Ternyata

35.2K 1.4K 45
                                    

Lanjut jangan???

Aku sering banget up nya ya 😅
.
.
Jangan lupa vote kalo suka sama ceritanya😁

Dan jangan lupa komen kalo next 💁

Prokk

Prokk

Prokk

Klik.

Lampu menyala.

"Jadi ini tujuan kamu?" kata seseorang yang sedang duduk di sofa ruang tamu.

Glekk

Nadifah pun pelan-pelan menengokan kepalanya ke sumber suara. Ia takut, sangat takut. Apakah rencananya ketahuan Revan, pikirnya.

Tapi saat ia menengok tiba tiba matanya terbelalak saat melihat siapa yang sedang duduk itu.

"Kak Rian?!!" teriak Nadifah terkejut, matanya membola kaget.

Sedangkan Rian sendiri malah terkekeh geli melihat wajah Nadifah lalu ia pun beranjak menghampiri wanita itu.

"K-kak Ri-an kenapa b-bisa ada disini?" tanya Nadifah gugup. Rian hanya menjawab dengan gedikan bahu acuh.

"Jadi ini tujuan kamu baikin Revan? Pantesan, soalnya kakak ga percaya waktu Kakak minta bebasin kamu, dia bilang kalian udah baikan dan mau rujuk. Ternyata ini rencana kamu." jelas Rian santai menatap Nadifah.

"M-maksud kakak?"

"Nadifah.. Nadifah... Kamu cantik cantik lola yah hahaha" ejek Rian di akhiri tertawaannya yang membuat Nadifah kesal setengah mati.

"Gini.. Kemarin Kakak ke kantor Revan minta bebasin kamu sama Rafa, tapi dia bilang kalian udah baikan dan mau rujuk. Tapi Kakak ga percaya, makanya Kakak ke sini" kata Rian lagi.

Nadifah masih menatapnya tak mengerti pasalnya saat ini ia sedang buru buru ingin keluar dari sana sebelum Revan kembali, tapi Rian malah dengan santainya mengajaknya bercanda.

"Aku ga peduli! Sekarang Kakak bantu aku keluar dari sini Kak, aku mohon!!" kata Nadifah terburu-buru sambil menggoyangkan tangan Rian.


"Heii heii santai... Iya iya, kita keluar dari sini" kata Rian yang lalu membuka pintu dan menarik Nadifah keluar.

Tapi tiba tiba sebuah suara kembali mengejutkan Nadifah.

"Woww ada pahlawan kesiangan rupanya berkunjung ke rumahku" kata seseorang mengagetkan Rian dan Nadifah yang hendak menuju gerbang.

Sekali lagi, Nadifah di kejutkan dengan seseorang yang kini sedang duduk di kursi teras menghadap ke arah Nadifah dan Rian. Seseorang itu juga di kelilingi oleh Anak buah yang berbadan kekar di belakangnya.

"M-mas R-revan?!" kata Nadifah tergagap, ia benar benar terkejut saat aksi kaburnya tertangkap basah Revan.

"Kenapa? Kaget? Acara kaburnya ketahuan?" kata Revan dengan seringaian yang sangat menakutkan bagi Radifah.

"Van!"

"Dan lo! gue udah tau rencana lo dari awal, Yan! Dengan buat keributan di kantor, biar gue harus kesana dan lo bawa Nadifah kabur dari sini?! Gitu?! Cara lo klasik, Yan!" jelas Revan santai namun menusuk, lalu ia beranjak dari duduknya dan melangkah maju mendekati Rian dan Nadifah, sontak Rian langsung menyembunyikan Nadifah di belakang punggungnya.

"Van, Nadifah juga manusia!! Lo ga bisa asal kurung orang seenaknya demi obsesi lo!!" bentak Rian pada Revan yang terlihat acuh.

"Bacot!!"

"Tangkap dan habisi dia! Buat dia kapok berurusan sama gue!" kata Revan pada beberapa anak buahnya.

"Baik boss!"

Dan sedetik kemudian beberapa anak buah Revan itupun langsung menyeret Rian dari sana, sontak saja Nadifah terkejut bukan main saat di depan matanya Rian di hajar habis habisan.

Sedangkan Revan kini menyeret Nadifah masuk ke rumah lalu menguncinya.

"Mas!! Mas!! Kak Rian ga salah!! Lepasin dia!! Aku yang salah Mas! Aku yang salah! Lepasin Kak Rian!" kata Nadifah panik, air matanya sudah bercucuran. ia kini memegang tangan Revan memohon setelah tadi Revan menyeretnya masuk lalu menghempaskannya ke sofa.

"Iya! Kamu juga salah! Kamu pikir aku ga tau, kalo kamu baikin aku supaya kamu bisa kabur dari sini saat aku lengah?!!" bentak Revan tepat di depan wajah Nadifah. Nadifah hanya bisa memejamkan mata saat Revan membentaknya, ia takut. Jadi rencananya selama ini sia sia?, pikirnya.

"Aku minta maaf Mas..hiks hiks..kamu boleh hukum aku, Tapi aku mohon lepasin Kak Rian mas..hiks..hiks.." kata Nadifah memohon, matanya menatap sendu mata tajam Revan.

"Ngapain kamu belain dia?! Kamu suka sama dia?! Kalo gitu aku ga akan segan-segan buat dia pergi ke neraka!!" kata Revan dengan seringaian yang menakutkan diakhiri bentakan yang tajam.

"MAS!!!" bentak Nadifah marah, pasalnya Revan bermain main dengan nyawa seseorang.

Nadifah kalut, ia pun berlari menuju pintu utama dan menggedor gedornya. Ia tak putus asa, Nadifah pun berlari menuju puntu belakang namun sama, dikunci.

"Mau kemana kamu hah?!! Semua pintu yang ada disini udah divkunci, jadi kamu ga bisa keluar buat belain si brengsek yang bentar lagi mati itu!" kata Revan tajam tak menghilangkan seringaian yang ada dibibirnya. Ia pun terkekeh mengejek pada Nadifah yang kini menatapnya marah.

"Lebih baik aku mati daripada harus di sini sama kamu!!!" teriak Nadifah lalu berlari menuju dapur mencari pisau. Mata Revan sontak membola, ia pun langsung mengejar Nadifah.

Saat selangkah lagi Nadifah mencapai pisau, tangannya sudah di tarik kasar Revan. Dan kini tubuhnya sudah di angkat revan di pundaknya menuju kamar.

"LEPASIN!!!!!"

"BRENGSEKK!!!"

"LEPASIN!!!"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Gimana? Lanjut jangan nih??

Kira kira nadifah bakal berhasil kabur ga yah?

See you next time 😁

My Ex Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang