Setelah Arka mengetahui penyakitnya membuat Allysha merasa sedikit lega karena tidak ada apa-apa lagi yang perlu ia tutupi.
"Sha, maafin gue ya.. Ini salah gue, gara-gara gue Arka jadi tau semuanya." ujar Yerin.
Allysha tersenyum padanya "Ini bukan salah lo, Rin.. Udah saatnya gue jujur. Makasih, ya selama ini lo udah perhatian sama gue."
Yerin membalas senyumnya dan mengagguk.
"Semoga lo cepet sembuh, Sha. Gue mau lo selalu ada bareng gue."
Yerin lalu memeluk Allysha dari samping, sementara Allysha tertegun melihat Yerin. Dia bersyukur telah diberikan sahabat dan teman-teman baru yang baik, yang selalu menyayanginya.Allysha teringat perkataan dokter semalam.
Flashback on
"Tubuh Allysha sementara ini masih lumayan stabil, tapi yang saya khawatirkan karena penyakit pasien sudah hampir mencapai stadium 3 jadi saya sarankan Allysha dirawat di luar negeri. Kemungkinan disana sudah banyak alat-alat canggih yang belum rumah sakit di Indonesia miliki, sebelum semuanya semakin parah, sebaiknya kalian mengikuti saran saya." jelas dokter.
Allysha menunduk seraya mengasihani dirinya. Arka yang melihat itu pun merasa cemas sekaligus bimbang, apakah Allysha harus kembali dibawa ke Australia untuk mendapatkan perawatan terbaik. Karena Arka juga sudah menghubungi orang tua nya tentang Allysha dan mereka juga menyarankan hal yang sama bahwa adiknya itu harus kembali ke Australia untuk menjalani masa pengobatannya.
"Apa ada cara lain selain berobat diluar, dok? Soalnya adik saya juga masih perlu waktu untuk melanjutkan sekolahnya disini." tanya Arka.
"Untuk sementara ini bisa dengan cara kemoterapi. Karena ketika sel kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain dan berkembang ke stadium lanjut, kemoterapi dapat dilakukan untuk meringankan gejala-gejala kanker seperti rasa sakit, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien." jelas dokter lagi.
Flashback off
"Gue gaakan ninggalin lo." ujar Allysha.
>>>>>>
Bel pulang sekolah berbunyi, Arka langsung menjemput Allysha ke kelasnya.
"Sha, itu abang lo." ujar Yerin.
Allysha menoleh ke arah pintu dan nampak Arka yang tersenyum ke arahnya.
"Gue duluan ya, Rin." ujar Allysha.
"Iya, lo hati-hati." balas Yerin.
Allysha dan Arka pun berjalan menuju parkiran, tetapi di tengah koridor mereka bertemu dengan Kenath.
"Hai, ice bear!" sapa Allysha sembari melambaikan tangannya.
Kenath hanya tersenyum tipis sebagai respon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Without You
Teen FictionKisah seorang gadis berumur 16 tahun yang harus tegar dalam melawan sakit yang di deritanya, ia hampir menyerah dalam menghadapi semua dan Allysha yakin bahwa hidupnya tidak akan lama lagi. Sampai ia dipertemukan dengan seseorang yang tak disangka m...