Chap 11 : Kangen?

380 202 196
                                    


Hari dimana aku selalu mengingat tentangmu


"Apapun itu kalian harus tetap membantu saya, " ucapnya.

Mereka semua hanya mengangguk setuju walaupun mereka tidak tau apa itu.

Semua sudah terencana dengan baik, ternyata papa Syasa lebih dari seorang polisi. Ia lebih pandai satu langkah dari 'orang itu'.

Namun disisi lain ada sebuah teka teki baru. Fira merasa bukan Agas lah yang melakukanya, ada sesuatu yang janggal disini. Namun itu baru perkiraan seorang Fira tidak dengan yang lainnya.

♡♡♡

Kinunsyaera (Syasa)~~

Gelap hanya itu yang dapat dirasakan seorang Syasa ditempat yang sangat asing baginya.

Kepala pusing, cenat-cenut, bahkan seperti dipukul sesuatu sebelumnya. Semua gelap tak ada penerangan, pencahayaan, samar samar terdengar suara seseorang yang tidak asing baginya.

"Gimana? " tanya seorang itu dari kegelapan sehingga Syasa tidak dapat melihat wajahnya dengan jelas.

"Lo siapa? " tanya Syasa santai, ia berusaha menutupi kegelisahannya.

"Lo bakal tau setelah bangun dari kematian hahahahaa, " jawabnya dengan tertawa keras.

"GILA, lo sadar yang barusan lo omongin? " tanyanya sangat santai.

"Gue?" dengan menunjuknya pada diri sendiri, tetapi tidak terlihat oleh Syasa.

"Gue....gue- heh lo pasti tau nggak usah nanya. "

"Gue nggak bodoh, lo kira gue tau siapa lo. "

"Intinya gue nggak bakal bikin lo bahagia! " jawabnya dengan sedikit keras.

"Ancaman lo nggak ngaruh buat gue, " jawab Syasa tenang.

"Nggak usah sok berani, padahal dalam hati lo takutnya minta ampun, " jawabnya masih dengan memunggungi Syasa.

"KALO BERANI LIATIN MUKA JELEK LO, " jawab Syasa dengan penuh penekanan di setiap kata.

"Apa lo bilang, " dengan mengepalkan kedua tanganya," gue nggak bakal sakitin lo sebelum gue liat dan saksikan kematian dari orang tersayang lo HA HA HA HA," lanjutnya dengan pergi begitu saja meninggalkan Syasa yang masih terpaku dengan kata katanya.

"Woyy lo mau kemana lepasin gue brengsek, " ucap Syasa dengan nada berteriak.

"Tunggu 15 menit lagi mereka akan datang !"

Siapa? tanya Syasa dalam hati.

Dalam keadaan terikat, Syasa berusaha keluar dari tempat gelap tersebut. Namun rencananya selalu gagal orang yang menyekapnya mengetahui apa yang dilakukan.

Syasa ditampar, di banting, tapi orang itu menggunakan topeng sehingga ia tidak tau siapa itu.

Wajah berlumuran darah hanya itu yang tergambar pada wajah Syasa sekarang.

Namun ia pergi begitu saja, lari bahkan seakan ia dikejar oleh waktu.

"Tolong Syasa pa, " ucap Syasa lirih sebelum ia benar benar pingsan.

AksanataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang