Setelah mengucapkan itu, aku langsung menuju toilet. Untung saja di dekat lapangan basket ini ada toilet tetapi tetap saja aku harus keluar dulu dari gedung lapangan basket ini berada.
"Astaghfirullah." ucapku terkejut saat keluar dari area toilet perempuan.
"Gue manusia kali. Nonton juga ternyata, nonton basket atau mau nonton gue?" tanyanya dengan percaya diri. Aku heran dengan Vino, julukan playboy dan badboy melekat padanya tapi sikap percaya dirinya yang terlampau tinggi ini membuatku merasa heran, apa semua playboy mempunyai tingkat kepercayaan diri sepertinya?
"Heran ya gue sama lo itu! Pede lo itu tingkat tinggi. Terserah...lo ngapain di depan toilet perempaun?" tanyaku penuh selidik.
"Jangan suudzon dosa," jawabnya membuat aku terdiam seribu bahasa, "Lo nggak amnesia kan? Kalo dari toilet cowok ngelewatin toilet cewek." lanjutnya.
Kenapa aku bisa lupa? Iya benar apa yang dikatakan Vino, kalau dari toilet cowok dan mau kembali ke gedung lapangan basket itu melewati area toilet cewek.
"Permainan basket lo bagus," ucapku saat sudah berjalan lima langkah di depannya. Lalu aku merasakan jantungku berdetak diluar batas normal. Aku memegangi dadaku, ada apa sebenarnya?
***
M
ohon maaf sebagian part ini dihapus untuk kepentingan penerbitan. ❤🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Terucap [TAMAT] | TERBIT
Spiritual[Spiritual - Romance] Seorang lelaki yang menaruh rasa pada seorang perempuan, tetapi mereka telah terikat dalam sebuah persahabatan. Lelaki dan perempuan ini adalah orang-orang yang taat sehingga lelaki ini memilih mencintai dalam diam. Namun, keha...