Tangis

34.2K 1.4K 28
                                    

Lanjut jangan??!

Jangan lupa vote kalo suka sama ceritanya 😁

Dan jangan lupa komen kalo pengen next 😅
.
.
.
.
.
.

Saat selangkah lagi Nadifah mencapai pisau, tangannya sudah ditarik kasar Revan. Dan kini tubuhnya sudah diangkat Revan di pundaknya menuju kamar.

"LEPASIN!!!!!"

"BRENGSEKK!!!"

"LEPASIN!!!"

Brukk

Brukk

Setelah sampai di kamar, Revan langsung menghempaskan Nadifah ke atas ranjang dengan kasar tak memperdulihan Nadifah yang kesakitan.

PRANGGG

BRAKK

"AAARRGHHH!!" teriak Revan frustasi manarik rambutnya.

nadifah terpekik kaget saat Revan mengambil gelas yang ada di nakas dan melemparkannya ke tembok sehingga menumbulkan suara yang keras dan dia juga memukul pintu lemari hingga retak.

"Apa susahnya sih Fah nurut sama aku!! Aku cuman pengen kita sama-sama lagi kayak dulu!! Dan Rafa punya keluarga yang utuh Fah!!" kata Revan setengah berteriak frustasi. Ia tak tau lagi harus berbuat apa supaya Nadifah mengerti, sedangkan wanita itu kini hanya menangis tergugu.

"Kita udah ga bisa kayak dulu lagi Mas..hiks hiks.. lebih baik Mas cari kebahagiaan Mas sendiri, begitupun aku...hiks hiks.. Soal Rafa, kita bisa besarin dia tanpa harus ada ikatan pernikahan di antara kita...hiks.." balas Nadifah sendu.

Tiba tiba Revan berlutut memegang kedua tangan Nadifah kedalam genggamannya.

"Aku ga mau Fah.. Aku cuman cinta sama kamu, aku mau kamu! Aku tau dulu aku salah sama kamu, aku ngecewain kamu. Maafin aku Fah, aku minta maaf.." kata Revan lirih.

Setelah beberapa menit Revan terdiam menunggu balasan Nadifah yang masih saja menangis. Sampai ia pun kembali bersuara.

"Dulu aku dilema Fah, aku bingung.Mamah desek aku buat ngasih dia cucu dan minta aku nikah lagi sama wanita pilihannya, karna waktu itu kamu masih belum juga hamil. Dan kalo aku nolak permintaan mamah, aku bakal di hapus dari nama ahli waris keluarga. Tapi Di sisi lain aku cinta sama kamu, aku ga mau kehilangan kamu. Aku tau konsekuensi kalo aku ngedua, kamu bakalan pergi ninggalin aku.."

"..Dan di satu sisi yang lain papah percayain perusahaan yang dia bangun dari nol ke aku. Aku bingung Fah... Aku harus gimana..? Bahkan 2 tahun kamu ninggalin aku, hidup aku ancur Fah.." jelas Revan mengungkapkan rahasia yang selama ini ia pendam. Itu adalah faktanya, ia bingung dan takut. Ia bingung antara memilih cintanya atau keinginan ibunya dan juga amanat ayahnya yang sudah meninggal.

Beberapa saat Nadifah menatap mata sendu Revan yang kini memerah, ia mencari kebohongan di sana, namun ia tak menemukannya. Ia tau seberapa sayang Revan pada ayahnya. Bahkan saat ayahnya meninggal, revan yang paling tertekan.

Sedetik kemudian Revan membenamkan wajahnya ke atas tangan Nadifah.

"Aku harus gimana Fah... Jawab.. Aku harus gimana..?"

Nadifah tertegun, lengannya terasa basah. Revan menangis, bahkan bahunya bergetar.

Revan yang ia kenal tegas, arogant, dan licik kini sedang menangis di pangkuannya.

Hingga beberapa menit kemudian, Revan pun beranjak berdiri dan mengusap wajahnya kasar. Nadifah menatapnya bingung.

"Baik, aku nyerah. Kamu boleh pergi dari sini, aku ga akan nahan lagi. Tapi aku mohon, kamu jangan lagi coba coba bunuh diri. Meskipun aku ga bisa milikin kamu, seenggaknya aku masih bisa liat kamu ada" kata Revan lirih memalingkan wajahnya dari Nadifah. Matanya menyorotkan keputusasaan, apa Revan bener-bener nyerah?, pikir Nadifah.

Nadifah pun beranjak berdiri menatap Revan sebentar lalu mulai berjalan pergi meninggalkan Revan yang mematung di tempatnya.

.
.
.
.
.
.
.

Gimana?

Mau lanjut engga??

Jangan lupa vote kalo suka 😁

Maaf ya kalo cerita nya sejauh ini masih gaje hihi 😁

See you 😘

My Ex Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang