Do important is good

1.6K 58 41
                                    

"don't judge a book by it's cover."

Udara panas di dalam angkot tidak menyurutkan semangat 45 seorang siswi SMA yang baru saja mendapat uang bulanan dari Abang kesayangannya.

Di dalam sebuah angkot, gadis berambut cokelat kekuningan itu terus menyunggingkan senyum terbaiknya, meski penumpang di sampingnya adalah seorang pria botak dengan keranjang ayam di pangkuannya yang teramat sangat menyebalkan.

Sedangkan di depannya terdapat dua orang ibu-ibu bertubuh gempal yang tengah asyik bercokol satu sama lain, terlihat jelas ibu-ibu itu akan pergi ke sebuah acara karena barang bawaannya yang menyerupai barang belanjaan bulanan emak emak.

Gadis itu tidak merasakan sesak ataupun gerah berada di dalam angkot biru itu, dia bahkan terkekeh geli ketika menyadari hanya ialah satu satunya pelajar yang menaiki angkot butut seperti ini.

"Dek, memang enggak telat sampai di sekolahan?" Tanya seorang ibu di depannya. Ila menggeleng cepat tanpa menyurutkan senyum di bibirnya.

"Kalau telat memang sudah biasa, Bu. Lagian nih ya kalaupun saya telat, itu enggak masalah yang penting jangan telat bayar SPP." Jawabannya santai.

Ibu itu hanya menggeleng pelan tanpa repot menanyainya lagi. Merasa di perhatikan Ila menoleh ke samping kirinya ke tempat pria botak yang memang sedang memperhatikannya.

"Ada apa, Om?" Tanyanya langsung.

Pria botak itu hanya mengernyit heran melihat penampilan gadis di sampingnya itu. "Kamu Siswi SMA kan? Bukan apa apa tapi penampilan kamu enggak lebih dari seorang pemulung di jalan jalan."

Ila tetap tersenyum seolah perkataan pria botak itu hal biasa, tentu saja itu sudah menjadi hal biasa yang ia dengar sehari hari. Namun, bagi ke dua ibu-ibu di depannya itu adalah hal yang luar biasa.

"Baju kamu memang tidak pernah di gosok, Dek?" Tanya ibu di hadapannya hati hati.

"Pernah, Bu. Tapi cuma sekali, itupun dulu waktu saya masih kelas X."

"Lah, memangnya sekarang kamu kelas berapa?" Tanyanya lagi.

"Kelas XII." Sahut Ila tanpa dosa. Ibu ibu di depannya itu lantas menjadikan Ila bahan gosip bahkan dengan terang terangan. Tapi Ila tidak begitu ambil pusing dengan semua hal yang orang lain lakukan padanya, selama itu tidak mengganggunya secara pribadi seperti Mengganggunya makan, menganggu ia yang tengah BAB, dan menggangunya tidur. Sesimpel itu tetapi masih saja banyak yang iri dengan hidupnya.

🌺🌺🌺


"Kamu lagi, kamu lagi. Tidak pernah bosankah kamu bertemu saya setiap harinya?"

"Sekali saja kamu tidak terlambat datang, sekali saja kamu tidak membuat darah saya naik, sekali saja kamu tidak menampakkan wajah dekil kamu itu di depan saya. Bisa?!" Ila menghela nafas panjang sebelum menjawab runtutan pertanyaan dari guru BK yang terkenal kejam itu.

"Bisa, Bu." Kata Ila seraya menghilangkan beleknya.

"Kapan!"

"Nanti kalau saya sudah lulus dari SMA karang bintang ini, Bu." Sahut Ila dengan nada tenang. Guru di hadapannya ini sudah naik pitam pasalnya dari kelas X hanya Ila yang menjadi siswi terbar-bar kasusnya, jika yang lain terkena kasus tentang cara berpakaian yang terlalu ketat atau make up yang terlalu tebal maka Ila terkena kasus tentang dia yang terlalu jorok, makan di dalam kelas saat guru tengah menyampaikan materi, serta terlambat datang ke sekolah.

Kumpulan Cerpen Remaja Komedi Romantis [SUDAH TERBIT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang