CHAPTER 5

123 30 2
                                    

Kenath terpaku dan menggerutuki dirinya sendiri, shit! Kenapa gue bisa nyosor sembarangan? Lo bego Kenath!  batinnya.

Kenath mengacak rambutnya kesal telah melakukan hal yang membuatnya.. arrgghh sudahlah.

Dia meninggalkan taman belakang dan saat melewati kelas XI MIPA 2, dia tak sengaja melihat dari luar jendela Allysha sedang tertawa riang bersama Yerin seakan tidak terjadi apa-apa, dan Kenath yakin bahwa Allysha sedang menahan sakit akibat kelakuan Clarista namun ia berusaha untuk tetap tersenyum. Buktinya? Warna merah bekas tamparannya masih terpampang jelas di pipi kanan Allysha.

>>>>>>

"Muka lo kusut mulu daritadi, kenapa lo? Ada masalah?" tanya Atha penasaran.

"Clarista." balas Kenath singkat.

"Kenapa lagi tuh cabe? Dia gangguin lo lagi?" tanya Atha geram.

Kenath menggeleng "Bukan gue."

"Terus?"

"Dia nampar Allysha." lanjutnya.

"Hah?! Serius lo? Kok bisa?" pekik Atha kaget.

Kenath menghela napas sejenak lalu dia menceritakan semua yang terjadi 15 menit yang lalu.

"Wah.. Bener-bener tuh cabe, berani nampar calon gue." ujar Atha seraya menggebrakkan meja.

"Calon apaan anjir?" tanya Arvan.

"Calon pacar gue...lah." balas Atha terhenti saat mendapat tatapan tajam dari Kenath.

"Kenapa bos? Biasa aja kali ngeliatin gue nya." ujar Atha seraya tertawa geli.

"Lo jangan biarin si Clarista itu buat yang macem-macem lagi ke Allysha, lo tau kan tuh anak selalu mencari cara untuk dapatkan apa yang dia inginkan. Contohnya yaa dia dari dulu pengen banget jadi cewek lo." ujar Arvan.

"Banyak bacot lo ah, sotoy dasar." ejek Atha melempar penghapus yang ada dimeja nya.

"Serah lu tai." ketus Arvan.

Kenath berpikir sejenak, benar juga apa yang dikatakan Arvan. Clarista selalu menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan, termasuk dirinya.

Tidak, Kenath tidak akan biarkan itu terjadi, dirinya tidak akan membiarkan Allysha jatuh ditangan cewek itu.

Tunggu, kenapa Kenath jadi peduli pada Allysha? Apa dia...

>>>>>>

Allysha terdiam seraya melihat ke arah langit yang gelap dan hujan pun sudah turun membasahi jalanan.

Ya, dikarenakan Arka yang sedang sibuk dengan tugas utama nya sebagai ketua OSIS dan mobil Allysha sedang diperbariki, mengakibatkan perempuan itu harus menunggu taksi di terminal pinggir jalan.

"Gue gak boleh kedinginan, bisa-bisa gue mimisan sama muntah darah lagi." gumam Allysha seraya menggosokkan kedua tangannya.

Allysha melihat ke arah jam tangannya yang tiba-tiba berbunyi akibat suhu tubuhnya yang rendah.

Tin! Tin!

Suara klakson mobil yang berhenti dihadapannya membuat Allysha terkejut.

Pintu mobil terbuka dan menampilkan sosok Kenath dengan seragam dikeluarkan sekaligus jaket hitam nya.

"Lo belum balik?" tanya Kenath.

"Bisa liat kan?" tanya Allysha balik.

Melihat Allysha yang menggigil membuat Kenath melepaskan jaket nya dan mengalungkannya pada tubuh Allysha.

Nothing Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang