CHAPTER 8

113 28 4
                                    

Burung berkicauan, serta angin yang sejuk membuat Kenath berkeinginan untuk membawa Allysha mengunjungi taman.

"Tumben banget lo ngajak gue kesini, kenapa?" tanya Allysha.

"Pengen aja." balas Kenath.

Allysha hanya mengagguk dan mereka pun duduk di kursi yang ada disana.

"Udah lama gue gak kesini." ujar Allysha.

"Ca." panggil Kenath.

Merasa terpanggil, Allysha pun menoleh padanya.

"Kalau gue cerita sama lo, lo mau dengerin ga?" tanya Kenath.

"Sure."

"Lo pernah nanya kenapa gue sikapnya dingin, kan? Gue mau cerita kenapa alasan gue kayak gitu."

Allysha mulai tertarik dan membenarkan posisinya menghadap Kenath.

"Waktu gue kelas 9, gue pernah pacaran sama cewek yang sikapnya persis kayak lo. Namanya Salma, gue pacaran sama dia udah 3 tahun. Tapi.."

"Oh ya? Terus dia kemana? Kok gue gak pernah liat lo jalan bareng cewek?" Potong Allysha.

Kenath melanjutkan ceritanya "Waktu anniv kita yang ke 3 tahun, gue mau siapain kejutan buat dia. Gue berniat pergi kesini, tempat yang dia suka. Tapi di tengah perjalanan, ada banyak kerumunan orang yang kumpul di tengah jalan. Karena gue penasaran, jadi gue samperin dan ternyata..."

"Salma kecelakaan."

Allysha sontak menutup mulutnya terkejut.

"Katanya dia ditabrak mobil lain, saat gue liat Salma udah ngeluarin banyak darah. Gue panik, sangat panik."

"Salma dibawa ke rumah sakit dan sempat koma seminggu, gue setia nemenin dia bahkan rela ga pulang berharap Salma sadar. Tapi akhirnya datang hari dimana gue mulai merasa hancur, nyawa Salma tidak tertolong dan dia ninggalin gue buat selamanya tanpa bilang apa-apa sebelumnya."

Kenath mendongkak menahan air mata yang akan turun, Allysha langsung mengusap pundak Kenath untuk nenenangkannya.

"Kak, Salma udah tenang disana.. I know it's hard, but.. Lo harus terima semuanya. Lo harus kuat, gue yakin Salma akan sedih kalau liat lo kayak gini."

Allysha mengusap air mata yang sempat jatuh dipipi Kenath.

"Andai aja bisa, gue akan selalu ada buat lo, Ice bear.." batin Allysha.

"Lo jangan sedih dong.. Kan masih ada gue. Ya? Jangan nangis, lo jelek kalau nangis. Ga nangis aja lo udah jelek." ujar Allysha sembari menekan kedua pipi Kenath.

" ujar Allysha sembari menekan kedua pipi Kenath

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tapi suka, kan?" ujar Kenath tersenyum tipis.

"Gak! Jangan halu!" seru Allysha yang langsung melepaskan tangannya dari pipi Kenath.

Nothing Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang