Kenath dan Allysha kini sedang berada di rooftop. Mereka berdiri di ujung tembok sembari melihat pemandangan langit malam.
Angin berhembus sejuk membuat beberapa helaian rambut Allysha tersapu ke belakang.
"Duduk aja." ujar Kenath.
Allysha mengagguk lalu mereka berdua meletakkan bokongnya di kursi panjang yang ada disana.
"Ca." panggil Kenath.
"Hm?" Allysha menoleh.
"Lo seneng balik ke Indo?" tanya Kenath.
"Seneng banget, dong. Gue sedikit nyesel sih kenapa waktu dulu gue ngabisin waktu di Australia." balas Allysha tersenyum.
"Lo nyaman ada di deket gue?"
Pertanyaan Kenath membuat senyum Allysha sedikit memudar.
"Maksud lo?"
"Lo selama ini selalu bareng gue, jalan bareng gue. Apa itu buat lo nyaman atau sebaliknya?" tanya Kenath.
"Hmm.. Gue.." Allysha menggantung ucapannya.
Tanpa aba-aba dia memeluk Kenath dari samping dengan erat dan membuat Kenath terkejut.
"Nyaman, nyaman, nyaman banget lo ada disamping gue. Lo sama seperti Arka buat gue." seru Allysha yang masih memeluk Kenath sembari menutup matanya dan tersenyum.
Kenath merasakan detak jantungnya berdegup kencang dan gugup. Ia juga merasakan hal yang sama pada gadis ini.
"Apa sekarang saatnya?" batin Kenath.
"Ca." panggil Kenath lagi.
Allysha mendongkak menatap wajah Kenath.
"Lo belum pernah pacaran?"
Allysha menggeleng imut.
"Lo mau..." Kenath melepaskan pelukan Allysha perlahan.
"Mau apa?" Tanya Allysha penasaran.
"Lo mau ja.."
"Woy! Malah pacaran disini! Gue cariin kemana-mana. Waktunya kita foto." seru Atha yang tiba-tiba datang.
Kenath mendengus kesal, hampir saja dia..
"Lo ganggu banget, sih. Iya nanti gue nyusul." kesal Kenath.
"Jangan pacaran lama-lama, nanti yang ketiga nya setan." ujar Atha.
"Iya elo setannya." balas Kenath.
Atha memutarkan bola matanya malas dan kembali turun ke lantai bawah.
"Ice bear." panggil Allysha.
"Lo tadi mau ngomong apa?" tanya Allysha.
"Ah? Nggak kok. Don't mind, kita kebawah aja, yuk. Pasti Arka nyariin lo juga." ujar Kenath gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Without You
Teen FictionKisah seorang gadis berumur 16 tahun yang harus tegar dalam melawan sakit yang di deritanya, ia hampir menyerah dalam menghadapi semua dan Allysha yakin bahwa hidupnya tidak akan lama lagi. Sampai ia dipertemukan dengan seseorang yang tak disangka m...