Sakit

48.6K 2.2K 44
                                    

Haiiii

Jangan lupa vote nya ya 😁

Ditunggu 😆

Di taxi yang Nadifah tumpangi, wanita itu menangis tersedu sedu menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Da... Ngis?" tanya Rafa yang duduk di sebelah Nadifah.

Anak itu hanya memperhatikan Bundanya menangis dengan mata sendu dan bibir bawah yang sudah maju.

"Da..ngdak Leh ngis..." kata Rafa lagi sambil menyentuh lengan Nadifah.

Sontak Nadifah membuka tangannya dan menatap Rafa dengan air mata mengalir. Kemudian memeluk Rafa erat.

"Maafin Bunda..hiks..hikks.."

Sedangkan Rafa hanya diam membalas pelukan Nadifah, ia mengerti bahwa Bundanya kini sedang sedih.

_____________________________________

Sementara itu Revan melajukan mobilnya membelah Ibu kota dengan kecepatan di atas rata rata menumpahkan amarahnya.

"Aaarrgghhhh!!! Bodohh!!!" teriak Revan murka dengan wajah memerah.

Ia marah merutuki kebodohannya selama ini, yang tak mengetahui bahwa ia memiliki anak, lalu menghianati Istrinya yang ia cintai dan membuat wanita itu kini membencinya.

Ia pun menyambar ponselnya lalu menghubungi seseorang.

"Cari informasi tentang Nadifah, dia sekarang lagi ada di Jakarta. Hari ini juga informasinya harus di kirim ke gue!!!" sentak Revan yang lalu mematikan ponselnya dan melemparkan ke bangku sebelah.

2 jam ia berputar putar di jalan, ia pun memutuskan untuk pergi ke club.

Tempat yang sesak, lampu temaram dan bau alkohol beserta rokok yang menyengat.

Sudah satu jam Revan duduk di tempat VIP sendirian dengan beberapa botol minuman keras level tinggi yang ada di meja.

Ia tak menyadari, seorang perempuan berbaju merah menyala ketat memperhatikannya sedari tadi dan kini berjalan menghampirinya lalu dengan beraninya duduk di pangkuan Revan yang sudah mabuk.

"Butuh teman 'main', sayang?" tanya Wanita itu menggoda dengan tanggan kanannya merangkul Revan dan tangan kirinya bermain di dada Revan, mengelusnya.

Revan yang sedang memainkan gelasnya berputar putar menoleh pada wanita itu, menatapnya nyalang.

"Pergi kau jalang sialan!" kata Revan mendesis.

"Heiii aku kan mau menemanimu bermain, sayang. Jadi... Kita mau memesan hotel kapan?" balas Wanita itu tidak tau malu dan kini bertambah agresif dengan menggerakkan pinggulnya ke kanan dan kiri untuk merangsang Revan.

Karna jengah, meskipun sedang tak sadarkan diri tapi ia masih waras untuk tidak bermain wanita karna yang ia cintai hanya Nadifah.

Revan pun menarik rambut panjang wanita itu lalu mendorongnya kasar sampai wanita itu tersungkur di lantai.

"Pergi kau! Jalang sialan!" sentak Revan.

Wanita itu kaget bukan main, mereka pun menjadi pusat perhatian orang orang yang ada di sekitar.

"Awas saja kau, lelaki sombong! Huh!" kata wanita itu setelah berdiri dan merapihkan pakaiannya lalu pergi dengan angkuhnya.

Setelah satu pengganggu menghilang kini ia kembali meminum minumannya sampai sebuah notifikasi email mengalihkannya.

My Ex Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang