AylAlea//15. UUD 1945

22 1 0
                                    


"lo gak sakit kan ken?" ucap adrian sambil mengecek suhu tubuh kenzo

"gimana yan, aman?" tanya deren

"aman der" jawab adrian

"heh! Lo berdua kenapa si? Aneh banget tau gak" ucap kenzo

"heh! Kutil onta, yang ada juga kita yang bilang lo aneh, dari tadi senyum-senyum sendiri" ucap adrian

"enak aja, gue gak senyum-senyum sendiri juga" ucap kenzo dengan nada yang sedikit gagap

"nah kan, aneh masa gak sadar kalo dia senyum-senyum sendiri" ucap adrian

"yan, di deket rumah gue ada ustad yan" bisik deren di telinga adrian

"terus?" tanya adrian dengan nada pelan, sedangkan kenzo masih terus memandangi kedua temannya itu

"lo gak mau rukiyah si ken gitu yan" bisik deren yang masih bisa di dengar oleh kenzo, mendengar hal itu, mata kenzo membuat seketika

"heh, lo kira gue lagi kesurupan apa, pake di rukiyah segala" ucap kenzo marah

"ya lagian lo--"

Puk!

Ucapan adrian terhenti ketika ia merasakan kepalanya ditimpuk oleh sesuatu benda yang berasal dari depan, saat melihat ke depan, matanya bertemu dengan mata tajam bu rina a.k.a guru sejarah yang sedang berdiri sehabis melempar penghapus kearah adrian.

"kamu sedang apa?, saya lagi jelasin, kamu malah asik ngobrol sendiri" ucap bu rina dengan nada garangnya

"saya gak lagi ngobrol sendiri bu" ucap adrian

"terus tadi namanya apa kalo bukan ngobrol hah?"

"saya gak ngobrol sendiri bu, saya ngobrol bertiga, ya gak cuy" ucap adrian polos dan meminta persetujuan dari kedua temannya, kenzo dan deren hanya mengangguk dengan memasang wajah super polos, hal itu membuat siswa di kelas menahan tawa

"ngeles aja kamu, terus kalian ngapain duduk bertiga seperti itu?" tanya bu rina Yang melihat mereka duduk bertiga dengan posisi adrian yang ditengah dan diapit oleh kenzo juga deren.

"yaa, biar bisa gibahlah bu" jawab deren membuat beberapa siswa yang menahan tawa tak bisa lagi menahan tawanya.

"kalian kerjaannya cuma gibah aja, mau jadi apa nanti kalian kalo kerjaannya cuma gibah!" ucap bu rina dengan nada keras

"yaa tetep jadi manusialah bu, emang ada gitu orang kerjaannya gibah terus nantinya jadi grobak sayur, kan gak mungkin!" kini bukan deren atau adrian yang menjawab bu rina, melainkan kenzo

"terus ya bu, kerjaan kita bukan cuma gibah aja bu, kita bisa jalan, makan, minum, tidur, dan masih banyak lagi" ucap kenzo dengan wajah polos seperti bocil baru masuk sd.

"hah, ngomong sama kalian tuh gak ada udahnya, dan karena kalian sudah mengobrol ketika saya mengajar, saya akn menghukum kalian, hukumanya kalian harus baca UUD 1945 di depan teman-teman kelas" ucap bu rina yang berhasil membuat ketiganya melongo.

"udah jangan bengong, cepet kalian bertiga maju!" ucap bu rina, namun ketiganya masih dengan keterkejutannya.

Mati gue-batin kenzo

Mampuslah gue-batin adrian

Hadeuhhhhh,,, bundaaa deren mau pulanggg-jerit deren dalam hati

"CEPET MAJU! MALAH BENGONG AJA" bentak bu rina yang membuat ketiganya kaget dan spontan mengatakan kata-kata yang membuat sekelas tertawa.

"meluncurrrrr" ucap arkan

"assshiiaapppp" ucap adrian seperti atta gledeg eh, salah atta halilintar maksudnya:v

"gooooo!" ucap deren seperti raju dalam film anak kembar berkepala botak itu

Teriakan mereka yang spontan dan berbarengan membuat gelak tawa dikelas tak lagi bisa ditahan.

Ketiganya maju ke depan
"dimulai dari kenzo alinea pertama, dan dilanjutkan oleh adrian alinea kedua begitupun selanjutnya, kalian mengerti?" jelas bu rina yang diberi anggukan polos oleh ketiganya

"kenzo mulai" suruh bu rina, kenzo memulainya dengan mengangkat tangannya seperti seseorang yang hendak berdoa.

"untuk kelancaran hukuman kami, mohon partisipasinya untuk berdoa demi kelancaran kami, al-fatihah" ucap kenzo dilanjutkan membaca surah al-fatihah yang diikuti siswa dikelasnya

"heh, apa-apaan ini, saya nyuruh kalian baca UUD 1945 bukan malah baca al-fatihah" ucap bu rina

"segala sesuatu harus diawali dengan doa bu" ucap adrian polos

"100 untukmu pren" ucap kenzo

"udah jangan basa-basi, cepet jalani hukumannya" suruh bu rina, kenzopun mempersiapkannya.

"undang-undang dasar, negara republik indonesia 1945, pembukaan bahwa sesungguhnya kemerdekaan ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan perikeadilan" ucap kenzo dengan lantangnya

Alhamdulilah, selamat lo ken- batin kenzo

Dilanjutkan dengan adrian
"atas berkat rahmat allah yang maha--" ucapannya terjeda karena tangan kenzo yang dengan sengaja menyenggolnya

"salah yan, bukan itu" bisik kenzo

"lah terus yang mana?" tanya adrian dengan nada berbisik

"dan perjuangan pergerakan yan" ucap kenzo

"dan perjuangan pergerakan kemerdekaan indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia" ucap adrian dengan lantang

"ken apa lagi nih gue gak apal" bisik adrian

"dengan selamat yan"

"apanya yang dengan selamat?"

"ayo adrian lanjutkan" ucap bu rina

"eh iya bu, ini juga mau dilanjutin"

"maksud gue, kalimat selanjutnya itu dengan selamat sentosa yan" bisik kenzo dengan penuh penekanan.

"dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan negara indonesia, yang  merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur" ucap adrian

"atas berkat rahmat allah yang maha kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan yang bebas, maka rakyat indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya" ucap deren dengan suara yang lantang

Bundaaaa, deren bisaaaa, asiqueee...-batin deren

Ketiganya terdiam "ayok lanjutkan kenzo" suruh bu rina

"lah kok saya bu, kan saya udah bu" elak kenzo

"kan baru sampai alinea ketiga, karna tidak ada orang lagi, jadi balik lagi ke kamu" ucap bu rina, tak banyak bicara kenzo melanjutkannya, walau ia tak yakin dia hafal

"kemudian dari pada itu...

Kringgg! Kringgg!

"kemudian dari pada itu, bel istirahat berbunyi, burung irian burung cendrawasih, cukup sekian dan terima kasih, wassalamualaikum warahmatullahi, wabarokatu" ucap kenzo seraya menuju tempat duduknya, sedangkan bu rina sedang merapihkan buku-bukunya.

"saya tidak mau kejadian seperti itu terulang kembali, ngerti kalian?" ucap bu rina pada kenzo, adrian, dan juga deren

"ngerti bu" ucap ketiganya, setelah itu bu rina langsung meninggalkan kelas.

.
.
.
.
.
.
TO BE CONTINUED

YEAYYY, PART 15 NYA UDAH SELESAI, SEKALI LAGI KALO ADA TYPO MOHON DIMAKLUMI YA.. SOALNYA AKU MASIH SANGAT AMAT AMATIR

OIYA JANGAN SAMPE LUPA COMMENT DAN VOTE

SEE UU

AylAleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang