Allysha sedang berjalan-jalan sendirian di sekitar taman dekat rumahnya.
Allysha duduk di kursi panjang yang berada di taman itu, dia melihat ke langit dan memikirkan sesuatu yang ditakutinya.
"Gue harap, waktu gue masih banyak. Gue gak mau ninggalin orang-orang yang gue sayang. Ayah, bunda, Kak Arka dan temen-temen gue."
"Gue harus bertahan. Iya, gue pasti bisa!" batin Allysha.
Allysha mengeluarkan buku diary hitam yang ada di tas nya dan menuliskan sesuatu didalamnya.
Sunday, 09
By: Allysha ZhelynHari-hari gue selama 1 bulan ini sangat menyenangkan, gue inget banget waktu pertama kali kembali ke Indo, mungkin agak asing setelah gue kembali kesini, beda banget sama di Australia. Gue seneng bisa bertemu lagi dengan kakak gue yang paling ngangenin, dan juga... yaa punya beberapa kenalan baru.
Apa gue bakal menetap atau kembali kesana? entahlah, gue gatau. Gue ingin menghabiskan waktu-waktu gue bukan hanya dengan buku-buku yang harus gue pelajari setiap hari, tetapi yang paling gue ingin lakukan adalah membuat momen yang tak terlupakan dengan orang-orang yang gue sayang. Karena gue juga gatau sampai kapan gue bisa merahasiakan apa yang selama ini gue rasakan kepada dunia, jujur gue takut.. Takut apa yang selalu menghantui pikiran gue akan terjadi. Tapi gue tidak akan biarkan semua orang khawatir dengan apa yang gue alami saat ini, termasuk keluarga gue. Cukup hanya gue, gue yakin Tuhan pasti memberikan yang terbaik buat gue. Cepat atau lambat, semua yang gue simpan akan terbongkar dan entah apa yang akan terjadi setelah itu.. Gue cuma mau bilang pada diri gue sendiri "Keep smiling and always strong, Allysha :)"
Tanpa disadari, pipi Allysha sudah basah dengan air matanya. Dia pun segera menghapus air matanya dan menyimpan buku tersebut kembali ke tas nya.
Allysha kembali menatap sekitar, banyak sekali anak-anak yang sedang bermain, angin yang menyapu helaian rambutnya, dan langit siang hari yang terlihat cerah dan sejuk.
>>>>>>DISISI LAIN
"Kenapa harus lo lagi, sih?"
"Dingin banget sih lo.. Bikin gue gemes."
"Makasih semuanya, terutama buat Kak Kenath udah bantuin gue tadi."
Perkataan Allysha selalu terngiang-ngiang di kepala Kenath, entah kenapa dia merasa ada yang berbeda dengan gadis itu.
Kenath langsung menggelengkan kepalanya mengusir pikiran tentang Allysha.
Kenath meninggalkan balkon dan masuk ke kamarnya.
Pandangannya tak sengaja terarah pada foto selfie dirinya dan Allysha yang terletak di meja belajarnya.
Kenath mengambil foto tersebut.
Wajah Allysha yang terlihat menggemaskan membuat Kenath tersenyum tipis.
"Semenjak kejadian itu, kenapa selalu Allysha yang hadir di pikiran gue?" batinnya.
Kenath jadi teringat pertemuan terakhir dengan kekasihnya.
Flashback onSalma, gadis periang yang selalu mewarnai hari-hari Kenath selama 3 tahun. Tetapi sekarang ia harus terbaring lemah di rumah sakit.
"Kamu harus kuat, Sal.." lirih Kenath sembari menggenggam tangan Salma.
"Kamu pasti kuat, Sal.. Aku disini, aku gamau kehilangan kamu, sayang." lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Without You
Teen FictionKisah seorang gadis berumur 16 tahun yang harus tegar dalam melawan sakit yang di deritanya, ia hampir menyerah dalam menghadapi semua dan Allysha yakin bahwa hidupnya tidak akan lama lagi. Sampai ia dipertemukan dengan seseorang yang tak disangka m...