Tak terasa sudah Allysha sudah menghabiskan 6 bulan untuk bersekolah di negara asalnya. Tetapi sebentar lagi dia harus kembali ke Australia untuk berjuang melawan penyakitnya.
Jadi otomatis dia akan melanjutkan sekolah nya lagi sekaligus melakukan pengobatan disana.
"Kak, lo ga mau ikut gue kesana?" tanya Allysha sembari melipat bajunya.
"Ngga, sorry.. Gue harus fokus ujian buat beberapa bulan lagi. Sebentar lagi kan gue lulus." ujar Arka.
Allysha menunduk dan merasa sedih karena tak terasa ia akan meninggalkan Arka lagi.
"Lo jangan khawatir, dek. Ini demi lo juga. Gue cuma mau lo sembuh, kan disana masih ada mama papa." ujar Arka yang langsung menghampiri Allysha.
"Disana juga kan masih ada sepupu kita yang bisa nemenin lo, lo inget kan?" lanjutnya.
Allysha mengerutkan alisnya "Siapa?"
"Bryan." jawab Arka.
"Bukannya dia masih di Perancis?" tanya Allysha.
"Katanya sih dia mau nemenin lo selama lo dirawat disana nanti." ujar Arka.
Allysha mengagguk mengerti, setelah ia telah selesai melipat pakaiannya, Allysha beranjak dan berjalan menuju meja belajarnya.
Pandangannya tak sengaja melihat foto selfie dirinya dengan Kenath, Allysha mengambil foto itu dan mengusapnya.
"Lo suka ya sama Kenath?" tanya Arka yang tiba-tiba ada dibelakangnya.
"Gue gatau, kak. Rasanya gue ga tega buat ninggalin dia." ujar Allysha.
"Apa dia bakal baik-baik aja kalau gaada gue?" tanya Allysha pada dirinya sendiri.
Arka tertawa lalu menoyor kepala Allysha.
"Emangnya lo siapanya? Ge-er banget Kenath bakal sedih kalau gaada lo." ujar Arka.
"Lo kalau gatau diem aja." ketus Allysha.
"Iya deh iya.." Arka berjalan menuju pintu.
"Ciee akhirnya lo punya rasa juga sama Kenath! Gue bilangin dia, ya!" teriak Arka yang langsung lari keluar kamar.
"ARKA!! NYEBELIN BANGET SIH LO!"
>>>>>>
"Dek." panggil Arka yang sudah kengkap mengenakan jaketnya.Allysha tak menanggapinya dan hanya fokus pada acara tv di depannya.
"Dek!" panggil Arka lagi.
"Ck, apa sih?" kesal Allysha.
"Yahh marah.. Emosian banget sih lo." ujar Arka.
"Biarin." ketus Allysha.
"Sorry deh, gue gaakan bilang Kenath tentang yang tadi." ujar Arka yang ikut duduk disebelah Allysha.
"Bilang aja bodoamat." sahut Allysha.
"Serius? Gue bilangin, ya. Mumpung gue sekarang mau ke rumah dia, nih." goda Arka.
"Lo ngapain kesana?" tanya Allysha heran.
"Anak kecil gausah kepo." balas Arka.
"Lo maafin gue, gak?" tanya Arka.
"Sebentar lagi lo balik ke Australia, masa masih ambekan sama gue?" ujar Arka dengan nada sedih yang dibuat-buatnya.
"Yaudah, iya." ujar Allysha.
Arka tersenyum "Peluk dulu dong." seraya melebarkan tangannya.
Allysha memeluk Arka dengan erat lalu tak lama ia melepaskannya lagi.
"Gue ke rumah Kenath dulu, ya. Lo baik-baik dirumah. Kemungkinan gue pulangnya larut, jadi lo tidur aja." ujar Arka.
>>>>>>
"Woy, Van! Lo jangan curang!" umpat Atha yang sedang memainkan PlayStation milik Kenath.
"Siapa yang curang? Lo nya aja yang noob." protes Arvan.
Mereka berempat sedang sibuk dengan permainannya, Arka, Atha, dan Arvan bermain dengan suara hebohnya. Sedangkan Kenath? Dia hanya diam dan santai dalam menggerakan jarinya di stick ps miliknya.
"Oke, fix. Si Kenath menang lagi." pasrah Atha.
"Cape ah gue. Mending sekarang kita ngapain ya?" tanya Atha.
"Oh iya, Ar. Adik lo kemana? Kok ga keliatan dari kemarin?" lanjutnya.
"Ada di rumah." jawab Arka.
"Kenapa ga lo ajak kesini?" tanya Atha lagi.
"Lo minta gue ngajak anak cewek buat keluar larut begini? Sehat lo?" tanya Arka malas.
"Elah, pundungan banget sih lo. Gue cuma nanya." ujar Atha.
"Adik gue lagi sakit." ujar Arka.
"Sakit apaan?" tanya Arvan.
"Leukemia." jawab Arka yang tak sadar dengan ucapannya.
Mendengar hal itu membuat semuanya terkejut terlebih Kenath.
Atha refleks memukul punggung Arka yang membuat Arka terdesak dalam minumnya.
"Jangan bercanda lo!" seru Atha.
"Emangnya gue ngomong apa tadi?" tanya Arka beo.
"Allysha sakit Leukemia, serius lo?" tanya Arvan lagi.
Oh shit! Demi apapun, Arka keceplosan yang membuat Arka melanggar janji untuk tidak memberitahukan hal ini pada sahabatnya terutama Kenath.
Arka menghela napas pelan "Iya, dia udah sampai ke stadium 2."
Deg!
Bagaikan tersambar petir, Kenath benar-benar hancur saat mendengar gadis yang selalu terlihat semangat ternyata menderita penyakit serius.
"Dia bakal balik lagi ke Australia bulan depan buat pengobatannya." ujar Arka.
"Kasian banget adik lo, gue bakalan kangen dia." ujar Atha.
"Apa ga bisa dia dirawat disini?" tanya Arvan.
Arka menggeleng.
Kenath segera beranjak dari duduknya dan mengambil kunci motornya berniat pergi ke rumah Allysha.
"Mau kemana lo?" tanya Arka.
"Ke rumah lo."
Arka segera mengejar Kenath dan menahannya.
"Lo apa-apaan, sih? Gausah gegabah lo." ujar Arka.
"Allysha gamau lo tau tentang penyakitnya, kalau lo kesana dia pasti bakalan sedih." lanjutnya.
"Dia gamau bikin lo khawatir, dia sendiri bahkan ga tega buat ninggalin lo."
Kenath yang tadinya berniat memakai helm nya sontak berbalik dan berusaha mencerna semua ucapan Arka.
"Gue tau lo peduli sama adik gue dan gue juga tau." Arka menjeda perkataanya.
"Lo suka kan sama Allysha?"
To be continued..
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Without You
Teen FictionKisah seorang gadis berumur 16 tahun yang harus tegar dalam melawan sakit yang di deritanya, ia hampir menyerah dalam menghadapi semua dan Allysha yakin bahwa hidupnya tidak akan lama lagi. Sampai ia dipertemukan dengan seseorang yang tak disangka m...