Lagi

35.9K 1.5K 54
                                    

Lanjut??

Jangan lupa vote kalau suka ceritanya 💃
.
.
.
.
.
.

Setelah perdebatannya dengan Nadifah, Revan memilih keluar kamar dan menuju dapur untuk minum menyegarkan kepalanya yang terasa akan meledak akhir akhir ini jika sedang berdebat dengan Nadifah.

Ia pun menuju dapur yang terdapat Ibunya sedang membuat sesuatu di sana.

"Mah..."

"Eh Van..."

"Rafa mana Mah?" tanya Revan sambil melengok kanan kiri mencari anaknya.

"Oohh dia lagi main lego tuh di kamar, tadi dia pengen susu jadi Mamah buatin dulu nih" balas Ibunya Revan yang sedang menuangkan air hangat ke dalam dot. Revan pun hanya menggangguk menatap Ibunya.

"Hmmm Mah..."

"Apa Van?"

"Mungkin... akhir akhir ini Revan bakal ngerepotin Mamah buat jaga Rafa, ga apa apa?" tanyanya hati hati merasa tak enak.

"Kamu ini kenapa sih Van, ya ga apa apa dong. Toh Rafa juga cucu Mamah, malah Mamah seneng ada Rafa, jadi ga sepi" balas Ibu Revan tersenyum sambil mengusap bahu anaknya hingga ia merasakan kegundahan anaknya itu dari senyuman yang Revan paksakan.

"Van... kamu ga mau cerita? Sebenernya ada apa?" tanya Ibunya lembut yang kini sudah duduk di bangku meja makan menatap anaknya yang juga ikut duduk di hadapannya.

Revan hanya bisa menghela nafas panjang.

"Kenapa?"

"Dia mau lari lagi dari Revan mah, bawa Rafa. Revan ga mau kehilangan dia lagi, apalagi sekarang ada Rafa yang juga Anak Revan." jelas Revan sambil menatap Ibunya itu sendu.

"Lalu sekarang bagaimana? Nadifah ada di kamar kamu kan?"

"Iya mah, Revan kurung dia disana, Takut dia kabur lagi bawa Rafa.
Dan... Kita mau menikah mah" kata Revan yang kini tangannya sudah di genggam erat oleh ibunya di atas meja.

"Mamah setuju aja kalian mau menikah lagi. Tapi Van, jangan terlalu keras dan memaksa Nadifah, kasian. Dia pasti menderita selama ini, apalagi dia udah ga punya siapa siapa lagi selain Rafa. Mamah juga minta maaf, semua ini juga karena keegoisan Mamah waktu itu maksa kamu" jelas Ibunya sendu, ia sangat merasa bersalah pada anaknya dan Nadifah, terlebih Rafa. Nadifah pasti menderita karena sewaktu hamil Rafa hanya seorang diri tidak ada yang mendampingi dan Rafa pasti membutuhkan sosok Ayah.

"Itu udah jadi masalalu Mah, Revan juga salah. Mungkin ini udah takdir Revan"

Saat sedang bercengkrama sebuah suara tiba tiba mengalihkan mereka.

"Ne... Cu.." kata Rafa yang berjalan keluar dari kamar hingga ia melihat Revan yang sedang tersenyum.

"Yahh!!!" teriak Rafa berlari yang langsung di sambut Revan ke dalam pelukannya.

"Anak ayah lagi ngapain sih? Ga kangen ya sama Ayah? " kata Revan sambil menciumi wajah Rafa.

"Hihihi ngen... Yah.." Rafa terkikik geli menghindari ciuman ciuman Revan.

"Udah mandi belum? Kok bau asem sih?" goda Revan yang membuat bibir Rafa cemberut kesal.

"Hahaha yaudah yuk mandi sama Ayah!"

"Yeyyy di!!" antusias Rafa lalu memeluk leher Revan erat. Revan dan Ibunya hanya tertawa pelan melihat tingkah lucu anak itu.

"Yaudah, Nenek kita mandi dulu ya" kata Revan lagi mengintruksi Rafa untuk meniru perkataanya.

"Ne di lu ya.." ulang Rafa polos yang di tanggapi tertawaan oleh Revan dan Ibunya.

"Yaudah, tapi ini gimana susunya? Udah terlanjur di bikinin"

"Simpen di kulkas dulu aja Mah, nanti Revan angetin. Mah, revan pinjem kamar mandinya ya"

"Iyaa, gih mandi"

Setelah itu Revan dan Rafa pergi mandi berdua.

---------------------------------------------------------

Setelah makan malam dan bermain sebentar dengan Rafa sampai tertidur, Revan baru kembali ke kamarnya membawa makan malam untuk Nadifah.

"Sayang... Makan dulu yuk"

Revan menyimpan makanan itu ke meja lalu menghampiri Nadifah yang kini sedang tertidur di ranjang dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.

"Yang..." panggil Revan lagi sambil membuka selimut itu, ternyata Nadifah tidak tidur, matanya terbuka sempurna.

"Makan dulu yuk" bujuk Revan dengan tangan yang mengelus kepala Nadifah lembut.

"Aku mau pulang" kata Nadifah lirih dengan tatapan kosong mata yang bengkak. Revan hanya bisa menghela nafas berat. Masalah itu lagi, pikirnya.

"Ayo makan, kamu belum makan malam." jawab Revan menghiraukan ucapan Nadifah.

"Kita buat perjanjian, biarin aku pergi, Rafa boleh disini sama kamu." kata Nadifah lagi yang kini beralih menatap Revan.

Revan yang mulai jengah pun menyentak tangan Nadifah untuk duduk. Hingga Nadifah meringgis sakit.

"Ibu macam apa kamu ninggalin anaknya sendiri hah!" geram Revan dengan gigi yang bergemelatuk dan tatapan mata yang tajam.

"Dan kamu, Ayah macam apa yang misahin Anak dari Ibunya" balas Nadifah tak kalah sinis lalu menyentak kasar tangannya yang di cengkram Revan.

"Udahlah, aku ga mau debat sama kamu lagi." kata Revan yang lalu akan pergi sampai suara Nadifah mengintruksinya membuat Revan kian marah besar.

"Jadi kamu setuju? Oke, sekarang lepasin aku. Aku mau pulang, Rafa bisa sama kamu disini. Bukannya itu mau kamu, seorang anak?"

"NADIFAH!!!" teriak Revan keras lalu berbalik menghampiri Nadifah kembali dan mendorongnya sehingga kini ia ada di atas Nadifah, mengukungnya.

"Kamu mau pergi? Coba kalau bisa" seringaian Revan dan setelah itu Revan kembali memperkosa Nadifah kasar tanpa ampun. Dan Nadifah hanya bisa menangis, menjerit, memberontak meskipun usahanya itu sia sia.

.
.
.
.
.
.

Selamat malam minggu bagi yang punya pacar!!!😂

Maaf ya feel nya kurang ngena, otak aku lagi penuh sama konser EXO 😭😭😭

Gini nih akibat giliran suaminya ke indo tapi ga bisa ketemu langsung..😭😭😭

Kalau ada yang ga dimengerti boleh tanya dikomentar 💃

See you ✌

Ada salam dari suami aku

MAS CHANYEOL ❤

MAS CHANYEOL ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Ex Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang