1. Pertemuan Pertama

7.2K 419 57
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

***

Ada banyak orang baik dipandang tidak baik hanya karena kita mengetahuinya dari apa kata orang. Jadi carilah informasi berdasarkan faktanya bukan katanya.

~Tak Terucap~

Rani Septiani

Rani Septiani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Aku berjalan dengan terburu-buru menyusuri setiap lorong kelas, sudah setengah jam lebih aku menjelajahi segala penjuru kelas tetapi aku tidak berhasil menemukan dimana letak kelas Cut Nyak Dhien. Karena hari ini adalah MPLS sehingga setiap kelas dinamai dengan nama Pahlawan.

Sejak kelas satu SMP aku suka mempelajari tentang Pahlawan karena menurutku mereka sangat berjasa bagi Merdekanya Bangsa Indonesia. Cut Nyak Dhien seorang pahlawan perempuan yang lahir pada tahun 1848 adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia dari Aceh yang berjuang melawan Belanda pada masa Perang Aceh. Setelah wilayah VI Mukim diserang, ia mengungsi. Sementara suaminya Ibrahim Lamnga bertempur melawan Belanda. Ibrahim Lamnga wafat di Gle Tarum pada tanggal 29 Juni 1878 kemudian membuat Cut Nyak Dhien lebih jauh dalam perlawanannya terhadap Belanda. Pada tahun 1880, Cut Nyak Dhien menikah dengan Teuku Umar, setelah sebelumnya ia dijanjikan dapat ikut turun di medan perang jika menerima lamaran tersebut. Dari pernikahan ini Cut Nyak Dhien memiliki seorang anak yang diberi nama Cut Gambang. Pada tanggal 11 Februari 1899 Teuku Umar gugur. Dan, Cut Nyak Dhien wafat pada tanggal 6 November 1908 dan dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang. Itulah biografi yang aku ingat tentang Pahlawan yang bernama Cut Nyak Dhien.
(Sumber : Wikipedia)

Hari ini adalah hari pertama aku menginjakkan kaki di sekolah ini sebagai murid resmi dari sekolah yang terkenal favorit dan elit. SMA Jaya Nusantara itulah nama yang terukir jelas di depan sekolah, sekolah swasta yang sudah bertaraf internasional ini diisi oleh kalangan elit dikarenakan biaya sekolah yang terbilang selangit. Jika kalian berpikiran bahwa aku berasal dari kalangan elit maka kalian salah besar. Aku bisa bersekolah di sini karena prestasi yang aku miliki. "Prestasi yang neng miliki ini adalah Karunia dari Allah SWT yang harus selalu neng syukuri dan prestasi ini juga merupakan titipan dari Allah, sehingga neng tidak boleh terlena atau sombong". Begitu nasihat Ummi tadi pagi, saat aku akan berangkat sekolah. Aku bersyukur karena bisa bersekolah dengan beasiswa, sehingga tidak merepotkan orang tua ku dengan biaya sekolah yang cukup fantastis.

"Maaf kak saya murid baru, kelas Cut Nyak Dhien di mana ya kak?" tanyaku sopan pada kakak kelas yang sedang melintas, aku yakin dia adalah salah satu anggota OSIS terbukti dengan name tag yang digunakannya.

"Kelas Cut Nyak Dhien ada di lantai dua, paling ujung. Ayo segera masuk sebentar lagi akan ada materi MPLS," ucap kakak bername tag Rizky itu sambil menunjuk gedung yang berada di seberang lapangan upacara.

Tak Terucap [TAMAT] | TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang