Bismillahirrahmanirrahim
***
“Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.”
~Tak Terucap~
Rani Septiani***
Pagi hari yang begitu cerah, matahari masih malu-malu menampakkan diri. Jalanan masih terasa lenggang karena ini masih terbilang cukup pagi.
"Neng nanti pulang jam berapa?" tanya Aa Agam yang tetap fokus mengendarai motor kesayangannya,
"Belum tau A, mungkin pulang cepet soalnya belum mulai belajar. Hari ini info masuk kelas mana sama ngambil buku paket," jelasku pada Aa seraya agak mengeraskan suara karena kami menggunakan helm dan kami sedang berada di perjalanan sehingga suaraku terbawa angin.
"Nanti kalo udah mau pulang telpon aja Aa," balas Aa Agam
"Iya siap A. Tapi isiin pulsa ya," jawabku seraya terkekeh,
"Pulsa? Bukannya baru di isi pulsanya tadi malam sama Abi?" tanyanya heran
Aku tertawa, "Bercanda A, serius mulu,"
Dan Aa Agam hanya menggeleng-gelengkan kepala.
Akhirnya kami tiba juga di sekolahku, aku turun dari motor N-Max ini. Melepas helm dan menyerahkannya pada Aa, lalu aku mencium tangan Aa Agam.
"Berteman sama siapa aja Neng, tapi kalo untuk bersahabat kamu harus bisa milih-milih. Karena Agama seseorang bisa dilihat dari siapa teman dekatnya," nasihat Aa.
Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل
“Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927)
"Iyaa siap komandan. Kuliah yang bener terus jangan lupa cepet kenalin calonnya jangan pacaran,"
Dia menyentil dahiku, sehingga aku meringis padahal tidak sakit aku hanya mendrama.
"Sakit neng? Perasaan pelan doang," tanyanya khawatir,
Aku nyengir, "Gak sakit," ucapku polos,
"Lagian kamu ini ada-ada aja. Aa mana berani pacaran. Dosa, Aa mana sanggup nanggung dosanya. Lagian Aa bisa-bisa diceramahi tujuh hari tujuh malam sama Abi dan Ummi kalo pacaran,"
Aku menganggukkan kepala tanda setuju dengan apa yang dikatakan Aa. Di dalam islam tidak ada yang namanya pacaran. Abi dan Ummi selalu mewanti-wanti anak-anaknya untuk tidak mencoba yang namanya pacaran. Karena pacaran itu tidak ada manfaatnya, mendapat dosa iya. Dan sudah dijelaskan di dalam Al-Qur'an Surah Al-Isra ayat 32.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Terucap [TAMAT] | TERBIT
Spiritual[Spiritual - Romance] Seorang lelaki yang menaruh rasa pada seorang perempuan, tetapi mereka telah terikat dalam sebuah persahabatan. Lelaki dan perempuan ini adalah orang-orang yang taat sehingga lelaki ini memilih mencintai dalam diam. Namun, keha...