih dengan kondisi diamnya.
Sedangkan indy terus mengajak alea bercanda, aleapun menaggapinya walau mata dan fikirannya sedang ke ayla.
Mereka sampai di stasiun awal mereka naik tadi, tanpa basa-basi lagi, ayla lantas turun dan berpamitan.
"gue duluan ya" ucap ayla yang langsung meninggalkan mereka bertiga
Sesampainya ayla di rumah ia langsung membersihkan dirinya, setelah rapih, iapun langsung terlelap di zona nyamannya.
Hari yang melelahkan-batin ayla
***
Cahaya mentari memasuki celah sebuah kamar, sebuah kamar yang bising dengan suara alarm namun sang pemilik belum juga terbangun dari tidurnya.
Panggilan menyeru menyebutkan nama seorang remaja perempuan yang masih asik bergulat dengan mimpinya dibawah gulungan selimut yang menyelimutinya.
Hari sabtu membuat gadis itu enggan membuka matanya, ia meraba kasurnya mencari alarm yang terus berbunyi, ia mematikan benda yang selalu berbunyi itu.
Hingga sebuah tarikan menarik selimutnya, membuat yang empunya selimut mau tak mau membuka matanya untuk melihat sang pelaku.
Matanya menyipin karena sinar matahari yang terus memaksa masuk ke dalam kamarnya.
"ay bangun, bantu ibu, cuci baju sana" ucap ibunya, sedangkan gadis yang di panggil 'ay' itu hanya bergumam sebagai balasan."ck, kan ada teteh bu, teh tika kan libur, suruh dialah" ucap ayla
"teteh udah pergi dari pagi sama A rama" ucap ibunya
"iya iya, ay bangun, yaudah ibu keluar deh" usir ayla, dengan segera ibunya meninggalkan kamar anak keduanya.
Ayla merebahkan lagi tubuhnya diatas kasur, baru matanya tertutup, tapi sesuatu berbulu mencium pipinya, ia pun sangat tau pelakunya.
Meong meong...
"mockyyyyyyyyyy, ganggu aja" ucap ayla
Meong..
"iyaiya, gue bangun sekarang"
Mocky adalah kucing peliharaan ayla yang selalu menempel dengannya, dan selalu menjadi pengacau juga teman untuk ayla.
Ayla segera bangun dan merapihkan tempat tidurnya, ia menuju kamar mandi untuk membasuh mukanya agar terlihat lebih segar, setelahnya ia melaksanakan perintah ibunya.
Setelah semuanya rapih, ayla pun sudah rapih, lantas ia menuju suatu tempat yang ia jadikan istana baginya, apalagi kalo bukan kamar.
Sepanjang hari ia hanya rebahan, rebahan, dan rebahan di atas zona nyamannya, bahkan hingga senja menyapa.
Terdengar suara obrolan yang membuatnya jengah
"hati-hati yank, jangan ngebut"Setelah itu seorang perempuan dewasa masih ke kamarnya
"eh ayla, apa kabar ay?" tanya nya sambil berbaring di sebelah ayla dan dijawab gumaman oleh ayla"ihh kangen banget gue sama lo ayy" ucapnya sambil memeluk erat tubuh ayla, aylapun memberontaknya karena ia tau ucapan dan pelukan itu tidak tulus, itu dilakukan oleh tetehnya dengan tujuan ayla ikut merasakan hawa panas diluar dan keringat sang teteh.
"ihhh, sono gak, keluar dari kamar gue"
"emang kenapa si ay, lo gak kangen apa sama teteh lo ini"
"GAK SAMSEK" teriaknya
"ah ayla mah begitu ah" ucapnya sambil memeluk ayla semakin erat membuat ayla kesulitan bernafas, ayla terus memberontak.
"WOYY LEPAS ANJG, GUE GAK NAFAS BGST" teriak ayla keras
"ahahaaaaahahaahaa, ualalaa, gak bisa nafas yaa, ya ampunn maafin sayangku" ucapnya dengan nada genit sambil menoel-noel dagu ayla
"NAJIS" ucap ayla
"punya teteh gak bener banget si" gumam ayla
"emang ngapa siii, heran ngegerutu mulu" ucap tetehnya
"IBUUUU, IBU PAS HAMIL TEH TIKA NGIDAM APA SIII?" tanya ayla sambil berteriak kencang tapi tidak diindahkan oleh ibunya
"kok lo nanya gitu?" tanya tetehnya
"gak papa, cuma pengen tau aja ibu ngidam apa pas hamil, kok bisa anaknya kaya lo" ucap ayla
"kaya gue gimana? Emang gue kenapa ay?" tanyanya
"GILA SINTING BEGO GOBLOK, IDUP LAGI" teriak ayla live di depan muka tetehnya
"NYEMOT LO" ucap tetehnya sambil membekap ayla memakai selimut dan memeluknya seerat mungkin
"whooyyy,,, lee,,pa,,sinnn,, guu,,,eeee, gaaakk bisa nafass" ucap ayla terputus-putus, tetehnya pun melepaskan bekapan itu, saat di buka ayla lantas berucap.
"BABI LO, GAK BISA NAFAS GUE" ucap ayla kesal
"KELUAR LO" usir ayla, tetehnyapun keluar dari kamarnya, tapi sebelum keluar kamar, tetehnya menyempatkan untuk mencium pipi ayla.
"BANGSAT, NAJID MUGOLADJOHHH NEMPEL DIPIPI GUE" teriak ayla seraya mengusap pipinya, sedangkan tetehnya sudah tertawa terbahak-bahak.
.
.
.
.
.
.
.
TO BE CONTINUED***
YEAYYYY, PART 11 NYA UDAH SELESAI, SEE UU NEXT PART GUYS
KAMU SEDANG MEMBACA
AylAlea
Teen FictionBagi ayla, alea adalah bukunya, sedangkan bagi alea, ayla adalah sampulnya yang menutupi kekurangannya dan bagi mereka berdua kenzo adalah pena yang akan menuliskan huruf-huruf untuk membuat kalimat yang utuh, untuk membuat cerita bagi ketiganya. Na...